Kemandirian ekonomi, kepribadian dan sosial pengemudi ojek disabilitas Difa Bike Yogyakarta

Authors

  • Septa Dwi Nugroho Departemen Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Politik, Universitas Negeri Yogyakarta
  • Amika Wardana Departemen Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Politik, Universitas Negeri Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.21831/dimensia.v14i1.76720

Keywords:

Disabilitas, Pekerjaan, Kemandirian Ekonomi, Inklusi Sosial, Studi Fenomenologi

Abstract

Penelitian ini mengkaji pengalaman kerja dan kemandirian penyandang disabilitas sebagai pengemudi ojek di Difa Bike Yogyakarta melalui pendekatan kualitatif dan analisis fenomenologi. Wawancara dilakukan dengan enam pengemudi yang telah bekerja lebih dari satu tahun serta pendiri Difa Bike. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengemudi memiliki motivasi tinggi untuk mandiri dan mampu mengatasi stigma serta tantangan dalam bekerja. Mereka menganggap pekerjaan ini layak meskipun belum tersedia asuransi khusus. Difa Bike mendukung pengemudinya melalui fasilitas, kerja sama, pengembangan sistem, dan bimbingan. Kemandirian ekonomi terlihat dari kemampuan memenuhi kebutuhan keluarga, mencapai target keuangan, dan mengakses layanan perbankan. Secara sosial, mereka berkontribusi dalam komunitas dan mendapatkan pengakuan sebagai individu yang setara. Penelitian ini menekankan pentingnya peluang kerja inklusif dalam meningkatkan kemandirian ekonomi, pribadi, dan sosial penyandang disabilitas.

This study examines the work experiences and independence of disabled motorcycle taxi drivers at Difa Bike Yogyakarta using a qualitative approach and phenomenological analysis. Interviews were conducted with six drivers who have worked for over a year and the founder of Difa Bike. The findings reveal that the drivers have a strong motivation for self-sufficiency and can overcome stigma and work-related challenges. They consider their job viable despite the lack of specialized insurance. Difa Bike supports its drivers through facilities, partnerships, system development, and guidance. Economic independence is reflected in their ability to meet family needs, achieve financial goals, and access banking services. Socially, they contribute to their communities and gain recognition as equals. This study highlights the importance of inclusive employment opportunities in enhancing the economic, personal, and social independence of individuals with disabilities.

 

References

Afrizal. (2015). Metode penelitian kualitatif: Sebuah upaya mendukung penggunaan penelitian kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu. PT. RajaGrafindo Persada.

Aplikasi Difa Bike Mobile. (2023). Tersedia di https://www.difabike.com. Diakses pada 19 Agustus 2023.

Cahyati, A.D. et. al. (2019). Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan dan Pengembangan Karakter bagi Penyandang Disabilitas. Abdamas. 46-52.

Fibrianto, A.S. (2018). Difa City Tour dan Transport: Sebagai Wadah Kreatif untuk Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Difabel Sejahtera. Media InformasiPenelitian Kesejahteraan Sosial. 42 (1) : 17-36.

Fibrianto, A.S. & Yuniar, A.D. (2019). Memupuk Produktivitas Kerja Komunitas Difabel di Yogyakarta Indonesia. Jurnal Analisa Sosiologi. 8 (2) : 46-54.

Franciska, C. (2016). Ojek Difabel 'Satu-Satunya di Dunia' Ada di Yogyakarta. Tersedia di: https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/08/160829_majalah_ojek_difabel Diakses pada 19 Agustus 2023.

Hastuti., Dewi, R.K., Pramana, R.P., & Sadaly, H. (2020). Kendala mewujudkan pembangunan inklusif penyandang disabilitas. The SMERU Research Institute.

International Labour Organization. (2013). Mewujudkan peluang kerja yang setara bagi penyandang disabilitas melalui perundang-undangan: Petunjuk pelaksanaan. (Terjemahan International Labour Office). ILO Publications.(Edisi aasli diterbitkan tahun 2007 oleh International Labour Office).

Kementerian Kominfo. (2018). Efektivitas Pelaksanaan Jambore TIK Penyandang Disabilitas dalam Meningkatkan Efikasi Diri untuk Kemandirian Memasuki Dunia Kerja Jakarta: Puslitbang Aptika dan IKP Kominfo

Kementerian Kominfo. (2021). Aku Bisa!. Jakarta: Komunika Kominfo.

Kementerian PPPA. (2019). Menemukenali dan Menstimulasi Anak Penyandang Disabilitas: Panduang Dasar untuk Orang Tua, Keluarga dan Pendamping. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Liputan 6. (2019). Tersedia di : https://www.liputan6.com/disabilitas/read/4133392/ojek-penyandang-disabilitas-pertama-di-dunia?page=2 Diakses pada 19 Agustus 2023.

Maftuhin, A. et. al. (2019). Melawan Mustahil: Kisah Sembilan Difabel Melewati Batas Kemungkinan. Yogyakarta: Magnum Pustaka.

MaPPIFHUI & SAPDA. (2019). Panduan Penanganan Perkara Penyandang Disabilitas Berhadapan dengan Hukum. Jakarta: MaPPI FHUI dan AIPJ2.

Narasi TV. (2018). Tersedia di : https://narasi.tv/video/mata-najwa/difa-city-tour-satu-satunya-ojek-difabel-di-dunia Diakses pada 27 Agustus 2023.

PB Nahdlatul Ulama. et. al. (2019). Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas. Jakarta: PBNU.

Salim, I. & Yulianto, M.J. (2021). Memantau Pemenuhan Hak-Hak Disabilitas. Jakarta: Bappenas, KSP, JPODI.

Sobur, A. (2013). Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode Fenomenologi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, CV.

Wicaksono, P. & Kustiani, R. (2019). Seperti Apa Seleksi Pengemudi Ojek Online Penyandang Disabilitas?. Tersedia di : https://difabel.tempo.co/read/1278998/seperti-apa-seleksi-pengemudi-ojek-online-penyandang-disabilitas. Diakses pada 1 September 2023.

Yulaswati, V. et. al. (2021). Tinjauan Peningkatan Akses dan Taraf Hidup Penyandang Disabilitas Indonesia: Aspek Sosio-Ekonomi dan Yuridis. Jakarta: Bappenas.

Downloads

Published

2025-03-06