Pembelajaran Sosiologi dalam Pembentukan Budaya Toleran
DOI:
https://doi.org/10.21831/dimensia.v14i1.75423Keywords:
Budaya toleransi, Pembelajaran Sosiologi, Habitus toleransi, Pendidikan Multikultural, Kompetensi guruAbstract
Indonesia, sebagai negara yang beragam dan multikultural, menghadapi peluang sekaligus tantangan dalam mengelola heterogenitas sosialnya. Keragaman dapat menjadi kekuatan nasional, tetapi juga berpotensi menimbulkan konflik jika tidak dikelola dengan baik. Meningkatnya kasus intoleransi di kalangan pelajar menjadi isu krusial yang memerlukan perhatian akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran sosiologi dalam membentuk budaya toleransi di sekolah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menerapkan metode studi kepustakaan dengan menganalisis dokumen terkait Kurikulum Merdeka, kebijakan pemerintah, serta artikel ilmiah tentang pembelajaran sosiologi, pendidikan multikultural, dan toleransi. Hasil penelitian ini mengidentifikasi tiga aspek utama: habitus toleransi di sekolah, peran pembelajaran sosiologi dalam membangun budaya toleran, dan kompetensi guru sosiologi dalam menanamkan nilai-nilai toleransi. Temuan ini menegaskan pentingnya pendidikan sosiologi sebagai alat strategis dalam membentuk sikap toleransi di kalangan siswa dan menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif.
Indonesia, as a diverse and multicultural nation, faces both opportunities and challenges in managing its social heterogeneity. While diversity can be a source of national strength, it also has the potential to generate conflict if not properly managed. The increasing cases of intolerance among students have become a critical issue that requires scholarly attention. This study aims to examine the role of sociology in fostering a culture of tolerance in schools. Using a qualitative approach, this research employs a literature review method, analyzing documents related to the Merdeka Curriculum, government policies, and academic articles on sociology education, multicultural education, and tolerance. The findings highlight three key aspects: the habitus of tolerance in schools, the role of sociology education in cultivating a tolerant culture, and the competencies of sociology teachers in promoting tolerance. These findings emphasize the importance of sociology education as a strategic tool for instilling tolerance among students and fostering inclusive school environments.
References
Afif, A. (2012). Model Pengembangan Pendidikan Islam Berbasis Multikultural. Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, 7(1), 1-18.
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Banks, J. A., & Banks, C. A. M. (Eds.). (2010). Multicultural education: Issues and perspectives. John Wiley & Sons.
Banks, J. A. (2016). Cultural Diversity and Education: Foundations, Curriculum, and Teaching. New York: Routledge
Fathiyah Wardah (18 Mei 2023) Setara Institute: Jumlah Pelajar yang Intoleran Aktif Meningkat, 83% Nilai Pancasila Bisa Diganti. https://www.voaindonesia.com/a/setara-institute-jumlah-pelajar-yang-intoleran-aktif-meningkat-56-setuju-syariat-islam/7097499.html diakses tanggal 2 April 2024.
Ghufronudin, G. (2019). Internalisasi Nilai–Nilai Multikulturalisme Melalui Kultur Sekolah. Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi, 3(2), 79-92.
Guler, N., Kirshner, S. N., & Vidgen, R. (2024). A literature review of artificial intelligence research in business and management using machine learning and ChatGPT. Data and Information Management, 100076.
Hong, F., & Zhouxiang, L. (2020). The Routledge handbook of sport in Asia. London: Routledge.
Izzah, N. I. (2020). Urgensi Pendidikan Multikultural Di Indonesia Dalam Pendidikan Agama Islam. Al Hikmah: Journal of Education, 1(1), 35-46.
Jayadi, K., Abduh, A., & Basri, M. (2022). A meta-analysis of multicultural education paradigm in Indonesia. Heliyon, 8(1).
Pattinasarany, I. R. I., Kusumadewi, L. R., & Setiadi, A. P. (2022). Creating the Habitus of Tolerance in Indonesian Schools: Normative, Praxis, and Symbolic Dimensions. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 27(1), 10.
Irawati, I. R., & Kusumadewi, L. R. (2022). Habitus sekolah sebagai ruang pembentukan karakter dan budaya toleran. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Sambi, S., Wilodati, W., & Komariah, S. (2020). Urgensi Pengajaran Pendidikan Multikultural Menggunakan Problem Based Learning. Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 2(2), 125-134.
Septiana, A., & Afifah, L. (2022, November). Upaya Sekolah dalam Menanamkan Nilai Karakter Untuk Pencegahan 3 Dosa Besar Dunia Pendidikan. In Proseding Didaktis: Seminar Nasional Pendidikan Dasar (Vol. 7, No. 1, pp. 1312-1322).
Badan Pusat Statistik (2023). Statistik Indonesia 2023 (Statistical Yearbook of Indonesia 2023).
Sutalhis, M. S. M., & Novaria, E. V. A. (2023). Pembelajaran Multikultural: Memahami Diversitas Sosiokultural Dalam Konteks Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Psikologi (Jipp), 1(3), 112-120.
Tantoro, Susvi et. al. (2019). Modul Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad 21. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan: Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Ulmi, T. F., Maftuh, B., & Wilodati, W. (2022). Konstruksi harmonisasi melalui model pembelajaran IBK berbasis pendidikan multikultural. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, 13(2), 534-542.
Voronchenko, T., Klimenko, T., & Kostina, I. (2015). Learning to live in a global world: project-based learning in multicultural student groups as a pedagogy of tolerance strategy. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 191, 1489-1495.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
- Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari karya versi terbitan jurnal (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya pada tahun jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena hal ini dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan karya yang diterbitkan lebih awal dan lebih banyak (Lihat The Pengaruh Akses Terbuka).
====================================================
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).