Dari Tradisi ke Pariwisata

Modal Sosial dan Dinamika Pelestarian Tenun Ikat di Kediri

Authors

  • Nathifa Azzarandra Kartika Putri Departemen Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang , Indonesia
  • Deny Wahyu Apriadi Departemen Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang , Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.21831/dimensia.v14i2.81754

Keywords:

Social capital, Ikat woven cloth, Tourist village

Abstract

Pelestarian budaya lokal tidak hanya bergantung pada warisan material, tetapi juga pada kekuatan relasi sosial dalam komunitas. Studi ini menganalisis peran modal sosial dalam pengembangan dan pelestarian tenun ikat di Kampung Wisata Bandar Kidul, Kota Kediri. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui triangulasi sumber dan dianalisis dengan model interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial berupa partisipasi generasi muda, solidaritas komunitas, serta dukungan pemerintah dan lembaga menjadi faktor pendukung utama dalam menjaga keberlanjutan tradisi tenun ikat. Sebaliknya, tantangan yang dihadapi mencakup sikap konservatif sebagian warga, keterbatasan dana, dan penurunan jumlah pengrajin. Temuan ini menegaskan bahwa modal sosial merupakan elemen kunci dalam menghubungkan dimensi budaya dan pembangunan komunitas secara berkelanjutan.

The preservation of local culture relies not only on material heritage but also on the strength of social relations within communities. This study analyzes the role of social capital in sustaining and developing the traditional ikat weaving industry in the cultural tourism village of Bandar Kidul, Kediri City. Using a descriptive qualitative approach, data were collected through source triangulation and analyzed using the interactive model of Miles & Huberman. The findings indicate that social capital manifested through youth participation, community solidarity, and support from government and external institutions serves as a key driver in preserving the ikat weaving tradition. Conversely, challenges include conservative attitudes among some residents, limited financial resources, and the declining number of weavers. These findings highlight the strategic function of social capital in connecting cultural heritage preservation with sustainable community-based development.

Published

2025-07-01

How to Cite

Putri, N. A. K., & Apriadi, D. W. (2025). Dari Tradisi ke Pariwisata: Modal Sosial dan Dinamika Pelestarian Tenun Ikat di Kediri. Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi, 14(2), 67–80. https://doi.org/10.21831/dimensia.v14i2.81754

Citation Check

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.