Eksibisionisme Digital dan Krisis Norma Sosial
Analisis Sosiologis atas Perilaku Menyimpang di Ruang Maya
DOI:
https://doi.org/10.21831/dimensia.v14i3.86592Abstract
Penelitian ini mengkaji eksibisionisme digital sebagai bentuk penyimpangan sosial baru di era digital, di mana media sosial memungkinkan individu menampilkan aspek pribadi secara terbuka kepada publik. Eksibisionisme tidak lagi terbatas pada ruang fisik, tetapi meluas ke ruang virtual yang dibentuk oleh kebutuhan validasi sosial, algoritma media, dan melemahnya kontrol moral. Berdasarkan perspektif sosiologis tentang penyimpangan, kontrol sosial, dan konstruksi realitas sosial, studi ini menyoroti perubahan norma dan pembentukan identitas dalam interaksi daring. Individu terdorong menampilkan tubuh, kehidupan pribadi, atau konten seksual demi perhatian, pengakuan, atau kepuasan diri, yang menunjukkan keterkaitan antara teknologi, budaya, dan kondisi anomie. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan menganalisis literatur akademik, regulasi hukum, dan teori-teori sosiologi yang relevan. Secara keseluruhan, eksibisionisme digital menggambarkan bagaimana ruang digital mengaburkan batas antara privasi dan konsumsi publik, serta menormalisasi perilaku yang menantang tatanan moral dan sosial masyarakat kontemporer.
This study examines digital exhibitionism as a new form of social deviance emerging in the digital era, where social media enables individuals to publicly display private aspects of their lives. No longer limited to physical spaces, exhibitionism now extends to virtual realms shaped by social validation, algorithmic exposure, and weakened moral control. Drawing on sociological perspectives of deviance, social control, and the social construction of reality, this paper argues that digital exhibitionism reflects a shift in social norms and identity formation in online interactions. Individuals often expose their bodies, intimate lives, or sexualized content in pursuit of attention, recognition, or self-gratification, revealing the intersection of technology, culture, and anomie. The study adopts a library research method, analyzing scholarly literature, legal frameworks, and sociological theories to interpret the phenomenon. Ultimately, digital exhibitionism illustrates how the digital sphere blurs boundaries between privacy and publicity, normalizing behaviors that challenge moral and social order in contemporary society.Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Aulia Shafika, Cindy Ardhita Rahmawati, Novita Sari

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
- Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari karya versi terbitan jurnal (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya pada tahun jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena hal ini dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan karya yang diterbitkan lebih awal dan lebih banyak (Lihat The Pengaruh Akses Terbuka).
====================================================
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).






