MODEL PENDIDIKAN KARAKTER ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI PROGRAM KESENIAN KETOPRAK
Andrean Ilham Listiady,
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Hasby Alfin Shidiq,
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Sholikhati Nur Aziza,
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Nur Shafira Yunanda,
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Soetrisno Soetrisno,
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Aini Mahabbati,
, Indonesia
Pengembangan nilai karakter menjadi masalah bagi anak berkebutuhan khusus di SLB Tunas Bhakti Pleret Yogyakarta. Di sisi lain sekolah memiliki sumber daya yang dapat menjadi sarana pengembangan nilai karakter pada anak berkebutuhan khusus (ABK), di antaranya adalah sumber daya kesenian tradisional ketoprak. Oleh karena itu, perlu dikembangkan model pendidikan karakter ABK melaui kesenian tradisional ketoprak. Program ini dikembangkan melalui empat tahap awal R & D Borg & Gall (1983). Subjek adalah 20 ABK, informan adalah kepala sekolah dan guru. Metode pengumpulan data adalah wawancara dan observasi perilaku siswa. Hasil yang ditunjukkan adalah program pendidikan karakter siswa ABK melalui kesenian tradisional ketoprak dikembangkan melalui analisis kebutuhan terkait kondisi karakter siswa dan analisis potensi kesenian tradisional. Tahap program yang dibutuhkan sekolah adalah tahap perencanaan meliputi pembentukan divisi program; perumusan rancangan program; identifikasi siswa, karakter positif yang harus dikembangkan dan pemeranan, serta pengukuran perilaku siswa sebagai baseline. Tahap pelaksanaan program berisi penanaman nilai karakter positif dan keterampilan ABK dalam bermain kesenian ketoprak. Tahap evaluasi perkembangan perilaku dan keterampilan ABK dalam berketoprak yang meliputi evaluasi selama proses dan di akhir kegiatan. Serta tahap monitoring untuk pengembangan karakter siswa dan keberlanjutan program. Hasil ujicoba terbatas menunjukkan 20 siswa yang mengikuti pelatihan ketoprak berhasil mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter kerja keras, inisiatif, komunikatif, bekerja sama, peduli dan toleransi, kreatif, dan rasa ingin tahu yang terlihat dalam interaksi dengan teman dan pelatih selama kegiatan. Keterampilan siswa dalam bermain ketoprak juga meningkat yang terlihat pada dialog, permainan peran, dan tarian. Secara kuantitatif, rata-rata peningkatan karakter siswa sebesar 18%. Karakter disiplin mengalami peningkatan yang paling tinggi yaitu 50%, sedangkan karakter yang mengalami peningkatan paling rendah yakni kreativitas sebesar 9%.