Dampak sosialisasi empat pilar MPR RI terhadap Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi

Hastangka Hastangka, Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Armaidy Armawi, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Kaelan Kaelan, , Indonesia

Abstract


Penggunaan istilah empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara untuk program sosialisasi telah menimbulkan polemik dan perdebatan di masyarakat. Empat pilar tersebut meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dirumuskan oleh MPR RI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dampak sosialisasi Empat Pilar tersebut terhadap pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Data penelitian diambil dari buku, jurnal ilmiah, artikel surat kabar, dan berita di media online ataupun offline, dan dokumen yuridis, seperti peraturan perundang-undangan. Analisis data menggunakan pendekatan interpretatif, induksi-analitis, semiotik, dan analisis wacana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) sosialisasi empat pilar berdampak pada ambiguitas pemaknaan dan pemahaman baik dari peserta didik maupun dosen dalam pembelajaran Pancasila sebagai dasar atau pilar kehidupan bernegara dan berbangsa, dan (2) penggunaan istilah empat pilar telah mengacaukan pemahaman dan pengetahuan para peserta didik dalam memahami Pancasila.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

The application of the term “Four Pillars of Life of the People and the Nation” in socialization creates polemic and debate in society. Those four pillars are Pancasila, the 1945 Constitution, the Unitary State of the Republic of Indonesia, and Unity in Diversity, which formulated by the People's Consultative Assembly of the Republic of Indonesia. The objective of this research is to investigate the impact that socialization has on the education of Pancasila in a higher level of education. The research data obtained from books, scientific journals, newspaper articles, other online and offline sources, and legal documents, for instance, legislation. Interpretative, analytic-induction, semiotic, and disclosure approaches applied to the analysis. The result shows that the socialization has immense impacts on 1). The ambiguity toward the meaning and the understanding by both students and lecturers in learning Pancasila as the pillar of the life of the people and the nation, and 2).  The use of the term “four pillars” has disrupted the understanding and the knowledge of students in their comprehension toward Pancasila.


Keywords


pendidikan Pancasila, empat pilar MPR RI, perguruan tinggi.

Full Text:

DOWNLOAD FULL PAPER

References


Airlangga, Z. C. (2017). Ironi empat pilar: proyek ratusan miliar. Diambil 15 Juni 2018, dari https://nusantara.news/ironi-empat-pilar-proyek-ratusan-miliar

As’ad, S. A. (2009). Negara Pancasila jalan kemaslahatan berbangsa. Jakarta: LP3ES.

Edelman, M. (1985). Political language and political reality. PS, 18(1).

Kaelan. (2012). Problem epistemologis empat pilar berbangsa dan bernegara. Yogyakarta: Paradigma.

Kaelan. (2014). Pendidikan Pancasila edisi reformasi 2014. Yogyakarta: Paradigma.

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. (2016). Buku ajar mata kuliah wajib umum Pancasila (1 ed.). Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. https://doi.org/10.1007/s12032-011-9855-6

Mudhofir, A. (2006). Pancasila sebagai pokok pangkal sudut pandang bagi ilmu menurut Notonagoro. Jurnal Filsafat, 39(1), 27–33. https://doi.org/10.22146/jf.23213

Mulyoto, G. P., & Samsuri, S. (2017). Pengaruh model project citizen dengan pendekatan saintifik terhadap penguasaan kompetensi kewarganegaraan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 14(1), 105–118.

Murdiono, M., Miftahuddin, & Kuncorowati, P. W. (2017). The education of the national character of Pancasila in secondary school based on pesantren. Cakrawala Pendidikan, XXXVI(3), 423–434.

Sudaryanto. (2017). Kekeluargaan sebagai kunci pemahaman Pancasila. Jurnal Filsafat, 17(2), 151–165. https://doi.org/10.22146/jf.23156

Sumardjoko, B., & Musyiam, M. (2018). Model of civic education learning based on the local wisdom for revitalizing values of Pancasila. Cakrawala Pendidikan, 37(2), 201–211. https://doi.org/10.21831/cp.v37i2.18037

Supeni, S. (2015). Pengembangan model internalisasi pendidikan karakter pancasila pada guru pendidikan anak usia dini. Cakrawala Pendidikan, XXXIV(1), 118–127.

Sutarto, Jaedun, A., & Nuryadin. (2017). Dampak pengiring pembelajaran pendekatan saintifik untuk pengembangan sikap spiritual dan sosial siswa. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 36(1), 44–56. https://doi.org/10.21831/cp.v36i1.12792

Tim Dosen Pancasila Pusat MPK Universitas Brawijaya. (2017). Pancasila dalam diskursus sejarah, jalan tengah, dan filosofi bangsa. Yogyakarta: Ifada.

Tim Kerja Sosialisasi MPR-RI. (2012). Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR-RI.

Winarno. (2012). Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi panduan praktis pembelajaran. Surakarta: Yama Pustaka.

Wreksosuhardjo, S. (2004). Filsafat Pancasila secara ilmiah dan aplikatif. Yogyakarta: Andi.




DOI: https://doi.org/10.21831/jc.v16i2.21908

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Hastangka Armaidy Armawi, dan Kaelan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Our journal indexed by:

                     

Supported by:

RJI Main logo

 

Jurnal Civics Media Kajian Kewarganegaraan is published by Univesitas Negeri Yogyakarta in collaboration with Indonesia Association Profession of Pancasila and Civic Education/Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (AP3KnI).


Creative Commons License

Jurnal Civics is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

j.civics stat