Upaya Memperkecil Kesenjangan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dengan Tuntutan Dunia Industri
Abstract
Vocational High Schools are concerned with human resources development to cope the requirements of fast developing market. Indonesian education is still not comprehensive as it emphasizes on the hard skills and neglects the soft skills and eventually the graduates find difficulty to compete in the workforce. In preparing competent human resources as expected by the industry, the prioritised programs to be undertaken by the Vocational High Schools are (1) conducting the teaching factory program; (2) collaborative programs with the industry that consist of: field practices, internship (on the job training), industrial visits, recruitments, industrial classes; and (3) stakeholders’ guidance related to workforce.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu pemegang peranan penting dalam penyiapan tenaga kerja dituntut untuk selalu dapat mengikuti kebutuhan pasar yang terus berkembang. Sekolah yang ada di Indonesia belum membentuk lulusan yang mempunyai dua keterampilan yaitu hard skillsdan soft skillsdan pada akhirnya lulusannya akan sulit bersaing di dunia kerja.Dalam menyiapkan tenaga kerja yang berkompeten sesuai harapan industri, SMK dapat melaksanakan program-program kegiatan yaitu: (1) program teaching factory; (2) Jalinan kerjasama dengan industri yang berbentuk: pengelolaan prakerin yang baik, magang (on the job training), pengelolaan kunjungan industri, rekruitmen tenaga kerja, penyelenggaraan kelas industri; dan (3) Penyuluhan dan pembinaan dari stake holder terkait dengan ketenagakerjaan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arimbi Ramadhiani. 2014. AFTA 2015 Menguntungkan Pengembang Lokal. Kompas online, Oktober 2014
Callan,VJ. 2003. Generic Skills Understanding Vocational Education and Training Teacher and Student Attitudes. Adelaide: NCVER
Clarke, M. 2007. Understanding and Managing Employability in Changing Career Contexts. Journal of European Industrial Training. Vol 32 nomor 4, 258-284
Depdiknas. 1990. Peraturan Pemerintah Nomor 29, Tahun 1990, tentang Pendidikan Menengah
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
Fajaryati, Nuryake. 2012. Evaluasi Pelaksanaan Teaching Factory SMK di Surakarta. Jurnal Pendidikan Vokasi. No 2 Volume 3 Tahun 2012
O’Brien, PS. 1997. Making College Count: A real World Look at How to succeed in and After College. USA: Graphic Management Corp
Suryowati, Estu. 2014. Mencetak Lulusan yang Diharapkan Industri. Artikel. Diambil tanggal 27 April 2015 dari http://bisnis keuangan.kompas.com
Utomo, Pramudi. 2011. Peranan SDM Unggul Berkarakter dan Tuntutan Dunia Industri Makalah. Diambil tanggal 27 April 2015 dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/ fi les/131576241/mklh_semnas2011_SDM%20dan%20Tuntutan%20Industri.pdf
Wardani, Dani. 2011. Kontribusi Ketrampilan Sosial Dalam Pembelajaran IPS Terhadap Kesiapan Kinerja Praktek Kerja Industri. Jurnal UPI. Edisi Khusus No. 2 Agustus 201
DOI: https://doi.org/10.21831/jptk.v23i1.9354
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Online (e-ISSN): 2477-2410 || Printed (p-ISSN): 0854-4735
Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan by http://journal.uny.ac.id/index.php/jptk was distributed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My StatsSupported by:
Social Media: