Evaluasi implementasi kurikulum muatan lokal bahasa daerah dan pendidikan lingkungan hidup
Rusman Rusman, Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang tingkat efektifitas pelaksanaan muatan lokal dari aspek konteks, masukan, proses, dan produk. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian evaluasi yang menunjukan prosedur dan proses pelaksanaan kurikulum muatan lokal pada tingkat SMA. Penelitian ini menganalisis efektifitas masing-masing komponen dari model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, dan Product). Studi dilakukan kepada 30 orang guru muatan lokal dan 170 peserta didik dari kelas X dan XI. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama. Efektifitas pelaksanaan muatan lokal dilakukan dengan merubah skor mentah yang didapat dari kuesioner menjadi T-skor. Skor tersebut kemudian dianalisis menggunakan model Glickman. Hasil penelitian menunjukan secara umum pelaksanaan muatan lokal untuk Bahasa Daerah dan pendidikan lingkungan hidup sudah berjalan dengan baik, namun terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan terutama dari aspek input dan process. Khusus untuk pendidikan lingkungan hidup diperlukan kebijakan baru dan sosialisasi dari pemerintah daerah agar penyelenggaraan pendidikan lingkungan hidup dapat lebih baik.
Evaluation the implementation of local content curriculum of local languange and enviromental education
This study aimed to describe the level of effectiveness of the implementation of the local content of the aspects of context, input, process, and product. This study included in the evaluation study that shows procedures and processes local curriculum at the high school level. This study analyzes the effectiveness of each component of the evaluation model CIPP (Context, Input, Process, and Product). The study was conducted for 30 teachers of local content and 170 students from class X and XI. Data were collected using questionnaires as the main instrument. The effectiveness of the implementation of the local content achieved by converting raw scores obtained from the questionnaire into a T-score. The score was then analyzed using a model Glickman. The results showed the general implementation of local content for local language and environmental education has been going well, but there are some things that need to be improved, especially from the aspect of input and process. Especially for environmental education needed socialization and new policies from local governments to the implementation of environmental education can be better.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adam, A. B. (2014). Analisis implementasi kebijakan kurikulum berbasis lingkungan hidup pada program adiwiyata mandiri di SDN Dinoyo 2 Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, 166-173.
Ansyar, M. (2015). Kurikulum hakikat, fondasi, desain dan pengembangan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bjork, C. (2004). Decentralization in education in Indonesia. International Review of Education, 245 - 262.
Danim, S. (2002). Inovasi pendidikan dalam upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Datnow, A., & Stringfield, S. (2000). Working together for reliable school reform. Journal of Education for Students Placed at Risk (JESPAR), 183-204.
Demmert Jr, W. G. (2011). What is culture-based education? Understanding pedagogy and curriculum. Honoring our heritage: Culturally appropriate approaches to Indigenous education, 1-9.
Dewi , N. L., Manuaba, I. B., & Made Putra, M. P. (2015). Studi evaluasi implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari context, input, process dan product (cipp) pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran kabupaten badung. Mimbar PGSD Undiksha, 1 - 11.
Dhanarko, T. B., Purnaweni, H., & Kismartini, K. (2016). Implementasi kebijakan pendidikan lingkungan melalui program adiwiyata di propinsi jawa tengah (studi kasus sma negeri 2 pati dan sma negeri 9 semarang). Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/55962/
Hasan, H. (2009). Evaluasi kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hindun, L. (2012). Hubungan antara persepsi siswa mengenai variasi gaya mengajar guru dalam pembelajaran biologi dengan motivasi belajar siswa kelas x di MAN Kendal. Semarang: IAIN Walisongo.
Idi, A. (2014). Pengembangan kurikulum teori dan praktik. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Maryono. (2016). The implementation of schools’ policy in the development of the local content curriculum in primary schools in pacitan, indonesia. Academic Journal Education Research and Review, 891-906.
Murwanti, S. (2013). Pengaruh sertifikasi profesi guru terhadap motivasi kerja dan kinerja guru di smk negeri se-surakarta. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE), 12-21.
Nasir, M. (2013). Pengembangan kurikulum muatan lokal dalam konteks pendidikan islam di madrasah. HUNAFA: Jurnal Studia Islamika, 1-18.
Orstein, A. C., & Hunkins, F. P. (2013). Curriculum foundation, principles, and issues. New Jersey: Pearson.
Pakaya, Y. (2007). Relevansi antara keprofesional guru dengan tugas mengajar pada mata pelajaran sejarah (studi kasus di SMA negeri Gorontalo). Inovasi, 102-113.
Pramswari, L. P. (2014). Pembelajaran bahasa sunda di wilayah perbatasan: dilema implementasi kurikulum 2013. Mimbar Sekolah Dasar, 201-208.
Rahayu, A. T. (2011). Pengaruh kualifikasi akademik pelatihan, pengalaman mengajar, dan persepsi guru tentang penerapan pembelajaran ips secara terpadu terhadap kinerja guru ips terpadu di smp negeri se-kota blitar. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.
Ringwalt, C. L., Ennet, S., Johnson, R., Rohrbach, L. A., Simons, R. A., Vincus, A., & Thorne, J. (2003). Factors associated with fidelity to substance use prevention curriculum guides in the nation's middle schools. Health Education & Behavior, 375-391.
Riptiani, K. M., Manuaba, I., & Made Putra, M. P. (2015). Studi evaluasi implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari cipp pada sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan kabupaten badung. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
Rusman. (2011). Manajemen kurikulum. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sorensen, R D; Goldsmith, L M; Mendez, Z Y; Maxwell, K T;. (2011). The principal s guide to curriculum leadership. Corwin press. London: Corwin, Sage Ltd.
Sriadnyani, N. M., Manuaba, I. S., & Putra, M. (2015). Studi evaluasi implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari cipp pada sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan kabupaten badung. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
Stufflebeam, D. L. (2003). The CIPP model for evaluation. The International Handbook of Educational Evaluation, 31 - 62.
Sutjipto, S. (2015). Diversifikasi kurikulum dalam kerangka desentralisasi pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 317-338.
Tondo, F. H. (2009). Kepunahan bahasa-bahasa daerah: faktor penyebab dan implikasi etnolinguistis. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 277 - 295.
Wahyudin, D. (2014). Manajemen kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Wibawa, S. (2013). Mengukuhkan pembelajaran bahasa, sastra, dan budaya daerah sebagai muatan lokal. Konferensi Internasional Budaya Daerah III (pp. 1-13). Sukoharjo: Universitas Veteran.
Widoyoko, S. P. (2005). Kompetensi mengajar guru ips SMA kabupaten Purworejo. Ditjen Pendidikan Nasional, 1-14.
Yeom, M., Acedo, C., & Utomo, E. (2002). The reform of secondary education in indonesia during the 1990s: basic education expansion and quality improvement through curriculum decentralization. Asia Pacific Education Review, 56-68.
DOI: https://doi.org/10.21831/jpipfip.v11i2.19542
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Supervised by:
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan has been indexed by: