PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI MELALUI TEMATIK UNIT
Abstract
Proses pernbelajaran anak usia awal sebaiknya terintegrasi, yaitu
tidak mernandang bidang studi secara terpisah, tetapi saling terikat satusarna
lain. Anak dipandang sebagai orang yang baru pertarna rnelihat
dunia. Bagi rnereka tidak ada keterpisahan antar IPA, IPS, rnaternatika,
bahasa, dan lain-lain. Anak belajar sernua itu pada saat yang sarna dari
hasil interaksinya dengan lingkungan. Oleh karena itu pendekatan
pernbelajaran terintegrasi lebih terasa pas digunakan untuk pernbelajaran
anak usia awal.
Ide inilah yang barangkali rnengilharni penyusunan kurikulurn SD
unluk tidak rnernasukkan rnata pelajaran IPA secara eksplisit kedalarn
kurikulurn SD 1994 untuk kelas satu sarnpai dengan kelas tiga. Ketidak
tercanturnan IPA tersebut hendaknya tidak diartikan bahwa rnata pelajaran
IPA dihapus, tetapi IPA diintegrasikan kedalarn rnata pelajaran lain
seperti agarna, bahasa Indonesia, rnaternatika, dan lain-lain. Konsentrasinya,
guru harus marnpu rneng-integrasikan IPA kedalarn rnatapclajaran
lain, kalau tidak il1gin IPA benar-benar terhapus.
Salah satu cara untuk rnernungkinkan teIjadinya pernbelajaran IPA
terintegrasi ialah rnelalui Ternatik Unit. TU rnerupakan serangkaian
terna-tcma tersebut digunakan sebagai topik-topik dalam proses pembelajaran.
Oleh karena sernua tema berasal dari satu terna pokok, maka
proses pernbelajaran terasa lebih padu. Dengan pengambilan terna pokok
yang rnenarik yang sedang teIjadi dan menyentuh kehidupan anak, rnaka
proses pembelajaran rnenjadi lebih bermakna dan lebih rnudah dipahami
oleh anak.
tidak mernandang bidang studi secara terpisah, tetapi saling terikat satusarna
lain. Anak dipandang sebagai orang yang baru pertarna rnelihat
dunia. Bagi rnereka tidak ada keterpisahan antar IPA, IPS, rnaternatika,
bahasa, dan lain-lain. Anak belajar sernua itu pada saat yang sarna dari
hasil interaksinya dengan lingkungan. Oleh karena itu pendekatan
pernbelajaran terintegrasi lebih terasa pas digunakan untuk pernbelajaran
anak usia awal.
Ide inilah yang barangkali rnengilharni penyusunan kurikulurn SD
unluk tidak rnernasukkan rnata pelajaran IPA secara eksplisit kedalarn
kurikulurn SD 1994 untuk kelas satu sarnpai dengan kelas tiga. Ketidak
tercanturnan IPA tersebut hendaknya tidak diartikan bahwa rnata pelajaran
IPA dihapus, tetapi IPA diintegrasikan kedalarn rnata pelajaran lain
seperti agarna, bahasa Indonesia, rnaternatika, dan lain-lain. Konsentrasinya,
guru harus marnpu rneng-integrasikan IPA kedalarn rnatapclajaran
lain, kalau tidak il1gin IPA benar-benar terhapus.
Salah satu cara untuk rnernungkinkan teIjadinya pernbelajaran IPA
terintegrasi ialah rnelalui Ternatik Unit. TU rnerupakan serangkaian
terna-tcma tersebut digunakan sebagai topik-topik dalam proses pembelajaran.
Oleh karena sernua tema berasal dari satu terna pokok, maka
proses pernbelajaran terasa lebih padu. Dengan pengambilan terna pokok
yang rnenarik yang sedang teIjadi dan menyentuh kehidupan anak, rnaka
proses pembelajaran rnenjadi lebih bermakna dan lebih rnudah dipahami
oleh anak.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.9206
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Social Media:
Jurnal Cakrawala Pendidikan by Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan UNY is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/index.