PEMBANGUNAN RUMAH PEDESAAN BERDASARKAN ARSITEKTUR BIOLOGIK WAHANA KONSERVASI KESELARASAN LINGKUNGAN
Abstract
Dalam proses membangun, manusia diharapkan kepada
dua arus yang ~elalu terkait, yaitu alam atau teknik•. Teknik
timbul bila ada kekurangan. Teknik merupakan alat bantu
yang dengan ·,·cepat clapat diterapkan kalau proses biologis
dirasakan terialu Iamban;. Namun, penerapan ,teknik dapat
menimbulkan akibat sampingan, baik biologis, psikologis maupun
ekdlogis~ Dampak inilah yang merupakan .imbalan dari
kelebihan teknik ya\"g dangkal dan berjangka pendek. Siapa
yang'melakukan teknik dengan eqergi yang tidak dapat diper.
barui. akan menimbulkan pencemaran dan perusakan peredaran
kehidupan.
Pembangunan rumah-rumah dan pembukaan lingkungan
yang berlebiban dengan tumbangnya pohon-pohon dan pengurasan
bahan. energi yang berlebihan, mengakibatkan k~adaan
biologi, psikologi dan ekologi kritis. Seperti kata Eko Budihardjo,
manakala perbukitan tidak lagi ditanami pepohonan
melainkan dipenuhi bangunan, tambak serta rawa tidak lagi
menampung air tetapi diurug tanah dan dipadati perumahan,
dan lahan di pUS;at kota dijejali dengan hutan beton-baja-kaca
tak pelak lagi kita akan menuju ke jurang kehancuran lingkungan
(Eko Budihardjo, 1987:65).
Untuk mengantisipasi k~adaan kritis tersebut, arsitektur
biologik akan mempergunakan a1am sebagai dasar
rancang!t:n pembangunan, khususnya untuk pembangunan
rumah pedesaan. Arsitektur. biologik adalah bagian dari arsitektur.
ekologik yang jauh lebih .luas dan rumit karena juga
memperhatikan pembangunan alternatif, bionik, iklim, budaya
setempat dan biologi pembangunan. Dengan memperhatikan
dasar-dasar arsitektur biologik secara integral sebagai dasar
perencanaan rumah dan pemukiman pedesaan, kita akan dapat
merealisasikan pembangunan rumah dan pemukiman yang seimbang
dan selaras dengan lingkungan alam, yang pada akhiroya
merupakan wahana pelestarian keselarasan lingkungan
alamo
dua arus yang ~elalu terkait, yaitu alam atau teknik•. Teknik
timbul bila ada kekurangan. Teknik merupakan alat bantu
yang dengan ·,·cepat clapat diterapkan kalau proses biologis
dirasakan terialu Iamban;. Namun, penerapan ,teknik dapat
menimbulkan akibat sampingan, baik biologis, psikologis maupun
ekdlogis~ Dampak inilah yang merupakan .imbalan dari
kelebihan teknik ya\"g dangkal dan berjangka pendek. Siapa
yang'melakukan teknik dengan eqergi yang tidak dapat diper.
barui. akan menimbulkan pencemaran dan perusakan peredaran
kehidupan.
Pembangunan rumah-rumah dan pembukaan lingkungan
yang berlebiban dengan tumbangnya pohon-pohon dan pengurasan
bahan. energi yang berlebihan, mengakibatkan k~adaan
biologi, psikologi dan ekologi kritis. Seperti kata Eko Budihardjo,
manakala perbukitan tidak lagi ditanami pepohonan
melainkan dipenuhi bangunan, tambak serta rawa tidak lagi
menampung air tetapi diurug tanah dan dipadati perumahan,
dan lahan di pUS;at kota dijejali dengan hutan beton-baja-kaca
tak pelak lagi kita akan menuju ke jurang kehancuran lingkungan
(Eko Budihardjo, 1987:65).
Untuk mengantisipasi k~adaan kritis tersebut, arsitektur
biologik akan mempergunakan a1am sebagai dasar
rancang!t:n pembangunan, khususnya untuk pembangunan
rumah pedesaan. Arsitektur. biologik adalah bagian dari arsitektur.
ekologik yang jauh lebih .luas dan rumit karena juga
memperhatikan pembangunan alternatif, bionik, iklim, budaya
setempat dan biologi pembangunan. Dengan memperhatikan
dasar-dasar arsitektur biologik secara integral sebagai dasar
perencanaan rumah dan pemukiman pedesaan, kita akan dapat
merealisasikan pembangunan rumah dan pemukiman yang seimbang
dan selaras dengan lingkungan alam, yang pada akhiroya
merupakan wahana pelestarian keselarasan lingkungan
alamo
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/cp.v2i2.8936
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Social Media:
Jurnal Cakrawala Pendidikan by Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan UNY is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/index.