Kontradiksi e-learning: perubahan relasi intersubyektif antara guru dan siswa
DOI:
https://doi.org/10.21831/socia.v19i1.50759Keywords:
e-learning, teknologi, relasi intersubyektif, guru, siswaAbstract
Artikel ini membahas dua sudut pandang pembelajaran dalam jaringan melalui e-learning yang diselenggarakan sebagai bentuk inovasi pendidikan. Teknologi e-learning merupakan alternatif dan solusi pada berbagai situasi pembelajaran. Namun ada pandangan positif dan negatif tentang perubahan relasi intersubyektif antara guru dan siswa yang disebabkan oleh penempatan teknologi sebagai arena pembelajaran. Penempatan posisi guru dan siswa sebagai subyek dialihkan oleh keberadaan teknologi pembelajaran. Tujuan dari pembahasan dalam artikel ini untuk menunjukkan tantangan humanisasi pendidikan yang disebabkan perubahan relasi intersubyektif aktor pendidikan karena kemunculan teknologi. Kajian ini dilakukan menggunakan metode literatur review melalui berbagai hasil penelitian berkaitan dengan teknologi, pendidikan jarak jauh, dan pembelajaran dalam jaringan, Data dikumpulkan secara struktur tematik dan dianalisis secara deskriptif dan critical appraisal. Selain itu berbagai perspektif teoritis digunakan dalam menganalisis hasil kajian. Berdasarkan refleksi kritis yang dilakukan, ditemukan bahwa teknologi dapat merubah persepsi dan cara manusia dalam menempatkan teknologi karena terdapat pro dan kontra yang muncul pada pemanfaatan e-learning.
References
Agustina, R., Santosa, P. I., Ferdiana, R., Teknik, J., Informasi, T., Mada, U. G., Grafika, J., & Yogyakarta, N. (2016). E-learning vs M-learning. 91–96.
Alifia, U., Barasa, A. R., Bima, L., Pramana, R. P., Revina, Sh., & Tresnatri, F. A. (2020). Belajar dari Rumah: Potret Ketimpangan Pembelajaran pada Masa Pandemi COVID-19. Smeru Research Institute, 1, 1–8. http://www.smeru.or.id/sites/default/files/publication/cp01_covidpjj_in_0.pdf
Azzizah, Y. (2015). Socio-Economic Factors on Indonesia Education Disparity. International Education Studies, 8(12). https://doi.org/10.5539/ies.v8n12p218
Baum, S., & McPherson, M. (2019). The human factor: The promise & limits of online education. Daedalus, 148(4). https://doi.org/10.1162/DAED_a_01769
Cahyani, A., Listiana, I. D., & Larasati, S. P. D. (2020). Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. IQ (Ilmu Al-Qur'an): Jurnal Pendidikan Islam, 3(01). https://doi.org/10.37542/iq.v3i01.57
Carr-Chellman, A. A. (2005). Global perspectives on e-learning: Rhetoric and reality. In Global Perspectives on E-Learning: Rhetoric and Reality. https://doi.org/10.4135/9781452204390
Faisal, M. (2017). Generasi Phi. Penerbit Republika.
Fei, V. L., & Hung, D. (2016). Teachers as Learning Designers: What Technology Has to Do with Learning. A View from Singapore. Educational Technology, 56(4).
Freire, P. (2019). Pendidikan Kaum Tertindas. Narasi.
Gaskell, A. (2019). Open education: international perspectives in higher education. Open Learning: The Journal of Open, Distance and e-Learning, 34(3). https://doi.org/10.1080/02680513.2019.1577728
Hardiman, F. B. (2020). Heidegger dan Mistik Keseharian. Kepustakaan Gramedia Populer.
Haryatmoko. (2010). Dominasi Penuh Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi. Gramedia.
HootSuite. (2020). Digital Data Indonesia 2020. Data Report.
Jaggars, S. S., Edgecombe, N., & Stacey, G. W. (2013). What We Know about Online Course Outcomes. Research Overview. Community College Research Center, April.
Kementerian Riset, T. dan P. T. (2016). Kebijakan Pendidikan Jarak Jauh dan E-Learning di Indonesia. Jurnal Teknologi, 8(2), 131–137.
Lim, F. (2008). Filsafat Teknologi: Don Ihde tentang Dunia, Manusia, dan Alat. PT Kanisius.
Lundine, J., Hadikusumah, R. Y., & Sudrajat, T. (2013). Indonesia's progress on the 2015 Millenium Development Goals. Indonesia 360, 3(3).
Marmolejo, F. (2016). What matters most for tertiary education: A framework paper. SABER Working Series No. 11, 11. http://wbgfiles.worldbank.org/documents/hdn/ed/saber/supporting_doc/Background/TED/SABER_Tertiary_ Framework.pdf
Picciano, A. G. (2006). Online learning: Implications for higher education pedagogy and policy. Journal of Thought, 41(1).
Pohan, J. E. (2019). Filsafat Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.
Ponti, M. (2014). Self-directed learning and guidance in non-formal open courses. Learning, Media and Technology, 39(2), 154–168. https://doi.org/10.1080/17439884.2013.799073
Postman, N. (2019). Matinya Pendidikan: Redefinisi Nilai-Nilai Sekolah. Immortal.
Redpath, L. (2012). Confronting the bias against on-line learning in management education. Academy of Management Learning and Education, 11(1), 125–140. https://doi.org/10.5465/amle.2010.0044
Remtulla, K. A. (2007). Democracy or Digital Divide? The Pedagogical Paradoxes of Online Activism. Doing Democracy: Striving for Political Literacy & Social Justice, 322(2008), 267–280.
Setiawan, H. (2014). Manusia Utuh: Sebuah Kajian atas Pemikiran Abraham Maslow. Kanisius.
squline. (2017). Global E-Learning Market. https://squline.com/id/indonesia-masuk-top-10-pertumbuhan-e-learning-di-seluruh-dunia-squline-targetkan-kenaikan-25-dari-angka-pertumbuhan-bisnis/
Tavangarian, D., Leypold, M. E., Ní¶lting, K., Rí¶ser, M., & Voigt, D. (2004). Is e-Learning the Solution for Individual Learning ? Electronic Journal of E-Learning, 2.
Wentworth, D. K., & Middleton, J. H. (2014). Technology use and academic performance. Computers and Education, 78. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2014.06.012
Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.