Aren (Arenga Pinnata) Sebagai Unsur Pembentuk Budaya, Sejarah, Toponimi, dan Religi-Mitologi di Jawa

Authors

  • Devan Firmansyah Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asy'ari
  • Nur Elifianita Susanti Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.21831/ikadbudi.v14i1.84596

Abstract

Tanaman aren (Arenga pinnata) memiliki peran multidimensional dalam kehidupan masyarakat Jawa, tidak hanya sebagai sumber pangan dan bahan baku industri rakyat, tetapi juga sebagai unsur penting dalam sejarah, budaya, religi-mitologi, dan toponimi. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri eksistensi dan peran tanaman aren dalam empat ranah tersebut di wilayah Jawa, khususnya Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan historis dan semiotik, melalui telaah pustaka terhadap prasasti, naskah kuno, data toponimi, serta tradisi lisan dan budaya material. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman aren telah dikenal sejak abad ke-7 M dan digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti bahan minuman tradisional (lÄ•gíªn, tuak), motif batik (kawung), serta simbol religius dalam ritus Kapitayan dan Buddha TantrayÄna. Secara mitologis, aren dianggap sebagai penjelmaan Dewi UmÄ dan Dewi Tikanawati. Selain itu, ditemukan sedikitnya 79 toponimi di Pulau Jawa yang mengandung unsur nama aren atau variannya. Temuan ini menegaskan pentingnya tanaman aren tidak hanya dari sisi ekologis dan ekonomi, tetapi juga sebagai bagian dari identitas budaya lokal. Penelitian ini merekomendasikan pelestarian tanaman aren dan penguatan edukasi berbasis etnobotani sebagai strategi pelestarian warisan budaya Jawa.

 

Kata Kunci: aren; kawung; tuak; lÄ•gíªn

References

Brandes, J. L. A., & Krom, N. J. (1913). Oud-Javaansche Oorkonden Nagelaten Transscripties. Albrecht & co.

Brandes, J. L. A. (1920). Pararaton (Ken Arok): Het Boek der Koningen van Tumapěl en van Majapahit (Verhandelingen van het Bataviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen deel LXII. Albrecht & Co.-Martinus Nijhoff.

Cahyono, M. D. (2013). Wanwacarita Kesejarahan Desa-Desa Kuno di Kota Malang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Malang.

Cahyono, M. D. (2025, April 11). Keanekaragaman Hayati Nusantara, Manakala Nira Menjadi Bahan Herbal Aneka Produk Kerakyatan Mentradisi: Kesejarahan Pajang Nira di Jawa [Status update]. Facebook. https://www.facebook.com/share/p/1B7jP9e3S7/

CÅ“dès, G. (1931). Les Inscriptions Malaises de í‡rÄ«vijaya. Bulletin de l'í‰cole Franí§aise d'Extríªme-Orient Année 1930(30), 29-80.

Damais, L. C. (1955). II. Etudes D'épigraphie Indonésienne: IV. Discussion de la Date Desinscriptions. Bulletin de l'Ecole Franí§aise d'Extríªme-Orient 47(1):7-290.

De Casparis, J. G. (1941). Nogmaals de Sanskrit-Inscriptie op den Steen van Dinojo. Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-En Volkenkunde, Deel LXXXI, 499-513.

Eni, S. P. dan Tsabit, A. H. (2017). Arsitektur Kuno Kerajaan-Kerajaan Kediri, Singasari, dan Majapahit di Jawa Timur Indonesia. Rajawali Pers.

Galeswangi, R. H. (2023). Identifikasi Wilayah "˜Watak' di Malang Raya berdasarkan Sebaran Prasasti Abad IX dan X Masehi. Epigrafi Sebagai Garda Depan Peradaban Indonesia, 121-144. Penerbit Taksaka bekerja sama dengan Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia dan Universitas Negeri Malang.

Gericke, J.F.C. dan Roorda, T. (1847). Javaansch-Nederduitsch Woordenboek op Last en in Dienst van het Nederlandsch Bijbelgenootschap. Johannes Mí¼ller.

Gericke, J. F. C., Roorda, T., Vreede, A. C., & Gunning, J. G. H. (1901). Javaansch-Nederlandsch Handwoordenboek Deel II. Johannes Mí¼ller-E.J. Brill.

Geria, I M. (2017). Perjalanan Suci. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Griffiths, A., Sastrawan, W. J., & Bastiawan, E. (2024). Restoring a Javanese Inscription to its Proper Place. Bijdragen tot de taal-, land- en Volkenkunde/Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 2024, 180(2-3), 133-211. 10.1163/22134379-bja10060

Groeneveldt, W. P. (1876). Notes on the Malay Archipelago and Malacca: Compiled from Chinese Sources. W. Bruining & M. Nijhoff.

Hardiati, E. S., Djafar, H., Soeroso., Ferdinandus P.E. J., & Nastiti, T. S. (2019). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno (Edisi Pemutakhiran). Balai Pustaka.

Hardjowardojo, R. P. (1965). Pararaton. Bhratara.

Hermandra. (2022). Motif Kawung Pada Batik Tradisional Yogyakarta: Kajian Semantik Inkuisitif. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa 11(2), 378-388. http://dx.doi.org/10.26499/rnh.v11i2.5219

Heryani, H. (2016). Keutamaan Gula Aren & Strategi Pengembangan Produk. Lambung Mangkurat University Press.

Horne, E.C. (1974). Javanese-English Dictionary. Yale University Press.

Kuswanto. (2017). Relief Cerita Bersifat Hindu di Candi Jago Kabupaten Malang. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Manzil, L. D., & Pambudiarto, B. A. (2024). Studi Reaksi Fermentasi pada Minuman Legen. Jurnal Integrasi Proses dan Lingkungan (JIPL) 2(1), 80-86. http://dx.doi.org/10.30587/jipl.v2i1.8054

Muliani, D. (2018). Simbolisme Motif Batik Kawung sebagai Element Estetis Interior di Lobby Pullman Hotel Jakarta Pusat. Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya 3(1), 1-12. https://doi.org/10.26742/pantun.v3i1.800

Munandar, A. A. (2016). Toponimi dalam Kajian Arkeologi. Prosiding, Seminar Nasional Toponimi: "Toponimi dalam Perspektif Ilmu Budaya", Kamis, 3 November 2016, 1-26. Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB), Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), dan Komunitas Toponimi Indonesia (KOTISIA).

Nastiti, T. S. (1989). Minuman pada Masyarakat Jawa Kuno. Proceedings Pertemuan Ilmiah Arkeologi V: II.B Kajian Arkeologi Indonesia, Yogyakarta, 4-7 Juli 1989 V(II B), 83-98.

Noor, R., & Asih, T. (2018). Tumbuhan Obat di Suku Semendo Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. Penerbit Laduni.

Nugroho. (2015, November 28). Kecamatan Wajak. Harian Malang Post, h.75.

Nurhajarini, D. R., Suyami., & Guritno S. (1999). Kajian Mitos dan Nilai Budaya dalam Tantu Panggelaran. Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Padmasusastra, K. (1903). Síªrat Bausastra: Jarwa Kawi. Sie Dhian Hí¶.

Pigeaud, Th. G. T. (1960). Java in the 14th Century: A Study in Cultural History The NÄgara-KÄ›rtagama by Rakawi Prapanca of Majapahit, 1365 A.D. I Javanese Texts in Transcription. Martinus Nijhoff.

Poerwadarminta, W. J. S. (1939). Baoesastra Djawa. J.B. Wolters-Maatschappij N. V. Groningen.

Pullen, L. S. (2021). Patterned Splendour: Textiles Presented on Javanese Metal and Stone Sculptures Eighth to the Fifteenth Century. ISEAS-Yusof Ishak Institute.

Purnomo. (2013). Tanaman Kultural dalam Perspektif Adat Jawa: Kajian Aspek Filosofi, Konservasi, dan Pemanfaatan Tanaman dalam Kultur dan Tradisi Jawa. Universitas Brawijaya Press (UB Press).

Robson, S. O. & Sidomulyo, H. (2021). Threads of the Unfolding Web: The Old Javanese Tantu PanggÄ•laran. ISEA –Yusof Ishak Institute.

Santosa, I. B. (2017). Suta Naya Dhadap Waru: Manusia Jawa dan Tumbuhan. Interlude.

Satari, S. S. (2009). Upacara Weda di Jawa Timur: Telaah Baru Prasasti Dinoyo. AMERTA: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi 27(1):34-43.

Soedowo, E. (2009). Produk Local Genius Nusantara Bernama Tuak. Seri Warisan Budaya Sumatera Bagian Utara No. 0409: Jejak Pangan dalam Arkeologi, 40-54. Balai Arkeologi Medan.

Sundari, W., Kusnadi., & Subaharianto, A. (2016). Istilah-Istilah dalam Pembuatan Gula Kelapa pada Masyarakat Jawa di Desa Kaligondo Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi (Tinjauan Etnolinguistik). Jurnal Publika Budaya 1(20), 1-9.

Sunjata, W. P., Sumarno., & Mumfangati, T. (2014). Kuliner Jawa dalam Serat Centhini. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sunyoto, A. (2017). Atlas Walisongo: Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah. Pustaka IIMaN dan LESBUMI PBNU.

Suprapta, B. (2015). Makna Gubahan Ruang Situs-Situs Hindhu-Buddha Masa Sinhasari Abad XII-XIII Masehi di Saujana Dataran Tinggi Malang dan Sekitarnya. (Disertasi Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada).

Suyami, Nurhajarini, D. R., & Astuti, R. (1998). Kajian Nilai Budaya Naskah Kuna cariyos Dewi Sri. Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suyono, C. R. P. (2009). Dunia Mistik Orang Jawa: Roh, Ritual, Benda Magis. LKiS.

Suwardono. (2008). Candi Badut. Diktat Pedoman Candi Badut.

Swandayani, A. (1989). Makanan dan Minuman dalam Masyarakat Jawa Kuno Abad 9-10 M: Suatu Kajian Berdasarkan Sumber Prasasti dan Naskah. (Skripsi Sarjana, Universitas Indonesia).

Tim Fasilitator UPT Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat. (2019). Bahan Ajar Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Aren. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau.

Trigangga. (2003). Tiga Prasasti Batu Jaman Raja Sindok. Museum Nasional.

Van der Hoop, A. N. J. Th. í Th. (1949). Indonesische Siermotieven-Ragam-ragam Perhiasan Indonesia-Indonesian Ornamental Design. N. V. v/h A. C. Nix & Co, Bandoeng.

Van der Meulen, W. J. (1976). The PurÄ« PÅ«tikeÅ›varapÄvita and the Pura KÄñjuruhan. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 132(4):445-462.

Van Steenis, C. G. G. J. (2013). Flora (Surjowinoto, M., Penerjemah). PT Balai Pustaka (Persero).

Yamin, H. M. (1962). Tatanegara Madjapahit Sapta-Parwa: Parwa II. Jajasan Prapantja.

Yofani, R. (2010). Beragam Tanaman pada Relief Candi di Jawa Timur Abad 14 Masehi (Kajian Bentuk dan Pemanfaatan). (Skripsi Sarjana, Universitas Indonesia).

Zoetmulder, P. J., & Robson, S. O. (2006). Kamus Jawa Kuna Indonesia (Darusuprapta & Suprayitna, S., Penerjemah). Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

2025-06-24

How to Cite

Firmansyah, D., & Susanti, N. E. (2025). Aren (Arenga Pinnata) Sebagai Unsur Pembentuk Budaya, Sejarah, Toponimi, dan Religi-Mitologi di Jawa. Jurnal IKADBUDI, 14(1). https://doi.org/10.21831/ikadbudi.v14i1.84596