Ekokritik alam dan manusia dalam antologi geguritan lingkungan air
Suwardi Endraswara, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Abstract
Ekokritik merupakan suatu kritikan yang diutarakan mengenai lingkungan alam sekitar. Dalam penyampaian ekokritik, dapat disampaikan melalui sebuah karya sastra. Geguritan merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk puisi Jawa yang sering digunakan untuk penyampaian ekokritik, seperti pada geguritan yang bertemakan lingkungan air yang meliputi geguritan Banjir oleh MS Diharjo, Kali Cilik Ngarep Omahku oleh Eko Nuryono, Kalibeningku oleh Asti Pradnya Ratri, dan Elegi Bengawan Sore oleh Sumono Sandy Asmoro. Oleh karena itu, pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana ekokritik yang ada pada antologi geguritan bertemakan lingkungan air yang dicurahkan oleh pengarangnya. Dalam penelitian ini, pengarang menggunakan perspektif ekokritik sastra dalam mengkaji data-data dari antologi geguritan lingkungan air. Selanjutnya data-data yang telah dianalisis dijelaskan secara deskriptif dan diambil kesimpulan. Hasil dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa: 1) terdapat ekokritik pencemaran air sungai pada geguritan Kali Cilik Ngarep Omahku oleh Eko Nuryono dan Kalibeningku oleh Asti Pradnya Ratri yang disebabkan oleh ulah manusia. 2) ekokritik bencana alam banjir pada geguritan Banjir oleh MS Diharjo yang disebabkan oleh sifat manusia yang serakah, gegabah, dan tidak bisa merefleksi diri. 3) ekokritik binatang dalam geguritan Elegi Bengawan Sore oleh Sumono Sandy Asmoro yang juga mengkritik keserakahan manusia yang menyebabkan tidak seimbangnya ekosistem alam.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/ikadbudi.v12i2.72138
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Cited By
Ikadbudi