NYADRAN ORANG JAWA DI MAKAM SEWU BANTUL YOGYAKARTA DALAM ANTROPOLOGI BUDAYA
Abstract
Antropologi budaya adalah studi perilaku budaya masyarakat yang hidup secara berkelompok di lingkungan masyarakat dengan berbagai macam cirikhas kehidupannya salah satu contohnya dalam tradisi upacara nyadran. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosesi, fungsi folklor, dan makna simbolis ubarampe upacara Nyadran Makam Sewu di Bantul. Sumber data ini adalah informasi dari warga Dusun Pijenan-Pedak, panitia upacara Nyadran, pemimpin upacara, kaum atau rois, pengurus makam sewu, mantan pengurus makam sewu, juru kunci, serta perangkat Dusun Pijenan-Pedak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam terbuka, wawancara terstruktur, observasi partisipasi/ pengamatan berperan serta, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti dengan menggunakan alat bantu kamera, tape recorder, dan buku catatan. Teknik analisis data dengan menggunakan cara etnografi (1) tahap pemrosesan satuan meliputi; tipologi satuan, penyusunan satuan, (2) kategorisasi/pengelompokan,(3) penafsiran data/kesimpulan. Selanjutnya metode keabsahan data menggunakan (1) triangulasi sumber dan triangulasi metode (2) perpanjangan keikutsertaan.Kajian ini menyimpulkan bahwa deskripsi rangkaian upacara Nyadran Makam Sewu di Bantul yang dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama adalah tahap persiapan upacara meliputi bersih lingkungan, tarub, midodareni, tahap kedua, pelaksanaan upacara meliputi (a) Semaan Al Qur’an, (b) Haul dan pengajian, (c) Khataman, tahlil, dan pengajian, (d) Kirap Jodhang, tahlil, kenduri, dan tabur bunga. Tahap ketiga, acara hiburan sholawat. Fungsi folklor dalam upacara Nyadran Makam Sewu di Bantul adalah (1) Fungsi sosial meliputi fungsi kegotong-royongan, fungsi sarana kerukunan hidup antar-warga, (2) Fungsi pelestarian tradisi, dan (3) Fungsi ritual.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/ikadbudi.v11i1.58344
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Cited By
Ikadbudi