Metafora bentuk manusia dalam sastra lisan mantra Sinding Badan masyarakat Melayu Sambas

Authors

March 21, 2023
November 30, 2022

Downloads

Mantra sebagai bentuk puisi tradisional merupakan warisan dari kehidupan primitif  zaman purba atau prasejarah yang berkembang sampai hari ini. Selain itu, mantra mengandung bahasa sugestif dan magis bagi para pengamalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan metafora bentuk manusia (human) pada  mantra Sinding Badan masyarakat Melayu Sambas. Metode dipahami dengan sudut pandang pendekatan linguistik fungsional sistemik dan kajian semiotik sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan metode wawancara. Sumber data penelitian  delapan judul mantra Penyinding Badan yang didapatkan dari narasumber yang berasal dari masyarakat Melayu Sambas. Penelitian ini berhasil mengungkap bahwa pada mantra Sinding Badan ditemukan bentuk-bentuk manusia yang direalisasikan dengan sapaan manusia, pronomina persona pertama tunggal dan pronomina persona kedua tunggal, pronomina posesif pertama tunggal dan pronomina posesif kedua tunggal, dan substitusi nama manusia. Penggunaan bentuk manusia yang dominan dalam mantra adalah metafora bentuk manusia dengan realisasi pronomina posesif "-ku" dan beberapa penggunaan "-mu". Hal ini menandakan bahwa tingkat "keakuan" atau tujuan mantra digunakan sesuai untuk memberikan pengaruh kepada pemantra sebagai "aku" dalam mantra. Di samping itu,  banyak juga digunakan metafora bentuk manusia yang direalisasikan dengan nama manusia, yakni manusia-manusia yang telah dipercaya oleh Allah SWT untuk memimpin dan terkenal mempunyai kekuatan tertentu. 

Kata kunci: metafora, manusia, mantra, semiotik sosial

The metaphor of the human form in the oral literature of the Sinding Badan mantra of the

Sambas Malay community 

Abstract

Mantra, as a form of traditional poetry, is a legacy from ancient or prehistoric primitive life that has developed to this day. In addition, mantras contain suggestive and magical language for practitioners. This study aims to describe the use of the metaphor of the human form in the Sinding Badan mantra of the Sambas Malay community. The method is understood from a systemic functional linguistic approach and social semiotic studies standpoint. This study uses a qualitative descriptive research method with the interview method. The research data source for the eight titles of the Penyinding Badan mantra was obtained from informants from the Sambas Malay community. This study revealed that in the Sinding Badan mantra, human forms are found which are realized with human greetings, the first singular personal pronoun, and the second single personal pronoun, the first single possessive pronoun and the second singular possessive pronoun, and the substitution of human names. The predominant use of the human form in mantras is the metaphor of the human form with the realization of the possessive pronoun "-ku" and some uses of "-mu." This indicates that the level of "I" or the purpose of the mantra is used accordingly to give effect to the caster as the "I" in the mantra. In addition, many human-form metaphors are also used, which are realized by the name of humans, namely humans who have been trusted by Allah SWT to lead and are known to have certain powers. 

Keywords: metaphor, human, mantra, social semiotics