Evaluasi terhadap implementasi lintas minat dalam kelompok peminatan di sma/ma kecamatan Lembang

Anggi Riafadilah, , Indonesia
Laksmi Dewi,

Abstract


Kurikulum 2013 yang berlaku di Indonesia, memuat lintas minat yang tujuannya untuk memberikan wadah bagi peserta didik dalam memperluas pilihan minat dan bakat di luar pilihan minat sesuai dengan minat-bakatnya, dan kemampuan akademik yang mempertimbangkan nilai raport, nilai ujian nasional, serta rekomendasi guru bimbingan konseling di SMP atau MTs. Berdasarkan studi pendahuluan, pelaksanaan lintas minat ini belum efektif. Maka dari itu, peneliti mengevaluasi implementasi lintas minat dalam kelompok peminatan di SMA dan MA yang ada di Kecamatan Lembang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan lintas minat dalam kelompok peminatan di SMA dan MA yang ada di Lembang belum sesuai dengan pedoman yang dibuat oleh kemendikbud. Ketidaksesuaian tersebut dalam hal proses pemilihan mata pelajaran dalam lintas minat. Sekolah menentukan mata pelajaran apa yang akan peserta didik dapatkan, padahal seharusnya peserta didik sendiri lah yang harus memilih mata pelajaran dalam lintas minat tersebut. Hal ini berimbas pada hasil belajar peserta didik. Faktor yang menyebabkan implementasi lintas minat tidak sesuai dengan pedoman kemendikbud diantaranya adalah jumlah guru, jumlah peserta didik, juga sarana dan prasarana yang terbatas.


Evaluation of the implementation of electives in interest groups in sma/ ma in the district of Lembang

2013 curriculum in Indonesia, contains a cross-section of interests who aim to provide a platform for learners in expanding choice of interest and talent outside the selection of interest in accordance with the interest-his talent, and academic ability who are considering the value of report cards, national examinations, as well as recommendations for guidance counseling teacher in junior high or MTS. Based on preliminary studies, the implementation of the cross-interest has not been effective. Therefore, researchers are evaluating the implementation of the cross-interest in peminatan group in high school and MA that is in the Sub District of Lembang. Data collection techniques in the study was an interview and documentation study. The results of this research is the implementation of the cross-interest in the interest group in high school and MA are there in the Lembang has not been in accordance with the guidelines made by the kemendikbud. The discrepancy in terms of the process of the selection of subjects in the traffic of interest. The school determines the subjects what will the learners get, when it should learners themselves who have to choose subjects in the interest of cross. This imposes the learning results of learners. The factors that led to the implementation of the cross-interest does not comply with the guidelines of kemendikbud including the number of teachers, the number of learners, as well as limited facilities and infrastructure.


Keywords


evaluation; electives; interest group

Full Text:

PDF

References


Ali, M. (2014). Memahami riset perilaku dan sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Alwasilah, A. C. (2015). Pokoknya studi kasus, pendekatan kualitatif. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Chall, M. and Stone, James. C. (1987). Ralph tyler: education—curriculum development and evaluation. SAGE.

Creswell, J. W. (2009). Research design: qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Newbury Park: Sage Publications.

Daryanto, S. N. (2013). Dinamika Nilai Kerja: Studi Indigenous Karyawan Bersuku Jawa. Journal of Social and Industrial Psychology. ISSN 2252-683. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip.

Febria, R. W. (2014). Survei tentang persepsi dan kesiapan konselor terhadap bimbingan dan konseling berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Surabaya Selatan. Jurnal BK UNESA. Surabaya Selatan Volume 04 Nomor 03 Tahun 2014.

Hamid, H. (2012). Pengembangan kurikulum pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hidayat, S. (2013). Pengembangan kurikulum baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Karli, H. (2014). Perbedaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 dan Kurikulum 2013 untuk Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Penabur - No.22/Tahun ke-13/Juni 2014.

Meliawati, W. (2017). Survei pelaksanaan lintas minat pada mata pelajaran biologi beserta analisis kendala pelaksanaan di sma negeri se kota malang. Tesis tidak diterbitkan, hal 1-10.

Naskah model peminatan dan lintas minat yang dibuat kemendikbud tahun 2017

Oktadiani, F. S. (2014). Persepsi siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus peminatan di sma negeri 1 pontianak). Tesis tidak diterbitkan.

Panjaitan, C. (2017). Analisis minat belajar biologi pada rumpun lintas minat berdasarkan implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas X SMA negeri Kota Malang. Tesis tidak diterbitkan Universitas Jambi.

Permendikbud nomor 64 tahun 2014

Permendikbud nomor 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah

Raharjeng, R. S. (2014). Implementasi kurikulum 2013 bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan layanan peminatan peserta didik sma negeri 2 Lamongan tahun ajaran 2013/2014. Jurnal BK. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2014, 1 – 9.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryanto, A. (2012). Perilaku pencarian informasi oleh siswa sma negeri 2 magelang. program studi ilmu perpustakaan, fakultas ilmu budaya, Universitas Diponegoro.




DOI: https://doi.org/10.21831/jpipfip.v11i2.19831

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Supervised by:

Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan has been indexed by:

  

View My Stats