PEWARNAAN KAIN PRIMISSIMA MENGGUNAKAN DAUN HENNA: FIKSATOR BAKING SODA, CUKA DAN TUNJUNG

Abstract

Tanaman henna telah digunakan sebagai bahan pewarna, terutama pewarna alami pacar kuku atau rambut. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemanfaatan daun henna sebagai pewarna alami pada kain mori primissima dengan fiksator baking soda, cuka dan tunjung. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui warna yang dihasilkan dari pewarnaan daun henna, mengetahui ketahanan luntur terhadap pencucian dan sinar matahari yang dipengaruhi oleh fiksator yang digunakan. Penelitian yang dilaksanakan termasuk penelitian eksperimen melalui penggunaan objek penelitian berupa bahan katun primisima dengan frekuensi 5x dan 20x pencelupan. Identifikasi warna menggunakan aplikasi Color Grab. Hasil warna pencelupan warna paling gelap hingga terang dihasilkan oleh fiksator tunjung diikuti fiksator cuka dan baking soda. Analisis data menggunakan anova non parametrik Kruskall Wallis melalui bantuan program SPSS. Pengujian lab yang dihasilkan dari ketahanan luntur terhadap pencucian dan sinar matahari pada uji ke 1 dan ke 2 tidak ada perubahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pewarnaan daun henna dengan fiksator baking soda dan cuka menghasilkan warna kekuningan-jingga, di mana baking soda memberikan warna yang cenderung pudar, sedangkan cuka menghasilkan warna yang lebih cerah. Sebaliknya, fiksator tunjung menghasilkan warna gelap dengan nuansa abu-abu kecoklatan dan kekuningan. (2) Ketahanan luntur terhadap pencucian sabun tertinggi ditemukan pada fiksator cuka, yang memperoleh nilai 4 dan termasuk kategori baik. (3) Ketahanan luntur terhadap sinar matahari juga paling tinggi pada fiksator cuka dan tunjung, masing-masing dengan nilai 4.5, yang juga tergolong baik. Secara keseluruhan, hasil pewarnaan memenuhi standar mutu kain dengan nilai minimal 4 yang masuk dalam kategori baik yaitu penggunaan fiksator cuka.