PUDDING COKLAT DENGAN SUBSTITUSI TEMPE SEBAGAI DESERT SEHAT UNTUK GENERASI Z

Mujahid Fajrul Manan, , Indonesia

Abstract


Artikel ini mengeksplorasi sejarah dan karakteristik puding serta nilai gizi tempe sebagai makanan tradisional Indonesia. Puding, yang berasal dari kata Prancis "boudin" yang berarti "sosis darah," dikenal di Eropa abad pertengahan sebagai hidangan daging yang dibungkus, kemudian berkembang menjadi variasi manis seperti puding susu dan sago pudding di Inggris, dipengaruhi oleh pengaruh kuliner Mediterania dan Timur Tengah. Sementara itu, tempe, yang terbuat dari kedelai yang difermentasi, telah mendapat pengakuan global karena rasanya yang lezat, serbaguna, dan kandungan nutrisinya yang melimpah seperti protein, vitamin, mineral, serat, karbohidrat, isoflavon, dan asam lemak tak jenuh esensial seperti omega-3 dan omega-6. Artikel ini juga membahas Generasi Z, yang lahir antara tahun 1996 dan 2012, sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi yang cepat dan tanpa batas (boundary-less generation). Generasi ini memanfaatkan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dengan cara yang alami, seperti bernafas. Kualitas sumber daya manusia Generasi Z dipengaruhi oleh asupan makanan, sehingga pengembangan makanan sehat dan inovatif menjadi fokus penting. Studi ini melibatkan uji sensoris menggunakan uji paired t-test untuk mengevaluasi penerimaan masyarakat terhadap produk puding coklat baru. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam aspek warna, aroma, rasa, tekstur, maupun keseluruhan produk antara produk acuan dan produk pengembangan, memvalidasi pengembangan produk baru ini dalam konteks pasar konsumen.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.