KESEPADANAN MAKNA SOSIOKULTURAL TERJEMAHAN LAKON LUBDAKA BUKU THE INVISIBLE MIRROR
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi makna sosiokultural buku The Invisible Mirror, (2) menganalisis tingkat kesepadanan makna sosiokultural buku tersebut melalui kajian teoretis studi penerjemahan, (3) mencermati strategi penerjemahan yang digunakan di dalam buku tersebut bagian pertunjukan wayang tradisi lakon Lubdaka dari bahasa Bali ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dan (4) membandingkan ideologi penerjemahan yang mendominasi penerjemahan dari bahasa Bali ke bahasa Indonesia dengan ideologi penerjemahan dari bahasa Bali ke bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Subjek penelitian yakni buku The Invisible Mirror, Siwaratrikalpa: Balinese literature in performance. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca, simak, catat (BSC) dan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan makna-makna budaya yang teridentifikasi, wujud makna budaya sociofact dan mantifact paling sulit diatasi kesenjangan makna budayanya dibandingkan dengan wujud budaya artifact di T2 dan T3. Strategi penerjemahan yang mendominasi di T2 adalah transposisi 55,6%. Sedangkan terjemahan dari bahasa Bali ke dalam bahasa Inggris (T3) menunjukkan bahwa strategi penerjemahan yang paling banyak muncul yakni transposisi 58,8%. Hasil analisis data ideologi penerjemahan menunjukkan bahwa penerjemah cenderung menggunakan ideologi foreignisasi yakni sebanyak 61,1% di T2 dan 52,3% di T3. Dengan demikian penerjemah di T2 dan T3 berusaha untuk mempertahankan atmosfir dan cita rasa kultural Bali.
Kata Kunci: kesepadanan makna, sosiokultural, analisis komponen makna, strategi penerjemahan, ideologi penerjemahan
THE SOCIO-CULTURAL MEANING EQUIVALENCE ON LUBDAKA’S PLAY TRANSLATION IN THE INVISIBLE MIRROR BOOK
Abstract
This study aims to: (1) identify the socio-cultural meaning of The Invisible Mirror book, (2) analyze the socio-cultural meaning equivalence degree of the book through theoretical translation studies, (3) observe the translation strategies used in the book on Lubdaka’s traditional puppet play from Balinese language into Indonesian and English, and (4) compare the ideology that dominates the translations from Balinese language into Indonesian and Balinese language into English. This research is a qualitative descriptive study and supported by quantitative data. The research subject is The Invisible Mirror book: Balinese literature in performance. The BSC data collection techniques meaning to read, observe, and note techniques were used in this study along with the triangulation technique. The data were analyzed using the intralingual equivalent methods by linking and comparing elements lingually contained in one language or in several different languages. The results showed that meanings identified, the cultural meaning forms of sociofact and mantifact are the most difficult to address the cultural meaning gaps compared to the artifact at T2 (Indonesia) and T3 (English). The translation strategies that dominate the T2 (bahasa Indonesia) are transposition at 55.6%. While the translation from Balinese into English T3 shows that the most frequent translation strategy used is transposition at 58.8%. The result of the analysis of the translation ideology shows that the translators tend to use foreignization ideology as much as 61.1% in bahasa Indonesia (T2) and 52.3% in English language (T3).
Keywords: meaning equivalence, socio-cultural, componential analysis, translating strategy, translation ideology
Keywords
Full Text:
FULLTEXT PDFReferences
Chaer, A. (2009). Sintaksis bahasa Indonesia (Pendekatan proses). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Jenkin, R. & Catra, N. (2007). The invisible mirror Siwaratrikalpa: Balinese literature in performance. Denpasar: International Translation Centre ISI Denpasar.
Kardimin. (2013). Pintar menerjemah: Wawasan teoritik dan praktek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Machali, R. (2009). Pedoman bagi penerjemah. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Mahsun, M. S. (2005). Metode penelitian bahasa tahapan strategi, metode dan tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Munday, J. (2008). Introducing translation studies theories and applications second edition. London & New York: Routledge.
Nida, E.A. & Taber, C.R. (1969). The theory and practice of translation. Netherlands: Published for the United Bible Societies.
Newmark, P. (1988). A textbook of translation. China: Pearson Education Limited.
Prastowo, A. (2011). Memahami metode-metode penelitian: Suatu tinjauan teoretis dan praksis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ratna, K. N. (2007). Estetika sastra dan budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratna, K. N. (2013). Glosarium: Kajian sastra, seni, dan sosial budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Spitzing, G. (2000). Practical Balinese: A communication guide. Jakarta: PT Periplus Bookindo.
Yudabakti, I M., & Watra, I W. (2007). Filsafat seni sakral dalam kebudayaan Bali. Surabaya: Paramita.
Yadnya, P. I. B. (2004). Pemadanan makna berkonteks budaya: Sebuah kajian terjemahan Indonesia-Inggris. Disertasi doktor, tidak diterbitkan. Universitas Udayana, Bali.
Yadnya, P. I. B. (2013). Model penerjemahan makna budaya untuk membangun citra bangsa di era global. Penelitian hibah PNBP Universitas Udayana.
DOI: https://doi.org/10.21831/lt.v3i2.11115
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Ni Putu Tisna Andayani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Our Journal indexed by:
LingTera is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/ljtp.