Rekonstruksi Sosial Budaya Fenomena Bunuh Diri Masyarakat Gunungkidul

Kabut Yuli Asih, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Hiryanto Hiryanto, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Abstrak

            Artikel jurnal ini berusaha mengulas historisitas dan pemecahkan masalah dalam bentuk rekonstrusi untuk mencapai reduksi pada fenomena bunuh diri sebagai fenomena langka dari pada biasanya yang marak terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Metode yang digunakan ialah metode analisis deskriptif, yakni berusaha menggambarkan secara jelas dan  sistematis obyek kajian, teori kesejahteraan sosial, lalu menganalisis perbandingan bahasan riset. Ulasan didasarkan pada analisis data kepustakaan yang diperoleh melalui kajian kepustakaan (library research). Secara sederhana penawaran rekonstruksi kajian ini mengaitkan dimensi sosial (kepekaan masyarakat terhadap fenomena) dan budaya (reinterpretasi pulung gantung). Hal tersebut berdasarkan pengamatan penulis yang menganggap bahwa masyarakat di Kabupaten Gunungkidul belum mencapai titik kesejahteraan sosial sehingga memunculkan fenomena bunuh diri. Rekonstruksi mampu dianggap sebagai pokok pemikiran kesejahteraan sosial sebagai upaya preventif, dan kuratif (rehabilitasi) agar masyarakat mampu berperan sosial dengan baik dan benar.

 

Abstract

            This journal article attempts to review the historicity and problem solving in the form of reconstruction to achieve a reduction in the phenomenon of suicide as a rare phenomenon that is usually rife in Gunungkidul Regency. The method used is descriptive analysis method, which is trying to describe clearly and systematically the object of study, social welfare theory, then analyze the comparison of research topics. The review is based on the analysis of library data obtained through library research (library research). In simple terms the reconstruction offer of this study links the social dimensions (community sensitivity to phenomena) and culture (reinterpretation of pulungantung). This is based on the observation of the writer who considers that the community in Gunungkidul Regency has not reached the point of social welfare so that it raises the phenomenon of suicide. Reconstruction can be considered as the main thought of social welfare as a preventive and curative effort (rehabilitation) so that the community is able to play social roles properly and correctly.

 


Keywords


Rekonstruksi; Sosial Budaya; Bunuh Diri; Kesejahteraan Sosial, Reconstruction; Social Culture; Suicide; Social Welfare

Full Text:

PDF

References


Ali Mudhofir. (1996) Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat dan Teologi, Gajahmada University Press, Yogyakarta.

Andari, S. (2018). Fenomena Bunuh Diri di Kabupaten Gunungkidul. Sosio Konsepsia, 7(1), 92-108. From https://doi.org/10.33007/ska.v7i1.1141

Arofah, S., Khisbiyah, Y., DarojatmAriyanto, M., & Ag, M. (2017). Peran Pendidikan Aqidah dan Perspektif Psikokultural Terhadap Fenomena Pulung Gantung di Gunungkidul (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). From http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/56608

Banfatin, Franky Febryanto (2013). Identifikasi Peningkatan Keberfungsian Sosial dan Penurunan Risiko Bunuh Diri Bagi Penderita Gangguan Kesehatan Mental Bipolar Disorder Di Kota Medan Melalui Terapi Pendampingan Psikososial. Welfare State. 2(3). From repository.usu.ac.id

Biroli, A. (2018). Bunuh Diri Dalam Perspektif Sosiologi. Simulacra: Jurnal Sosiologi, 1(2), 213-223. From https://doi.org/10.21107/sml.v1i2.4996

BPS Kabupaten Gunungkidul. 2019. Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2019. Yogyakarta: CV. Centra Grafindo

Darmaningtyas. 2002. Pulung Gantung: Menyingkap Tragedi Bunuh Diri di Gunungkidul.Yogyakarta: Salwa Press

Fahrudin, Adi. (2012). Fenomena Bunuh Diri di Gunung Kidul: Catatan Tersisa Dari Lapangan. Sosio Informa. 17 (1).

Hadi, Muhammad Abdul, dkk. (2018). Persepsi Kematian Secara Gantung Diri Menggunakan Pendekatan Psikologi Indigeneous. Lythical.

Kartono. 2003. Patologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nugroho, W. B. (2012). Pemuda, bunuh diri dan resiliensi: Penguatan resiliensi sebagai pereduksi angka bunuh diri di kalangan pemuda Indonesia. Jurnal Studi Pemuda, 1(1), 31-45. From https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.32074

Polres Gunungkidul (2019), Laporan Bunuh Diri di Gunungkidul pada September 2019. Humas Polres Gunungkidul.

Valentina, T. D., & Helmi, A. F. (2016). Ketidakberdayaan dan perilaku bunuh diri: Meta-analisis. Buletin Psikologi, 24(2), 123-135. From DOI 10.22146/buletinpsikologi.18175




DOI: https://doi.org/10.21831/diklus.v4i1.27866

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Our journal indexed by:

 
 
Creative Commons LicenseDiklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah by https://journal.uny.ac.id/index.php/jurnaldiklus is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Diklus Stats