Benturan modal budaya pada mahasiswa kampus pilihan proses di Tiongkok
Abstract
Pendidikan merupakan relasi antarsosial yang menjadi minitur dalam kehidupan masyarakat. Lembaga pendidikan dan masyarakat saling membutuhkan bagaikan dua mata uang logam. Segala unsur budaya dan unsur sosial dalam masyarakat terdapat juga dalam pendidikan dan keduanya sekaligus menjadi modal utama. Calon peserta didik dalam memilih jenjang pendidikan tinggi di Tiongkok juga mengalami hal itu dan terjadi benturan budaya yang kemudian dapat menjadi referensi untuk pendidikan tinggi di Indonesia. Penulisan artikel ini menggunakan studi kepustakaan yang berusaha mengurai dan menelaah berbagai literatur yang berkenaan dengan modal budaya dan kampus pilihan mahasiswa di Tiongkok. Menurut Cooper dalam Creswel, menyebutkan bahwa terdapat 4 (empat) tipe kajian pustaka, yakni; 1.) Menggabungkan apa yang telah dikatakandan dilakukan oleh orang lain; 2.) Mengkritisi penelitian dari para peneliti sebelumnya; 3.) Membangun jembatan dari topik-topik terkait; dan 4.) Mengidentifikasi dari isu-isu sentral dalam suatu bidang. Teori modal budaya Bourdieu menganalisis bagaimana budaya dan pendidikan berinteraksi dan dengan demikian berkontribusi pada reproduksi ketimpangan sosial. Penelitian akses kampus yang luas yang terinspirasi oleh teori Bourdieu telah ditunjukkan bahwa akses kuliah siswa adalah produk kompleks dari latar belakang keluarga, iklim sekolah menengah, keterlibatan orang tua, dan kemanjuran diri siswa dan persiapan akademik. Kemudian kerangka kerja konseptual dari penelitian ini yang mengidentifikasi bagaimana berbagai faktor sosial dan ekonomi mempengaruhi berbagai tahapan proses pengambilan keputusan siswa tentang perencanaan perguruan tinggi.
Abstract
Education is an inter-social relationship that becomes a minitur in people's lives. Educational institutions and communities need each other like two coins. All elements of culture and social elements in society also exist in education and both at the same time become the main capital. Prospective students in choosing higher education in China also experience this and a cultural clash that can later become a reference for higher education in Indonesia. The writing of this article uses literature studies that attempt to unravel and examine the various literature relating to cultural capital and student-chosen campuses in China. According to Cooper in Creswell, states that there are 4 (four) types of literature review, namely; 1.) Combine what has been said and done by others; 2.) Criticize research from previous researchers; 3.) Build bridges from related topics; and 4.) Identify central issues in a field. Bourdieu's cultural capital theory analyzes how culture and education interact and thus contributes to the reproduction of social inequality. Extensive research on-campus access inspired by Bourdieu's theory has shown that access to student lectures is a complex product of family background, middle school climate, parent involvement, and student self-efficacy and academic preparation. Then the conceptual framework of this research that identifies how various social and economic factors influence the various stages of the student's decision-making process regarding college planning.
Keywords
DOI: https://doi.org/10.21831/jppfa.v7i2.24942
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Our journal indexed by:
Printed ISSN (p-ISSN): 2302-6383 | Online ISSN (e-ISSN): 2502-1648
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi by https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License