REKAYASA SOSIAL KOLABORASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: PRAKSIS DI YAYASAN PERGURUAN SULTAN ISKANDAR MUDA

Taat Wulandari, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Banyak variabel kompleks untuk menilai kondisi satu masyarakat (Indonesia), apakah masyarakat dalam keadaan ideal sesuai dengan cita-cita seluruh anggotanya atau tidak. Dua di antara variabel tersebut yakni tampak dari adanya kecenderungan karakter sebagian masyarakat yang mengalami kemunduran dan rentannya permasalahan yang muncul akibat heterogenitas masyarakatnya. Dua persoalan tersebut, alangkah baiknya tidak hanya berhenti sebatas wacana, komoditas pers, atau bahkan komoditas politik. Harus ada praksis yang dikerjakan apabila ingin mengatasinya melalui tindakan-tindakan yang visible dan terukur dalam bentuk aksi nyata. Medium pendidikan (pendidikan karakter) dapat menjadi satu alternatif  terhadap upaya memerangi mundurnya karakter masyarakat dan pendidikan multikultural menjadi medium untuk mengatasi permasalahan karena heterogenitas anggota masyarakatnya. Meskipun di satu pihak, kebhinnekaan masyarakat Indonesia tidak boleh dipersalahkan ketika banyak terjadi konflik, di pihak lain kebhinnekaan harus menjadi potensi agar efektif mempersatukan rakyat yang beranekaragam dan terpencar. Nafas ‘pendidikan karakter’ dan ‘pendidikan multikultural’ selaku conditio sine qua non ini tampak dalam praksis pendidikan di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda atau ‘Sekolah Pembauran’ di Medan, Sumatera Utara.

Kata kunci: pendidikan karakter, pendidikan multikultural, sekolah pembauran

 

SOCIAL ENGINEERING COLLABORATION OF EDUCATION CHARACTER AND MULTICULTURAL EDUCATION: PRAXIS EDUCATIONAL FOUNDATION IN SULTAN ISKANDAR YOUNG

Abstract

There are many complex variables to assess the condition of the society (Indonesia), whether a society has the ideal condition based on the visions of its members or not. Two of the variables include the tendency of some people whose character has experienced a setback and the vulnerability of problems that arise due to the heterogeneity of the community. These two issues should not become a plan, a news commodity, or even a political commodity only. There must be a praxis that is performed to solve the problems through visible and measurable actions in the form of real action. A medium of education (character education) can be an alternative to fight against the decadence of the character of the community and multicultural education can be a medium to overcome the problems due to the heterogeneity of the community members. The diversity of the Indonesian society should not be blamed when a conflict occurs but it should be able to effectively unite the diverse society. The core of 'character education' and 'multicultural education' as the conditio sine qua non can be seen from the praxis of education at Sultan Iskandar Muda foundation or 'Sekolah Pembauran' in Medan, North Sumatra.

Keywords: character education, multicultural education, sekolah pembauran

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/jppfa.v4i2.12424

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi



Our journal indexed by:

Supervised by:

RJI Main logo



Printed ISSN (p-ISSN): 2302-6383 | Online ISSN (e-ISSN): 2502-1648

Creative Commons License
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi by https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

View My Stats