Nilai Edukasi Metafora Teks-teks Seksual dalam Serat Centhini Karya Pakubuwana V

- Nurnaningsih,

Abstract


Tema mengenai ajaran seks yang termuat dalam SC karya Pakubuwana V banyak dituangkan dalam bentuk bahasa-bahasa metafora. Masyarakat Jawa masih menganggap tabu masalah seks. Pembicaraan tentang seks dianggap tidak senonoh. Akan tetapi di dalam SC penulis mampu menampilkan model penyampaian pendidikan seks secara baik dan santun. Penulis SC berkomunikasi  tidak hanya menggunakan ungkapan harfiah (literal meaning) saja, melainkan terkadang juga menggunakan ungkapan yang bermakna figuratif (metaphorical meaning). Pemahaman hakikat seks yang benar akan menjadikan seseorang mengerti pada sangkan ‘asal usul’ dan paran ‘tujuan akhir hidup’ yang akan dilalui oleh setiap manusia. Pemahaman sangkan paraning dumadi ini akan lebih mudah diajarkan jika mempergunakan gaya bahasa metafora.

Kata kunci: Pakubuwana V, Serat Centhini, metafora, seks.

 

Abstract

The theme of the teaching of sex contained in the SC's work poured Pakubuwana V many languages in the form of a metaphor. Java community is still taboo subject of sex. Talks about sex are considered indecent. But in SC authors were able to show a model of delivering good sex education and manners. Author SC communicates not only use literal expression (literal meaning) only, but sometimes also used the phrase meaningful figurative (metaphorical meaning). Understanding the nature of sex are really going to make someone understand the sangkan 'origin' and famine 'the ultimate goal of life' which will be passed by every human being. Sangkan paraning dumadi understanding of being taught this will be easier if you use the metaphor language style.

Keywords: Pakubuwana V, Serat Centhini, metaphor, sex.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/ikadbudi.v5i12.12311

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Cited By

   

 

Ikadbudi