Agama Sebagai Basis Terciptanya Etika Global
Abstract
Globalisasi secara umum merupakan bentuk keterbukaan dunia yang tidak
lagi tersekat oleh wilayah administrasi negara, ideologi, agama, kultur budaya
masyarakat dan keterpisahan geografi fisik tempat tinggal. Dunia bisa terbuka karena
dipercepat oleh perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Teknologi
tersebut dapat menembus batas berbagai sekat-sekat dunia manusia. Melalui sarana
teknologi informasi di jaman globalisasi pula, setiap orang bisa mendapatkan berita,
baik dari hal yang paling dianggap tabu sampai yang paling suci sekalipun.
Agama dipaksa masuk ke dalam dan berada dunia pusaran global. Karena itu,
mekanisme pasar global harus juga dipelajari oleh agama-agama, jika agama-agama
masih ingin tetap eksis di dalam pusaran yang mahadahsyat ini. Sebagai contoh,
meskipun pesan Kitab Suci esensinya tetap sama, masing-masing agama harus berani
merumuskan secara baru apa yang menjadi pesan Kitab Suci tersebut. Atau bila perlu,
ada pembaruan ajaran-ajaran agama yang sudah tidak sesuai dengan sensitivitas
humanisme kontemporer. Keberadaan agama di pusaran globalisasi menuntut sebuah
pilihan. Pilihan ini tidak lain adalah ketika agama menentukan langkah yang tepat agar
wajahnya, minimal mengakomodasai kerinduan dari roh zaman yang bertiup di era
pasar bebas dan globalisasi.
lagi tersekat oleh wilayah administrasi negara, ideologi, agama, kultur budaya
masyarakat dan keterpisahan geografi fisik tempat tinggal. Dunia bisa terbuka karena
dipercepat oleh perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Teknologi
tersebut dapat menembus batas berbagai sekat-sekat dunia manusia. Melalui sarana
teknologi informasi di jaman globalisasi pula, setiap orang bisa mendapatkan berita,
baik dari hal yang paling dianggap tabu sampai yang paling suci sekalipun.
Agama dipaksa masuk ke dalam dan berada dunia pusaran global. Karena itu,
mekanisme pasar global harus juga dipelajari oleh agama-agama, jika agama-agama
masih ingin tetap eksis di dalam pusaran yang mahadahsyat ini. Sebagai contoh,
meskipun pesan Kitab Suci esensinya tetap sama, masing-masing agama harus berani
merumuskan secara baru apa yang menjadi pesan Kitab Suci tersebut. Atau bila perlu,
ada pembaruan ajaran-ajaran agama yang sudah tidak sesuai dengan sensitivitas
humanisme kontemporer. Keberadaan agama di pusaran globalisasi menuntut sebuah
pilihan. Pilihan ini tidak lain adalah ketika agama menentukan langkah yang tepat agar
wajahnya, minimal mengakomodasai kerinduan dari roh zaman yang bertiup di era
pasar bebas dan globalisasi.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/hum.v13i1.3196
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
Supervised by
Our Journal has been Indexed by
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum by http://journal.uny.ac.id/index.php/humanika is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.