Makna teks Kyai Príªlambang dalam naskah Kempalan Dongeng: Kajian semiotika

Authors

  • Galang Prastowo Yogyakarta State University

DOI:

https://doi.org/10.21831/kejawen.v1i1.39319

Keywords:

Teks Kyai Prelambang, semiotika, matriks, model, varian, hipogram

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari makna yang terkandung dalam teks Kyai Prelambang dalam naskah Kempalan Dongeng dengan menggunakan analisis semiotika Riffatere. Dimulai dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik teks yang menceritakan seorang ayah yang mempunyai dua putra dengan sifat yang berbeda. Kisah dua anak itu dimulai ketika mereka disuruh ayahnya merantau ke kota mencari nafkah, kemudian mendapat pertolongan Tuhan, dan melakukan perbuatan baik hingga mendapatkan balasan atau imbalan. Perjalanan kedua anak itu mengandung banyak pendidikan. Selanjutnya pencarian matriks dalam teks Kyai Príªlambang adalah pendidikan. Matriks tersebut ditransformasikan menjadi model perumpamaan yang berisi kebaikan, keburukan, usaha, dan imbalan atau balasan. Berdasarkan model, ditransformasikan lagi menjadi bentuk-bentuk varian. Varian dari teks Kyai Príªlambang adalah tindakan buruk, pertolongan Gusti Allah, balasan tindakan buruk, pertolongan manusia, perbuatan baik, perbuatan baik, balasan perbuatan baik, dan bakti kepada orang tua. Terakhir adalah mencari hipogram. Terdapat dua macam hipogram yaitu hipogram potensial dan hipogram aktual. Berdasar pencarian hipogram potensial, pertama teks Kyai Príªlambang berhubungan dengan kondisi sosial abad 18. Kedua, berhubungan dengan Islam: kekuasaan dari Allah dan ajaran dari kyai. Ketiga, berhubungan dengan kekuasaan raja di Yogyakarta dan Belanda. Hipogram aktual yang pertama yaitu naskah sebelum teks Kyai Príªlambang yang masih dalam satu naskah Kempalan Dongeng: Kisah Raden Mukjijat, Istrijat, dan Keramat. Kedua, Sastra Gending karya Sultan Agung.

References

Bugin, Burhan. (2012). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Grafika.

Djamaris, Edwar. 2002. Metode Penelitian Filologi. Jakarta: CV Manasco.

Baroroh-Baried, dkk. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas.

Fanani, Muhammad. 1995. Hikayat Nur Muhammad. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fraenkel, Jack. R., and Norman E. Wallen. 2012. How to Design and Evaluate Research in Education 8th Edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education.

Hastangka, Kaelan, Armaindy Armawi. 2018. Analisis Semiotika Pierce dalam Penggunaan Istilah Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara MPR RI. Jurnal Litera, volume 17, nomor 3, halaman 349-366.

Kaelan, M.S. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat Paradigma Bagi Pengembangan Penelitian Interdisipliner Bidang Filsafat, Budaya, Sosial, Semiotik, Sastra, Hukum dan Seni. Yogyakarta: Paradigma.

Nurgiyantoro, Burhan. 1994. Teori Semiotik dalam Kajian Kesastraan. Cakrawala Pendidikan, nomor 1, tahun XIII, halaman 51-66.

Padmosoekotjo, S. 1960. Ngréngréngan Kasusastran Djawa. Djilid I. Tjap-tjapan kaping papat. Jogjakarta: Hien Hoo Sing.

Poerwadarminta, W. J. S. 1939. Baoesastra Djawa. Groningen, Batavia: J. B. Wolters'Uitgevers Maatscappij.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Saktimulya, Sri Ratna. 2005a. Katalog Naskah-naskah Perpustakaan Pura Pakualaman. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-The Toyota Foundation.

Suprayogo, Imam. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Zoetmulder. J.P. 1985. Kalangwan Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Djembatan.

/1978. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah Dan Budaya Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.

Downloads

Published

2025-03-24

How to Cite

Prastowo, G. (2025). Makna teks Kyai Príªlambang dalam naskah Kempalan Dongeng: Kajian semiotika. Kejawen, 5(1), 1–14. https://doi.org/10.21831/kejawen.v1i1.39319