Kasus Gigitan Ular di Indonesia

Authors

  • Maula Haqul Dafa Yogyakarta State University
  • Slamet Suyanto Yogyakarta State University

DOI:

https://doi.org/10.21831/jpmmp.v5i1.29343

Keywords:

kasus gigitan ular, bisa ular, imobilisasi, antivenom.

Abstract

Ular merupakan satwa liar yang habitatnya paling dekat dengan manusia. Gigitan ular dikategorikan WHO sebagai "Neglected Tropical Disease" atau Penyakit Tropis Terabaikan dan menyumbang kematian lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia tiap tahun, sebagian besar berasal dari negara berkembang yang terletak di daerah tropis dengan penduduk padat. Kematian akibat gigitan ular disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu tingkat bisa ular yang menggigit, keadaan korban, penanganan pertama, akses ke rumah sakit yang memadai, dan ketersediaan antivenom. Penanganan pertama yang tepat ketika tergigit ular berbisa adalah dengan imobilisasi, yaitu membuat bagian tubuh yang tergigit hanya bergerak seminimal mungkin atau bahkan tidak bergerak, dan mendapatkan antivenom via infus jika sudah memasuki fase sistemik. Ketidaktahuan masyarakat mengenai penanganan pertama yang tepat dan dianjurkan serta ketidaktersediaan antivenom ular yang tepat di rumah sakit dapat meningkatkan jumlah orang yang tewas akibat gigitan ular.

Author Biography

Maula Haqul Dafa, Yogyakarta State University

Jurusan Pendidikan Biologi

Program Studi Pendidikan Biologi

References

Avau, B., Borra, V., Vandekerckhove, P., & Buck, E. De. (2016). The Treatment of Snake Bites in a First Aid Setting : A Systematic Review. 1–20. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0005079

Luman, A. (n.d.). Gigitan ular berbisa. 1–21.

Medikanto, A. R., Matthaeus, L., Vanende, M., & Sutarni, S. (2017). Viperidae Snake Bite : Kasus Serial Viperidae Snake Bite : Case Series. April, 361–374.

Pediatri, S., Niasari, N., & Latief, A. (2003). Gigitan Ular Berbisa. 3.

Pratama, G. Y. (2017). Gigitan Ular padaRegio Manus Sinistra Snake BiteRegio Manus Sinistra. 7, 33–37.

Putra, A. A. G., & Jaya, S. (2017). Tata laksana gigitan ular yang disertai sindrom kompartemen di ruang terapi intensif. September 2016. https://doi.org/10.15562/medicina.v47i2.90

Rifai, A., & Andriani Cholifah, T. (2011). Perbedaan Antara Penanganan Luka Snake Bite Dengan Insisi dan Tanpa Insisi Terhadap Kecepatan Penurunan Pembengkakan Luka Di Rsud Pacitan Akhmad Rifai,Tri Andriani Cholifah. 36–44.

Suryati, I., Yuliano, A., & Bundo, P. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan Penanganan Awal Gigitan Binatang. 1(1).

Downloads

Published

2021-04-07

How to Cite

Dafa, M. H., & Suyanto, S. (2021). Kasus Gigitan Ular di Indonesia. Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA Dan Pendidikan MIPA, 5(1), 47–52. https://doi.org/10.21831/jpmmp.v5i1.29343