Fungsi tari Barongan dalam upacara Ruwatan di kabupaten Kudus

Authors

  • Nila Rizky Firdiyani Universitas Negeri Semarang
  • Moh. Hasan Bisri Universitas Negeri Semarang
  • Wahyu Lestari Universitas Negeri Semarang
  • Sestri Indah Pebrianti Universitas Negeri Semarang

DOI:

https://doi.org/10.21831/imaji.v23i1.71462

Keywords:

Barongan dance, ceremony, Ruwatan

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan fungsi dari sajian tari Barongan dalam upacara Ruwatan Tari Barongan merupakan salah satu kesenian khas Kabupaten Kudus yang dalam pertunjukannya merupakan representasi seekor macan. Tari Barongan memiliki peran penting dalam salah satu upacara turun temurun masyarakat Kudus dan tidak bisa digantikan dengan tari lainnya yakni upacara Ruwatan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etik emik. Metode tersebut digunakan untuk menjelaskan tentang fungsi tari Barongan dalam upacara Ruwatan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kemudian, data disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Barongan merupakan tari tradisional kerakyatan yang memiliki peran utama sebagai media dalam upacara Ruwatan. Penyajian Tari Barongan merupakan cerita legenda perang antara peran Barongan dan peran Raden Penthul, yang kemudian dimenangkan oleh Raden Penthul dan membuat kesepakatan agar tokoh Barongan tidak lagi memangsa anak sukerta dan menggantinya dengan upacara Ruwatan. Fungsi utama sajian Tari Barongan yakni sebagai sarana upacara, akan tetapi terdapat temuan di lapangan tari Barongan difungsikan sebagai sarana hiburan, sarana ekonomi dan sarana pendidikan. 

The function of the Barongan dance in the Ruwatan ceremony in Kudus regency

Abstract

The purpose of this research is to find out and describe the function of Barongan dance in Ruwatan ceremony Barongan dance is one of the typical arts of Kudus Regency which in its performance is a representation of a tiger. Barongan dance has an important role in one of the hereditary ceremonies of the Kudus community and cannot be replaced by other dances, namely the Ruwatan ceremony. The research used a qualitative method with an emic ethic approach. The method was used to explain the function of Barongan dance in the Ruwatan ceremony. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation studies. Data analysis techniques include data reduction techniques, data presentation, and conclusion drawing. Then, the data is presented in descriptive form. The results showed that Barongan Dance is a traditional folk dance that plays a main role as a medium in Ruwatan ceremonies. The presentation of Barongan Dance is a legendary story of the war between the role of Barongan and the role of Raden Penthul, which was later won by Raden Penthul and made an agreement so that the Barongan character no longer preys on sukerta children and replaces it with a Ruwatan ceremony. The main function of Barongan dance is as a means of ceremony, but there are findings in the field that Barongan dance functions as a means of entertainment, economic means, and educational means.

References

Alfanani, R. J. (2017). Studi komparasi emik dan etik masyarakat terhadap menjamurnya tayangan drama asing di Indonesia: Kajian antropologi kontemporer. Proceedings of Education and Language International Conference, 1(1), 761–773

Ayuningtyas, D. P. (2018). Eksistensi kesenian Barongan Setyo Budoyo di desa Loram Wetan kecamatan Jati kabupaten Kudus. Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni, 16(2), 138–146. https://doi.org/10.21831/imaji.v16i2.22757

Darmoko, D. (2002). Ruwatan: Upacara pembebasan malapetaka tinjauan sosiokultural masyarakat Jawa. Makara Human Behavior Studies in Asia, 6(1), 30. https://doi.org/10.7454/mssh.v6i1.29

Dewo, W. D. (2011). Barongku Barong Kudus. Mas Template. http://sastradududewo.blogspot.com/2015/01/barongku-barong-kudus.html

Hadi, S. (2007). Kajian tari teks dan konteks. Pustaka book publisher

Jazuli, M. (1994). Telaah teoritis seni tari

Kamajaya, H. K. (1992). Ruwatan Murwakala. Yogyakarta Duta Wacana University Press

Miles, M. B., & Huberman, M. (1992). Kualitatif data analisis: Buku sumber dari baru metode. terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Analisis data kualitatif: Buku sumber tentang metode-metode baru. Penerbit Universitas Indonesia (UI-PR ESS)

Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya

Muhadjir, N. (1998). Metodologi penelitian kualitatif: Pendekatan positivistik, rasionalistik, phenomenologik, dan realisme metaphisik telaah studi teks dan penelitian agama (3rd ed.). Rake Sarasin

Soedarsono, S. (1998). Seni pertunjukan Indonesia di era globalisasi (1st ed.). Gadjah Mada Universitiy Press

Sumono, S. D. (1993). Seni Barongan khas Kudus. Seksi Kebudayaan Depdikbud Kabupaten Kudus

Downloads

Published

26-04-2025

How to Cite

Firdiyani, N. R., Bisri, M. H., Lestari, W., & Pebrianti, S. I. (2025). Fungsi tari Barongan dalam upacara Ruwatan di kabupaten Kudus. Imaji: Jurnal Seni Dan Pendidikan Seni, 23(1), 36–43. https://doi.org/10.21831/imaji.v23i1.71462

Issue

Section

Articles