PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SENSITIF BUDAYA
DOI:
https://doi.org/10.21831/foundasia.v9i1.26157Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk menggagas model Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang sensitif terhadap keberagaman budaya sebagai alternatif model mainstream yang banyak dianut saat ini, yang dicirikan oleh pendekatan top-down, one-size-fits-all. Penulis berargumentasi bahwa pengembangan model PKn sensitif budaya diperlukan dalam rangka mengakomodasi tuntutan perkembangan masyarakat di era global, dimana seiring dengan proses globalisasi muncul gerakan berupa penyadaran kembali ke budaya asli atau proses yang lebih dikenal sebagai glocalization. Permasalahan yang dibahas dibatasi pada teori-teori yang bisa digunakan sebagai landasan pengembangan model Pendidikan Kewarganegaraan yang dapat menghasilkan warga negara yang locally embedded, globally connected. Berdasarkan kajian pustaka, ada dua kelompok besar teori yang dibahas, yaitu teori yang dikemukakan Cheng (2005) tentang pemberdayaan pengetahuan lokal dalam rangka menghadapi arus globalisasi dan Teori-teori tentang cosmopolitanism. Berdasarkan dua kelompok teori tersebut, disajikan saran praktis berkaitan dengan model Pendidikan Kewarganegaraan.
Kata kunci: Kepekaan lintas budaya, Pendidikan kewarganegaraanDownloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
![]() | ProGCouns: Professional Guidance and Counseling Journal by https://journal.uny.ac.id/index.php/progcouns is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. |