Pembelajaran Tata Rias Berbasis Wisata Syariah

Yuswati Yuswati, , Indonesia

Abstract


Wisata syariah Indonesia masih dibawah Malaysia, Singapore, Thailand dan Jepang. Tujuh sektor ekonomi Islami terkait kuliner, keuangan Islam, industri asuransi, fashion, kosmetik-farmasi, hiburan, dan pariwisata. 2014 belanja Kosmetik Muslim global $ 54 miliar atau 7% pengeluaran global dan 2020 meningkat $ 80 miliar. Kosmetik halal dunia bersertifikat seperti lumpur rasul, biji hitam, "Baobob Feel Good", scrub dan minyak dari baobob tumbuhan di Afrika dan Jazirah Arab. Cat kuku berbahan dasar air, mudah dihilangkan sebelum sholat. Indonesia memproduksi kosmetik perawatan kulit tanpa alkohol dan bebas aroma. Perkembangan biologi sintetis menimbulkan kekhawatiran akan kosmetika halal dan toyiban. Belum banyaknya sertifikasi halal produk kosmetik, pengetahuan konsumen yang kurang merupakan kesulitan dan tantangan bagi mahasiswa Tata Rias dalam praktek tata rias dan perawatan berbasis wisata syariah. Namun ada peluang melalui pembelajaran perawatan dengan menghidupkan kembali ramuan-ramuan 9 Heritage Spa sebagai khasanah kekayaan Spa Indonesia berbahan dasar alami. Tantangan Pembelajaran Tata Rias diera wisata syariah Indonesia adalah pembelajaran praktik rias dan perawatan dengan bahan organik dan alami, menggunakan kosmetik tanpa alkohol, kerjasama industri minyak atsiri dan industri rumahan berbahan dasar alami, mengubah life style, mengkaji jurnal2 penelitian kosmetika herbal dan organik, mengkaji bahan herbal lokal.

Kata kunci: pembelajaran rias syariah


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.