Pendidikan Inklusif untuk Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku (Tunalaras)

Aini Mahabbati, , Indonesia

Abstract


Anak tunalaras memiliki karateristik gangguan emosi dan perilaku yang seringkali berakibat pada penolakan lingkungan terhadap mereka, termasuk lingkungan pendidikan. Namun demikian, pendidikan inklusif justru bersifat terbuka dan akomodatif, terhadap anak tunalaras, termasuk juga anak berkebutuhan khusus lainnya. Sifat akomodatif pendidikan inklusif sebagaimana disebut oleh Farrel, 2008 adalah merekrut semua tipe dan karakteristik siswa; menghindari setiap aspek negative dari label; dan selalu melakukan check and balance oleh seluruh stake holders; Hal itu membawa konsekuensi pada implementasi layanan pendidikan pada anak tunalaras, terutama pada model pembelajaran di kelas. Oleh karenanya guru kelas menjadi tokoh kunci dalam hal ini. Selain mampu menerapkan asesmen pembelajaran dan melakukan kerja kolaboratif dengan guru khusus, orangtua, atau pihak lain yang terkait, guru seharusnya memiliki keterampilan yang berhubungan dengan srategi intervensi perilaku tunalaras misalnya dengan strategi positive behavioral support yang melibatkan seluruh anggota kelas (co-teaching), serta menguasai classroom management untuk tetap menjaga kelas pada koridor pembelajaran sekaligus mengakomodasi keberadaan anak tunalaras di sana.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/jpk.v7i2.778

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 JPK (Jurnal Pendidikan Khusus)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Supervised by:

RJI Main logo



Our Journal has been indexed by:

      

   

 

 



Creative Commons License
JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/jpk.

View JPK Stats

Flag Counter