PRIBUMISASI ILMU-ILMU SOSIAL DAN PEMBARUAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SEKOLAH
Nugraheni Catur Puntaswari, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Yunike Sulistyosari, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Dwi Sri Astuti, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Abstract
Ilmu sosial di negara berkembang (salah satunya Indonesia) masih mengguna-kan paradigma ilmu sosial di Barat (Eropa) sehingga dalam beberapa kasus menjadi tidak relevan ketika digunakan untuk memecahkan masalah sosial. Penelitian menggunakan metode kajian pustaka yaitu sebuah pencarian kebenaran secara otoritatif melalui pendapat dan kajian ahli yang dituliskan dalam buku dan referensi. Hasil kajian menemukan bahwa perkembangan ilmu sosial di Indonesia memang tidak dapat dilepaskan dari dunia Barat. Pribumisasi merupakan wacana untuk menumbuhkan pemikiran baru dalam ilmu-ilmu sosial di Indonesia agar lebih kontekstual. Beberapa tokoh menawarkan teori sosial alternatif yang mengkedepankan pribumisasi ilmu sosial yaitu: Kuntowoyo, Sartono Kartodirjo, Mubyarto, Purwa Santoso, dan Zamroni. Upaya pribumisasi harus ditindaklanjuti dengan mengajarkan ilmu sosial alternatif dalam berbagai jenjang pendidikan. Pembaruan IPS Terpadu dengan pembelajaran alternatif menjadi upaya yang efektif untuk membumikan ilmu sosial yang khas Indonesia.
INDIGENIZATION OF SOCIAL SCIENCES AND RENEWING OF INTEGRATED SOCIAL SCIENCES LEARNING
Social science in developing countries (one of which is Indonesia) still uses the social science paradigm in the West (Europe) so that in some cases it becomes irrelevant when it is used to solve social problems. The research used the literature review method, which is an authoritative search for truth through expert opinions and studies written in books and references. The results of the study found that the development of social science in Indonesia cannot be separated from the Western world. Privatization is a discourse to foster new thinking in the social sciences in Indonesia to make it more contextual. Several figures offered alternative social theories that prioritized the indigenization of social science, namely: Kuntowoyo, Sartono Kartodirjo, Mubyarto, Purwa Santoso, and Zamroni. Indigenousization efforts must be followed up by teaching alternative social sciences at various levels of education. Integrated IPS reform with alternative learning is an effective effort to ground social science that is unique to Indonesia.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alatas, S. F. (2003). Pangkajian Ilmu-Ilmu Sosial: Menuju ke Pembentukan Konsep Tepat. Jurnal Antropologi Indonesia (72).
Cholisin. (2012). Peran Universitas dalam Mengatasi Problematika Pengembangan Ilmu Sosial. Prosiding Diskusi Perkembangan dan Problematika Pengembangan Ilmu Sosial di Indonesia Kontemporer. Universitas Negeri Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial.
Daldjoni. (1985). Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alumni
Djalong, F. (2006). Indegenisasi Ilmu-Ilmu Sosial: Sebuah Persoalan. Jurnal Sintesa, 7, (2). 45-67.
Ijtimayati. (2018). Hubungan Antara Ilmu-Ilmu Sosial dan IPS (Sumber & Materi IPS). Jurnal Ilmu Sosial, 2, (1). 9-20.
Kleden, I. (1988) Sikap ilmiah dan kritik kebudayaan. Jakarta: LP3ES.
Jurdi, S. (2017). Ilmu Sosial, Budaya Intelektual & Semangat Kenabian: Telaah Pengembangan Ilmu Sosial Nusantara. The Journal of Society & Media. 1, (2). 67-80.
Martanto, U. (2012). Matinya Ilmu Sosial di Indonesia: Indigenisasi Reflektif Emansipatif. Jurnal Politik Indonesia, 1, (1). 11-16.
Nasiwan & Hendrastomo, G. (2012). Dari Diskursus Alternatif Menuju Indigeneousasi Ilmu Sosial Indonesia: Teoritisasi “Prophetic Political Education”. SOCIA , 11, (2).
Nasiwan & Wahyuni, Y, S. (2016). Teori-teori Sosial Indonesia. Yogyakarta: UNY Press.
Nasiwan. (2014). Menuju ilmu sosial profetik. Yogyakarta: Prima Print.
Santoso, Heri. (2003). Filsafat Ilmu Sosial: Ikhtiar Awal Pjurribumisasi Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta : Bama Media.
Sapriya, (2017). Pendidikan IPS: konsep dan pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Somantri, G. R. (2005). Membebaskan Ilmu Sosial dari Keterperangkapan Ganda, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 9, (2), 159-178
Sudrajat, (2014). Pendidikan multikultural untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di sekolah dasar, JIPSINDO, 1, (1), 1-19.
Supardan, D. (2011). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT Bumi Aksara
Supardi. (2011). Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak.
Supardi, Widiastuti, A., & Saliman (2015). Pengembangan media pembe-lajaran IPS Terpadu berbasis audiovisual, JIPSINDO, 2, (1), 1-21.
Wijayanti, A., T. (2019). Penguatan nilai kearifan lokal melalui penerapan petruk, JIPSINDO, 6, (1), 70-86.
DOI: https://doi.org/10.21831/jipsindo.v7i1.30848
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
ISSN: 2355-0139 (Print) | 2615-7594 (Online)
Published by: Universitas Negeri Yogyakarta
Website: https://journal.uny.ac.id/index.php/jipsindo
Email: jipsindo@uny.ac.id