Semiotika Roland Barthes: Gerak tari pada pertunjukan Bedug Kerok di kampung seni Yudha Asri
Malarsih Malarsih, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Hartono Hartono, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengkategorikan tanda-tanda dalam pertunjukan gendang kerok dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Pertunjukan bedug kerok merupakan salah satu seni pertunjukan yang banyak dinikmati khususnya oleh warga Kampung Seni Yudha Asri, Desa Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten. M. Jufri Noor, pendiri sanggar seni, pertama kali mencetuskan gagasan Kampung Seni Yudha Asri karena apresiasinya terhadap karya seni. Kampung Seni Yudha Asri kini menjadi destinasi wisata seni yang cukup terkenal. Metode penelitian kualitatif deskriptif yang digunakan dalam model penelitian ini didasarkan pada teori-teori dari semiotika. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini dapat dimaknai sebagai simbol dan makna gerak yang terdapat pada gerak tari gendang kerok dengan menghadirkan gerak dasar dalam bentuk pertunjukan gendang kerok. Teori Roland Barthes memasukkan sinyal dan penanda seperti makna denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil dari analisis semiotika tersebut antara lain gerak narilik, sepakan, dengdek, ngedeg kuda-kuda, kelid tonjok, golempang, gegejedan, culcel, dan kewer.
Kata kunci: semiotika Roland Barthes, gerak tari, Bedug Kerok
Semiotics of Roland Barthes: Kerok Bedug dance movements in Yudha Asri art village
Abstract
The purpose of this study is to analyze and categorize the signs in the drum kerok performance using Roland Barthes' semiotic theory. The drum kerok performance is one of the performing arts that is enjoyed, especially by the locals of Yudha Asri Art Village, Mander Village, Bandung District, Serang Regency, Banten. M. Jufri Noor, the founder of an art studio, first came up with the idea for Yudha Asri Art Village out of his appreciation for artistic works. Yudha Asri Art Village is now a well-known art tourism destination. The descriptive qualitative research methods used in this model for study are based on theories from semiotic. Data gathering techniques include observation, interviews, documentation, and library research. The results of this study can be interpreted as symbols and meanings of motion that are present in the movements of the drum kerok dance by presenting the basic movements in the form of a drum kerok performance. The theories of Roland Barthes include signals and markers such as the meanings of denotation, connotation, and myth. The results of the semiotic analysis include narilik motion, kicking, dengdek, ngedeg stance, kelid tonjok, golempang, gegejedan, culcel, and kewer.
Keywords: Roland Barthes semiotics, dance movement, Bedug Kerok
Full Text:
PDFReferences
Basri, S. Q., & Sari, E. K. (2019). Tari Remo (Ngremong): Sebuah Analisis Teori Semiotika Roland Barthes Tentang Makna Denotasi Dan Konotasi Dalam Tari Remo (Ngremong). Geter: Jurnal Seni Drama, Tari Dan Musik, Vol. 2 No. 1, 55–69.
Dinas Pendidikan Provinsi Banten. (2003).Profil Seni Budaya Banten. Serang: Dinas Pendidikan Provinsi Banten
Heradista, dkk. (2020). Makna Gerak Tari Pada Kesenian Rampak Bedug Di Sanggar Harumsari Pandeglang Banten. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA. Vol. 3 No. 1 Jurnal
Himawan, Willy. (2014). Histroty dan Identitas Budaya Bali dalam Seni Lukis. Jurnal Of Urban Society’s Art. Vol. 1 No.1, 74-88
Kasmahidayat, Yuliawan. (2010). Agama dan Transformasi Budaya Nusantara. Bandung: CV. Bintang Warli Artika
Mirdamiwati Marsita Shara. (2014). Peran Sanggar Kaloka Terhadap Perkembangan Tari Selendang Permalang di Kelurahan Pelutan Kecamatan Pamalang Kabupaten Pemalang. Jurnal Seni Tari (JST). Vol 3, No. 1
Murgiyanto, S. (2017). Kritik Pertunjukan dan Pengalaman Keindahan (D. Pramayoza (ed.)). Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM & Komunitas Senrepita.
Putirai Puri. (2022). Upaya Pelestarian Kesenian Bedug Kerok di Kampung Seni Yudha Asri. Repository. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Putri Pramesti Rimasari, dkk. 2015. Relevansi Gerak Tari Bedaya Suryasumirat Sebagai Ekspresi Simbolik Wanita Jawa. Chatarsis. Vol. 4 No. 1. Univeristas Negeri Semarang
Rahmah, dkk. (2020). Analisis Semiotika Pierce Pada Pertunjukan Tari Dhangga Madura. Jurnal Sosial Humaniora (JSH). Vol. 13 No. 2.
Setyawati, L. (2021). Budaya Tari Lengger dalam Perspektif Hukum Islam di Kabupaten Wonosobo. Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 4(1), 64–77.
Suardi Rofiandri. (2017). Kesenian Nandung Di Masyarakat Melayu Kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau (Kajian Semiotika). Imaji. Vol. 15 No. 2, 219-228
Sumaryadi, dkk.,(2019). Proses Kreatif dalam Seni Pertunjukan Dram-Tari-Musik. Yogyakarta: CV. New Transmedia
Thalutia Luthi. (2014). Tari Dalam Seni Bedug Kerok Di Kampung Yudha Asri Desa Mandeur Kecamatan Bandung Kabupaten Serang Banten. Repository UPI. Universitas Pendidikan Indonesia
Viatra Windu Aji. (2019). Poster “Hope” Obama Dalam Komunikasi Massa. Imaji, Vol. 17 No.2, 93-104
Yuliza, F. (2020). Creativity of Art in Ramayana Sendratari As an Example of Transformation Process. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, Vol. 22 No. 2, 83–92.
from https://doi.org/10.26887/ekspresi.v22i2.1013
Yuliza, F. (2020). Makna Tari Kontemporer Barangan Karya Otniel Tasman: Suatu Tinjauan Semiotika Tari. Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni. Vol. 5 No. 2
DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v21i2.59442
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Supervised by
Our Journal has been Indexed by:
View My Stats