Proses kreatif penciptaan Lara Raga Singo Lodra dalam karya tari Dhra

Gilang Rayiputra Pamungkas, Institut Seni Indonesia Surakarta, Indonesia
Nuryanto Nuryanto, Institut Seni Indonesia Surakarta, Indonesia

Abstract


The dance Dhra is a choreographic which interpretes a phenomenon of strength, pain, sacrifice and spirit that exists in the body of a pembarong when playing a dadak merak mask in the performance of Reyog Ponorogo. This study purposes to describe the creative process of creating the dance work of Dhra and to analyze the choreography of the dance Dhra.This research uses a practice-based artistic research methodology. To describe the creative process of creating the dance using the theory 3R from Eko Supriyanto and Alma Hawkins.To analyze the choreographic form using the theory from Y. Sumandiyo Hadi. The research results The dance work Dhra is created by Gilang Rayiputra Pamungkas through a creative process such as the stages of Re-Visiting, Re-Questioning, and Re-Interpreting. Then the creating stages, such as exploration, improvisation, composition, evaluation, rehearsal, and performing. The dance Dhra presented by two male dancers. This dance work is divided into four scenes. The first scene begins with a show of the artist's subtlety as a form of Gilang Rayi's empirical experience in art at Reyog Ponorogo. The second scene is realized by paired movements with muscle strength based on folk dance movements in the art of Reyog Ponorogo. The third scene reveals the spirit of the dancer in Reyog Ponorogo. The fourth scene is the culmination of the conflict, which is the depiction of the sacrifice and spirit of the dancer while enduring the pain of playing the dadak merak mask. Result of the research will enrich the repertoire of knowledge and education about art and culture of Indonesia, and awaken students to appreciate Indonesia culture.

Keywords: Dhra, creativity, dan choreography 

 

Proses kreatif penciptaan Lara Raga Singo Lodra dalam karya tari Dhra

Abstrak

Karya tari Dhra merupakan sebuah karya koreografi yang merupakan wujud penginterpretasian dari sebuah fenomena bentuk kekuatan, kesakitan, pengorbanan dan spirit yang ada dalam tubuh seorang pembarong ketika memainkan topeng dadak merak di pertunjukan Reyog Ponorogo. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan proses kreatif penciptaan karya tari Dhra. (2) Menganalisis bentuk koreografi karya tari Dhra. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian artistik yang berbasis praktik (Practice Based Research). Untuk menggambarkan proses kreatif penciptaan karya tari menggunakan teori 3R oleh Eko Supriyanto dan Alma Hawkins. Untuk menganalisis bentuk koreografi menggunakan teori Y Sumandiyo Hadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya tari Dhra merupakan karya yang digarap Gilang Rayiputra Pamungkas melalui proses kreatif dengan tahapan Re-Visiting, Re-Questioning, dan Re-Interpreting. Kemudian melalui tahap proses penciptaan yaitu eksplorasi, improvisasi, komposisi, evaluasi, rehearsal, dan pementasan. Karya tari Dhra disajikan oleh dua penari laki-laki. Karya tari ini terbagi menjadi empat adegan. Pertama, dimulai dengan unjuk ketubuhan pengkarya sebagai wujud pengalaman empiris Gilang Rayi dalam berkesenian di Reyog Ponorogo. Kedua, diwujudkan dengan gerakan berpasangan beradu kekuatan otot yang didasari oleh gerak tari pada kesenian Reyog Ponorogo. Ketiga, mengungkapkan bentuk semangat penari pembarong. Keempat, menggambaran pengorbanan dan spirit penari pembarong ketika menahan rasa sakit dalam memainkan topeng dadak merak. Hasil penelitian ini akan memperkaya khasanah pengetahuan dan pendidikan tentang seni budaya di Indonesia, dan menyadarkan peserta didik untuk lebih menghargai budaya Indonesia.

Keywords: Dhra, kreativitas, dan koreografi


Full Text:

PDF

References


Danandjaja, J. (1984). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: PT Grafiti Pers.

Endarmoko, Eko. (2016). Tesamoko: Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Febriyantoro, Rizky. (2021). Karya tari Doxa (Laku Spiritual Penari Bujang Ganong). Skripsi: ISI Surakarta.

Hadi, Y. Sumandiyo. (2003). Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta: ELKAPHI.

Hawkins, Alma M. (1990). Creating Through Dance (Mencipta Lewat Tari), diterjemahkan oleh Y. Sumandyo Hadi. Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Balai Pustaka.

Mackrell, Judith. (1997). Reading Dance. Michael Joseph Ltd.

Pamilu, Anik. (2007). Mengembangkan Kreativitas dan Kecerdasan Anak. Jakarta: Buku Kita.

Ponorogo, Pemkab. (2004). Pedoman Dasar Kesenian Reog Ponorogo dalam Pentas Budaya Bangsa. Ponorogo: Mata Pena.

Pratama, Irwan Yuda. (2018). Dadak Merak. Skripsi: ISI Surakarta.

Purwowiyono. (1985). Babad Ponorogo Jilid I – VII R.A. Surodiningrat. Ponorogo.

Rachmawati, Yeni & Kurniati, Euis. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2011). Metode Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Soemarto. (2014). Menelusuri Perjalanan Reyog Ponorogo. Ponorogo: CV. Kotareog Media.

Subeno, Heru. 2008. Analisis Nilai, Moral dan Sosial Cerita Tari Warok dalam Kesenian Reog Ponorogo. Yogyakarta.

Supriyanto, Eko. (2018). Ikat Kait Impulsif Sarira, Gagasan yang Mewujud Era 1990-2010. Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca.

Yulianti, Ninik Putri. (2022). Emas Tempawan Putri Dhaha dalam Karya Tari Halang. Skripsi: ISI Surakarta.




DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v21i2.58917

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

       

 Creative Commons License

website statistics View My Stats