PROSES KREATIF TRANSFORMASI WADIAN DADAS PADA RITUAL PENYEMBUHAN DAYAK MA’ANYAN KE BENTUK KARYA TARI HYANG DADAS

Rifkyanoor Ramadani, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Dayak merupakan sebuah julukan kolektif yang diberikan oleh orang barat terhadap suku bangsa pribumi yang menghuni pulau Kalimantan (Borneo). Julukan tersebut terbentuk akibat adanya kesamaan tatanan sosial, aturan norma, adat istiadat, hingga pemukiman yang berbentuk rumah panjang. Dayak Ma’anyan merupakan salah satu sub suku Dayak ot danum tertua yang persebarannya di wilayah tengah dan selatan pulau kalimantan. Sama dengan suku bangsa lainnya, Dayak Ma’anyan juga mempunyai tatanan hidup bermasyarakat, kaidah norma adat, serta kebiasaan mereka sendiri yang sudah terikat dari zaman nenek moyang mereka. Masyarakat suku Dayak Ma’anyan tergolong sebagai masyarakat tradisi lisan, yang mana tradisi lisan pada masyarakat ini menjadi poros utama serta center dalam berkehidupan sosial. Upacara Ritus Balian Dadas merupakan sebuah ritual penyembuhan yang menjadi kebiasaan serta adat yang berkembang di lingkup Dayak Ma’anyan. Sebuah upacara yang mengkaitkan hubungan alam sadar dan alam ghaib menjadikan Ritual Balian Dadas sebagai salah satu cara untuk penyembuhan orang yang sedang sakit.

Metode yang dilakukan pada penilitian ini ialah deskriptif kualitatif. Sebuah penelitian yang bersifat naturalistik untuk menangkat fenomena yang terjadi di lingkup sosial bermasyakat. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah peneliti sendiri. adapun sumber data pada penelitian ini ialah seorang kereografer karya tari hyang dadas, dan beberapa penari karya tari sersebut untuk melihat berbagai perspektif yang dapat ditarik simpulannya. Teknik yang digunakan pada penilitian ini ialah observasi, wawancara, serta dokumentasi.

Seiring perubahan zaman ritual Balian Dadas dikembang menjadi sebuah karya seni pertunjukan sebagai salah satu bagian promosi parawisata daerah. Hyang Dadas merupakan salah satu contoh bentuk karya tari bersifat pertunjukan yang bercermin dan berimplementasi pada ritual Balian Dadas. Menggunakan penari laki-laki yang bertranformasi memiliki unsur feminisme dalam penyajian karya tari ini, membuat berbagai pandangan/persfektif berbeda, dan mempunyai eksistensi atau fenomenal bagi masyarakat Kalimantan tengah serta beberapa seniman di Indonesia.

 

 

Kata Kunci: Ritual Penyembuhan, Dayak Ma’anyan, Hyang Dadas

 


Full Text:

PDF

References


Abdullah, Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Habibi, Budi Jaya. 2018. Titis Tutus vol 7 no 2. Yogyakarta: JOGED Jurnal Seni Tari Insititusi Seni Indonesia. Doi: doi.org/10.24821/joged.v9i2.254.

Hawkins. 1990. Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.

Hugiono, dan Poerwanta. 2000. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT Bina Aksara.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Novianto. 2011. “Jendela Borneo Membangun Kontruksi Pemahaman Terhadap Berbagai Realita Sosial, Politik, dan Kebudayaan Sukun Bangsa Dayak”. Sintang: Asta Prima.

Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur. 2005. “Buku Sejarah dan Kahiyangan Wadian Dayak Ma’anyan Barito Timur”. Palangka Raya: Pemerintah Daerah.

Riwut, Nila. 2014. Bawin Dayak: Kedudukan, Fungsi, dan Peran Perempuan Dayak. Yogyakarta: NR. Publisher.

Riwut, Tjilik. 2003. Maneser Panatau Tatu Hiang: Menyelami Kekayaan Leluhur. Palangka Raya: Pusakalima.

Riwut,Tjilik. 2007. Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan. Yogyakarta: NR.Publisher.

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Turner, Victor Tj St. Hanggar Budi Prasetya. 2011. Dari Ritual Ke Teater: Antropologi Pertunjukan. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.

Ukur, Fridolin. 1971. Tanggung Jawab Suku Dayak. Jakarta: BPK Gunung Mulia.




DOI: https://doi.org/10.21831/jwuny.v4i1.46466

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Jurnal Ilmiah WUNY

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Supported by:

RJI Main logo 

Flag Counter

 View My Stats