PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA, Trichoderma sp., TERHADAP PERTUMBUHAN BAWANG MERAH (CROK KUNING) PADA CEKAMAN KEKERINGAN

Putri Anjani Nawang Bulan, Universitas Negeri Yogyakarta
Nur Aeni Ariyanti, Universitas Negeri Yogyakarta
Suyitno Aloysius, Universitas Negeri Yogyakarta
Lili Sugiyarto, Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract


Kekurangan air menyebabkan lahan dalam kondisi cekaman kekeringan sehingga pertumbahan tanaman dapat terhambat. Mikoriza merupakan biostabilizer yang dapat ditambahkan untuk tanaman bertahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serta ada tidaknya interaksi pemberian mikoriza dan Trichoderma sp., terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah varietas Crok Kuning (Allium cepa L. Aggregatum group) pada berbagai variasi frekuensi penyiraman. Jenis penelitian merupakan eksperimen dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu pemberian mikoriza (tanpa mikoriza, mikoriza, Trichoderma sp., kombinasi mikoriza + Trichoderma sp.) dan variasi frekuensi penyiraman (setiap hari, 3 hari sekali, dan 6 hari sekali). Parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar berat segar dan kering daun, umbi, akar, dan persentase infeksi mikoriza. Analisis data menggunakan uji Two-Way ANOVA varian faktorial dilanjut uji Duncan apabila perlakuan mikoriza, frekuensi penyiraman, dan interaksi keduanya signifikan. Hasil menunjukkan bahwa tanpa pemberian Trichoderma sp., mampu meningkatkan berat segar daun, umbi, akar, dan berat kering akar, sedangkan perlakuan frekuensi penyiraman memberikan pengaruh terhadap berat segar dan berat kering akar. Adanya interaksi antara pemberian mikoriza dengan frekuensi penyiraman terhadap berat segar daun, berat segar umbi, berat segar akar, dan berat kering akar tanaman bawang merah.


Keywords


tanaman bawang merah; pertumbuhan; mikoriza; Trichoderma sp.; cekaman kekeringan

Full Text:

PDF

References


Adetya, V., Nurhatika, S., & Muhibuddin A. (2018). Pengaruh pupuk mikoriza terhadap pertumbuhan cabai rawit (Capsicum frustescens) di tanah pasir. Jurnal Sains dan Seni ITS, 7(2): 2337-3520.

Brundrett M. (1996). Working with mycorrhizas in forestry and agriculture. Canberra (AU): Australian Centre for International Agricultural Research.

Delvian. (2006). Peranan ekologi dan agronomi cendawan mikoriza arbuskular. USU Repository 2006. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Delvian. (2007). Keanekaragaman cendawan mikoriza arbuskula (CMA) berdasarkan ketinggian tempat. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Edisi Khusus 3:371 – 378.

Dewi, A. I. R. (2007). Peran prospek dan kendala dalam pemanfaatan endomikoriza. Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung.

Fahmissidqi, D. (2016). Pengaruh pemberian berbagai dosis fungi mikoriza arbuskular terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai (Glycine max L. Merr.) (respons of the various dose arbuscular mycorrihizal fungi on the growth of vegetative soybean plants (Glycine max L. Merr)). Jur.Agroekotek, 8(1), 47–55.

Gardner, F.P, R.B. Pearce dan R.I. Mitchell. (1991). Fisiologi tanaman budidaya. UI press. Jakarta

Halid, Erna. (2016). Uji efektivitas pemberian fungi mikoriza arbuskular (FMA) terhadap cekaman kekeringan bibit kakao klon lokal. Agrokompleks 1 (16) : 33-37.

Hidayat, A. Dan R. Rosliani. (2003). Pengaruh jarak tanam dan ukuran umbi bibit bawang merah terhadap hasil dan distribusi ukuran umbi bwang merah. Lap. Hasil penel. Balitsa Lembang.

Irianto, Ichwan, B., & Mapegau. (2011). Berbagai tingkat cekaman air The effect of cycocel to increase of mangosteen tolerant on water stress. 10(3), 300–308.

Katriani, M. (2013). Analisis morfofisiologi dan hasil jagung yang diaplikasikan Trichoderma sp. spp dan NPK pada lahan kering. Proposal Disertasi. Progam Pascasarjana. Universitas Hasanuddin. Makassar. http://repository.unhas.ac.i d/bitstream/handle/proposaldisertasi.pdf.

Kung`u. (2008). Effect of vesicular-arbuscular mycorrhiza (vam) inoculation on growth performance of senna spectabilis. http.www.ncbi.nlm.nih.gov.

Lakitan, B. (2011). Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Maharani, P., & Suryanti. (2020). Peran Trichoderma sp. dan jamur mikoriza arbuskular terhadap kesehatan bawang merah asal biji. Puti Maharani, Dr. Suryanti, S.P., M.P. Universitas Gajah Mada (UGM).

Muis, A., Indradewa, D., & Widada, J. (2013). Pengaruh inokulasi mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glycine max (L.) Merrill) pada berbagai interval penyiraman. Vegetalika, 2(2), 7–20.

Musafa, M.K., Aini, L.Q., & Prasetya, B. (2015). Peran mikoriza arbuskula dan bakteri Pseudomonas fluorescens dalam meningkatkan serapan p dan pertumbuhan tanaman jagung pada andisol. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 2 (2) : 191-197.

Nurahmi, E.; Susanna, & R. Sriwati. (2012). Pengaruh Trichoderma terhadap

perkecambahan dan pertumbuhan bibit kakao, tomat, dan kedelai. J.

FloratekVol.7,hlm.57-65

Ohorella Z. (2012). Pengaruh dosis pupuk organik cair (POC) kotoran sapi

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau. Jurnal Agroforestri.

Puspitasari, R. T., Elfarisna, Suryati, Y., & Pradana, N. T. (2016). Pengujian isolat mikoriza arbuskula (Glomus geosporum) pada tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Matematika, Sains Dan Teknologi, 17(1), 1–8.

Rossiana, N. (2003). Penurunan kandungan logam berat dan pertumbuhan tanaman sengon (Paraserianthes falcataria L (Nielsen)) bermikoriza dalam medium limbah lumpur minyak hasil ekstraksi. Universitas Padjajaran, Bandung.

Rungkat, J. A. (2009). Peranan MVA dalam meningkatkan pertumbuhan dan

produksi tanaman. Jurnal FORMAS 4. Hal 270 -276.

Samadi, B dan Cahyono. (2009). Bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta. hal.35.

Setiadi. (2007). Bekerja dengan Mikoriza untuk Daerah Tropik. Makalah,

Workshop Mikoriza Konggres Nasional Mikoriza Indonesia II 17-18 Juli

, Bogor, 10h.

Smith, S. E., And D. J. Read. (1997). Mycorrhiza symbiosis, 2nd ed: San Diego, USA. Academic Press.

Sufaati, S., Suharno, S., & Bone, I. H. (2011). Endomikoriza yang berasosiasi dengan tanaman pertanian non-legum di lahan pertanian daerah transmigrasi Koya Barat, Kota Jayapura. Jurnal Biologi Papua, 3(1), 1–8. https://doi.org/10.31957/jbp.542

Sumiati, & Gunawan, O. S. (2006). Aplikasi pupuk hayati mikoriza untuk meningkatkan efisiensi serapan unsur hara npk serta pengaruhnya terhadap hasil dan kualitas umbi bawang merah. J. Hort, 17(1), 34–42.

Suryani, R., Gafur, S., & Abdurrahman, T. (2015). Jurnal Pedon Tropika Edisi 1 Vol 3 (69-78). Jurnal Pedon Tropika, 3(1), 69–78.

Talaca, H. (2010). Status cendawan mikoriza vesikular arbuskular (MVA) pada

tanaman. Prosiding Seminar Pekan Serealia Nasional. Balai Penelitian

Tanaman Serealia. Sulawesi Selatan.

Widiastuti. (2003). Optimasi simbiosis cendawan mikoriza arbuskula acaula

spora tuberculata dan gigaspora margarita pada bibit kelapa sawit di tanah

masam. Jurnal Menara Perkebunan Volume 70 (2): 28-43.

Wiliodorus, Sasli, I., & Syahputra, E. (2020). Respons Tanaman bawang merah terhadap fungi mikoriza arbuskula (FMA) dan pemotongan umbi pada gambut. Jurnal Pertanian Dan Pangan, 2(2), 29–41.

Zamrodah, Y. (2016). Deskripsi bawang merah varietas Crok. 15(2), 1–23.




DOI: https://doi.org/10.21831/jps.v1i1.56022

Refbacks





Copyright (c) 2023 Jurnal Penelitian Saintek

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 p-ISSN: 1412-3991 || e-ISSN: 2528-7036

Indexed by:

     

View My Stats