THE EFFECT OF GENOTYPE QUALITY OF UNPAD SWEET CORN SEEDS TOWARDS ITS PHYSIOLOGICAL QUALITY

Niki Rahayu, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Indonesia
Anne Nuraini, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Sumadi Sumadi, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Abstract


This study was aimed at determining the effect of genotype quality of Unpad sweet corn seeds on physiological quality after four months of storage. The experimental design used was a completely randomized design with a treatment factor of 16 genotypes of sweet corn with 2 replications. The data were analyzed using the F test, if there was a significant difference in Scott Knott’s test at the level of 5%. All of the seed genotypes had different qualities, so there was a significant difference in 100 grain weight parameters, germination and simultaneous growth based on ANOVA test. Seeds that had good initial physical quality are able to maintain quality until the end of storage period. After the storage period there is the best genotype, namely with code 613 which is able to maintain its physical-physiological quality until the end of storage. Based on the results of the study, it can be concluded that the genotype of sweet corn seed npad Genotype 613 (P5 x P1 (x) (3)) has good physical and physiological qualities and can be used as a candidate for hybrid elders. This is seen from the quality of seeds that meet the requirements of quality seed characters from 100 grain weight parameters and germination.

PENGARUH MUTU GENOTIP BENIH JAGUNG MANIS UNPAD TERHADAP MUTU FISIOLOGIS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mutu genotip benih jagung manis Unpad terhadap mutu fisiologis setelah empat bulan penyimpanan. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan faktor perlakuan 16 genotipe jagung manis dengan 2 ulangan. Data dianalisis menggunakan uji F, apabila terdapat perbedaan yang signifikan dilakukan uji lanjut Scott Knott taraf 5 %.Semua genotip benih memiliki mutu yang berbeda, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan pada parameter bobot 100 butir, daya berkecambah dan keserempakan tumbuh berdasarkan uji anova. Benih yang memiliki mutu fisik awal yang baik mampu mempertahankan mutu sampai periode akhir penyimpanan. Setelah periode simpan terdapat genotip terbaik yaitu dengan kode 613 yang mampu mempertahankan mutu fisik-fisiologisnya sampai akhir penyimpanan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa genotip benih jagung manis Unpad Genotip 613 (P5 x P1 (x) (3)) memiliki mutu fisik dan fisiologis yang baik dan dapat dijadikan sebagai calon tetua hibrida. Hal ini dilihat dari kualitas benih yang memenuhi syarat karakter benih bermutu dari parameter bobot 100 butir dan daya berkecambah.


Keywords


genotype quality, corn seed, physiological quality

Full Text:

PDF

References


Astriani, D. (2010). Pemanfaatan gulma babadotan dan tembelekan dalam pe-ngendalian Sitophillus spp. pada benih jagung. Jurnal AgriSains, 1(1), 56-67.

Astriani, D., & Dinarto, W. (2010). Uji tok-sisitas beberapa gulma sebagai pestisida nabati hama bubuk pada penyimpanan benih jagung. Jurnal AgriSains, 1(2), 54-64.

Azizah, E., Kadapi, M., Sumadi, & Ruswan-di, D. (2009). Identifikasi mutu fisik dan fisiologis benih jagung setelah periode simpan pada berbagai suhu dan kelembaban. Zuriat, 20(1).

Dinarto, W. (2010). Pengaruh kadar air dan wadah simpan terhadap viabilitas benih kacang hijau dan populasi hama kumbang bubuk kacang hijau Callosobruchus chinensis L. Jurnal AgriSains. Vol 1 (1). Hal 68–78.

Kartono. (2004). Teknik penyimpanan benih kedelai varietas wilis pada kadar air dan suhu penyimpanan yang berbeda. Buletin Teknik Pertanian, 9(2), 79-82.

Lesilolo, M. K., Patty, J., & Tetty, N. (2012). Penggunaan desikan abu dan lama simpan terhadap kualitas benih jagung (Zea mays L.) pada penyimpanan ruang terbuka. Jurnal Agrologia, 1(1), 51-59.

Palupi, T., Ilyas, S., Machmud, M., & Wida-jati, E. (2012). Pengaruh formula coating terhadap viabilitas dan vigor serta daya simpan benih padi (Oryza sativa L.). Jurnal Agron Indonesia, 40(1), 21-28.

Purwanti, S. (2004). Kajian suhu ruang simpan terhadap kualitas beinh kedelai hitam dan kedelai kuning. Ilmu Per-tanian, 11(1), 22-31.

Purwanto, S. (2007). Perkembangan produk-si dan kebijakan dalam peningkatan produksi jagung. Dalam Sumarno dkk. (Eds.), Jagung: Teknik produksi dan pengembangannya (pp. 456-473.). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Raka, I. G. N., Astiningsih, A. A. M., Nyana, I. D. N., & Siadi, I. K. (2012). Pengaruh dry heat treatment terhadap daya simpan benih cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Jurnal Agric. Sci. and Biotechnol, 1(1), 1-11.

Sadjad, S. (1993). Dari benih kepada benih. Jakarta: Grasindo.

Schmidt, L. (2000). Guide to handling of tropical and subtropical forest seed. Humlebaek: Danida Forest Seed Centre.

Situmeang, M., Purwantoro, A., & Sulandari, S. (2014). Pengaruh pemanasan ter-hadap perkecambahan dan kesehatan benih kedelai (Glycine max (L.) Merrill). Jurnal Vegetalika, 3(3), 27-37.

Surtikanti & Suherman, O. (2003). Reaksi 52 galur/varietas jagung terhadap serangan kumbang bubuk. Berita Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan, 26, 3-4.

Sutopo, L. (2013). Teknologi benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syukur, M., & Rifianto, A. (2013). Jagung manis. Jakarta: Penebar Swadaya.

Syafruddin, Nurhayati, & Wati, R. (2012). Pengaruh jenis pupuk terhadap per-tumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung manis. Jurnal Floratek, 7, 107-114.

Tatipata, A., Yudono, P., Purwantoro, A., & Mangoendidjojo, W. (2004). Kajian aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpanan. Jurnal Ilmu Pertanian, 11(2), 76-87.




DOI: https://doi.org/10.21831/jps.v23i2.19266

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Jurnal Penelitian Saintek

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 p-ISSN: 1412-3991 || e-ISSN: 2528-7036

Indexed by:

     

View My Stats