Variasi keluasan makna interpersonal dalam teks translasional dwibahasa “perburuan” berbahasa Indonesia dan berbahasa Prancis

Dies Oktavia Dwi Astuti, Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunung Pati, Semarang, Indonesia
Asruddin Barori Tou, Department of English Language Education, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Tujuan penelitian ini mendeskripsikan tingkat variasi keluasan makna interpersonal dalam teks translasional yang melibatkan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Prancis serta mendeskripsikan faktor kontekstual yang memicu terjadinya variasi keluasan makna interpersonal dalam dua teks translasional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak, dengan melihat mood dan residue dari Eggin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi keluasan makna interpersonal lapis pertama yang diwujudkan dalam T1-T2 didominasi oleh variasi 0 (paling rendah). Hal ini dikarenakan T1-T2 keduanya bersarana grafik dengan kecirian bahasa tulis yang di dalamnya bercirikan Mood dan Residu yang tersurat. Selain itu, penerjemah T2 dari awal telah memutuskan T1 menjadi intertekstual konteks T2. Adapun bukti empiriknya adalah judul T1-T2 mempunyai makna kata yang sama sehingga dengan otomatis isi selanjutnya, ranah sosial dalam T2 selalu terkait dengan T1. Adapun pendorong penerjemah T2 memutuskan T1 menjadi intertekstual konteks T2 karena penerjemah T2 menganut ideologi makna berangkat dari T1 sehingga dalam melakukan tindak penerjemahan, penerjamah T2 setia dengan T1.

Kata Kunci: variasi, keluasan makna interpersonal

 

The breadth variation of interpersonal meaning on the bilingual translational text of “perburuan” in bahasa Indonesia and France

 

Abstract

This research aims to describe the degree of the interpersonal meaning breadth on the translational texts which involves two languages, in this case Bahasa Indonesia and French. It also aims to describe the factors of the interpersonal meaning breadth on those texts. The data collection was conducted by observing the texts. The findings show that the variation of interpresional meaning breadth of the first layer, which is represented T1-T2, is dominated by variation 0 (the lowest variation). This is beacause T1-T2 is in the form of written text in which the characteristic of written text is the extrinsic Mood and Residue. Moreover, the T2 translator decided that T1 became the T2 intertextual context. The empirical proof is represented in the title of T1-T2 which has the same meaning so that the social context is always related to T1. The motive of the translator T2 to decide that T1 became intertextual of T2 is that he follows the ideology that meaning derives from T1 so that in the process of translation, he sticks to the T1.

Keywords:variation, interpersonal meaning breadth

 


Keywords


variation; interpersonal meaning breadth

Full Text:

FULLTEXT PDF

References


Alwi, H. (1992). Modalitas dalam bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Alwi, H et al. (2003). Tata bahasa baku bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Bielsa, M & Basnett, S. (2009). Translation in global news. London: Rutledge.

Bescherelle. (1997). La grammaire pour tous. Paris: Hatier.

Butt et al. (2000). Using functional grammar an explorer’s guide 2nd edition. Sydney: Macquarie University.

Chaer, A. (2012). Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2009). Sintaksis bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Daillie, F.R. (1991) Pramoedya Ananta Toer Le Fugitif. Paris: PLON.

Djajasudarma, T.F. (2009). Semantik 2. Bandung: Refika Aditama.

Dubois, J & Jouannon, G. (1984). Grammaire et exercices de français. Paris: Libraire Larousse.

Eggins, S. (1994). An introduction to systemic functional linguistics. London: Pinter Publishers.

Ghadessy, M. (Ed.). (1993). Register anaysis theory and practice. London: Pinter Publishers.

Halliday, M.A.K. (2004). An introduction to functional grammar third edition. London: Edward Arnold.

Halliday, M.A.K & Hasan, R. (1992). Bahasa, konteks, dan teks: aspek-aspek bahasa dalam pandangan semiotik sosial. (Terjemahan Tou, A.B). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus linguistik edisi keempat. Jakarta: Gramedia.

Krippendorff, K. (2004). Content analysis an introduction to its methodology 2nd edition. California: Sage Publication.

Larson, M.L. (1997). Meaning-based translation a guide to cross-language equivalence 2nd edition. Oxford: University Press of America.

Martin, J.R. (1992). English text system and structure. Philadelphia: John Benjamins Publishing Company.

Matthiessen & Halliday. (1994). Systemic functional grammar: A first step into the theory.

Munday, J. (2008). Introducing translation studies theories and applications 2nd edition. New York: Routledge.

Sinar, T.S. (2003). Teori & analisis wacana pendekatan sistemik-fungsional. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Sudaryanto. (2001). Metode dan analisis teknik analisis bahasa pengantar wahana kebudayaan secara linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Toer, P.A. (1955). Perburuan. Djakarta: Balai Pustaka

Tou, A.B. (2008). Workshop on thesis writing database. Yogyakarta University. 30 October 2008.




DOI: https://doi.org/10.21831/lt.v3i1.8470

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Dies Oktavia Dwi Astuti, Asruddin Barori Tou

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Our Journal indexed by:

     


 Creative Commons License
LingTera is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/ljtp.

View My Stats