EKSISTENSI DIRI TIGA PEREMPUAN DALAM TROIS FEMMES PUISSANTES KARYA MARIE NDIAYE

Yeni Artanti, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Diajeng Sofyanti, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Muhammad Deni Reza P., Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Wiwin Hartanti, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Manusia sepanjang hidupnya secara terus-menerus melakukan tindakan-tindakan untuk menunjukkan keberadaan dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan eksistensi diri ketiga perempuan yang  terepresentasi dalam Trois Femmes Puissantes karya Marie Ndiaye.  Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis interpretatif dengan menggunakan pendekatan eksistensialisme sebagai acuan analisis.  Data-data berupa kata, frasa, kalimat atau paragraf terkait eksistensi ketiga tokoh perempuan, yaitu Norah, Fanta, dan Khady Demba yang terkumpul melalui pembacaan secara berulang, pencatatan, pengelompokan  atau pengklasifikasian kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk disajikan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga perempuan yaitu Norah, Fanta, dan Khady Demba merepresentasikan tokoh-tokoh yang mencoba melakukan perlawanan terhadap dominasi kulit putih, dunia patriarki, dan kapital dengan mencoba menjadikan diri mereka ‘ada.’  Ketiganya meng’ada’ dengan menjadi pribadi yang bertindak terhadap hidup mereka. Kecemasan, ketakutan, kepedihan, penderitaan, pengalaman traumatis, emosi dan juga keputusasaan yang seringkali mengungkung perempuan, dijadikan sebagai pengalaman eksistensi untuk meng‘ada’ sebagai perempuan dan pribadi. Kegetiran hidup Norah karena trauma kehilangan sosok ayah, ikatan cinta suami Fanta yang memenjarakan, dan jeratan kebutuhan ekonomi yang melilit Khady Demba tidak membuat tiga perempuan ini putus asa, tetapi justru menjadikan mereka sebagai individu yang konkret dan unik dalam memilih eksistensi mereka sendiri, yaitu sebagai pengacara, ibu rumah tangga, atau pekerja seks, setidaknya mereka memilih untuk bertindak dengan sadar. Ketiganya menyadari keberadaannya sebagai manusia.

 

Kata Kunci: eksistensi, perempuan, Ndiaye, kedirian, pergumulan batin

 

 

THE SELF-EXISTENCE OF THREE WOMEN IN MARIE NDIAYE'S TROIS FEMME PUISSANTES

 

Abstract

Humans throughout their life continuously take actions to show their existence. The purpose of this research is to describe the existence of the three women represented in Marie Ndiaye's “Trois Femmes Puissantes.” This research is a qualitative descriptive study by using interpretive analysis techniques and an existentialism approach as a reference for analysis. Data in the form of words, phrases, sentences or paragraphs related to the existence of the three female characters, namely Norah, Fanta, and Khady Demba which were collected through repeated reading, note taking, grouping or classifying, and analysing or interpreting.  The results showed that the three women stated represented figures who tried to fight against white domination, patriarchy and capital domination. The three of them are becoming individuals who act and own their life to show their existence. Anxiety, fear, pain, suffering, traumatic experiences, emotions, and despair that often confine women, are interpreted as their experiences as a woman and as a person. Norah's life bitterness due to the traumatic feeling  of losing a father’s figure, the love bond of Fanta's imprisoned husband, and the bondage of economic necessity that surrounds Khady Demba did not make these three women despair, but instead made them concrete and unique individuals in choosing their own existence, explicitly as lawyer, housewife, or sex worker. They choose to act and show their existence consciously. 

 

Keywords: existence, women, Ndiaye, self, inner struggle


Keywords


existence, women, Ndiaye, self, inner struggle

Full Text:

PDF

References


Artanti, Y. (2020). Konsep Diri Perempuan di Persimpangan Budaya dalam Autobiografi Stupeur et Tremblements Karya Amelie Nothomb. Litera Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya, 19(1), 72-93. doi:10.21831/ltr.v19i1.30465

Benoit, M. (2019). Dire la migration, « Khady Demba » dans Trois femmes puissantes de Marie Ndiaye. Journal of the African Literature Association, 13(2), 218-230, DOI: 10.1080/21674736.2019.1614268.

Gaensbauer, D. B. (2014). Migration and Metamorphosis in Marie Ndiaye's Trois Femmes Puissantes. Studies in 20th & 21st Century Literature, 38(1). http://dx.doi.org/10.4148/2334-4415.1004.

Garot, E. (2017). Pergumulan Individu dan Kebatiniahan. Yogyakarta : PT Kanisius.

Hadiwijono, H. (2016). Sari Sejarah Filsafat Barat 2, cetakan ke-28. Yogyakarta : PT. Kanisius.

Harjito. (2014). Kemandirian Perempuan Jawa dalam Cerita Tradisional. Litera Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 13(2), 316-325. https://doi.org/10.21831/ltr.v13i2.2584.

Hassan, F. (2014). Psikologi-Kita & Eksistensialisme. Depok : Komunitas Bambu.

Hong, H. V., & Hong, E. H. (2000). The Essential Kierkegaard. USA: Princeton University Press.

Kierkegaard, S. A. (2009). Concluding Unscientific Postscripts to the Philosophical Crumbs. (Alastair Hannay, edited & transl). USA: Cambridge University Press.

Imorou, A. (2013). Humaines et épanouies. Trois Femmes Puissantes et Les Figures littéraires des Africaines. Association for French Studies in Southern Africa (AFSSA), (43), 40-62. https://journals.co.za/content/french/2013/43EJC145917.

Manshur, F. M. (2017). Teori Dialogisme Bakhtin dan Konsep-Konsep Metodologisnya Bakhtin's Theory of Dialogism and Methodological Concepts. SASDAYA, Gadjah Mada Journal of Humanities, 1(2), 235-249. https://doi.org/10.22146/sasdayajournal.27785.

NDiaye, M. (2009). Trois Femmes Puissantes. Paris: Gallimard.

Nina, W. (2013). La vie de trois femmes représentée par deux auteurs différents : les « bonnes femmes » de Montaigne vs. les « femmes puissantes » de Marie Ndiaye. [Thesis tidak diterbitkan]. Universitas Ghent.

Nurhayati, A. (2019). Intersectioning Oppression of Gender and race in Toni Morrison’s “The Bluest Eye abd God Help The Child”. Litera, Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 18(3), 379-394. https://doi.org/10.21831/ltr.v18i3.27796.

Parent, A. M. (2013). À leur corps défendant : défaillances et excrétions dans Trois femmes puissantes de Marie Ndiaye. L'Esprit Créateur, 53(2), 76-89, https://doi.org/10.1353/esp.2013.0026.

Ritzer, G., Stepnisky, J. (2019). Classical Sociological Theory. (Ahmad Lintang Lazuardi, transl.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syafe’i, I. (2015). Subordinasi Perempuan dan Implikasinya terhadap Rumah Tangga. Jurnal Studi Keislaman. 15(1), 143-166. https://doi.org/10.24042/ajsk.v15i1.716.

Wiyatmi. (2010). Citraan Perlawanan Simbolis Terhadap Hegemoni Patriarki Melalui Pendidikan dan Peran Perempuan di Arena Publik dalam Novel- Novel Indonesia. Atavisme, 13(2), 243-256. https://doi.org/10.24257/atavisme.v13i2.135.243-256.

Wiyatmi., Suryaman, M., & Swatikasari, E. (2016). Dekonstruksi terhadap Kuasa Patriarki Atas Alam, Lingkungan Hidup, dan Perempuan dalam Novel-Novel Karya Ayu Utami. Litera, Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 15(2), 282-291. https://doi.org/10.21831/ltr.v15i2.11829.

Yuliawati, S. (2018). Perempuan atau Wanita? Perbandingan Berbasis Korpus Tentang Leksikon Berbias Gender. Paradigman Jurnal Kajian Budaya, 8(1), 53-70. http://dx.doi.org/10.17510/paradigma.v8i1.227.




DOI: https://doi.org/10.21831/ltr.v19i3.36011

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




______________________

 

                                 

 

__________________________________________________________________________________________________

 

 

RJI Main logo

 

      

The International Journal of Linguistic, Literature, and Its Teaching at http://http://journal.uny.ac.id/index.php/litera/ is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

 __________________________________________________________________________________________________ 

 

Flag Counter