SMK kearifan lokal Tri Hita Karana (THK)

Putu Sudira,

Abstract


SMK kearifan lokal Tri Hita Karana (THK) adalah sekolah kejuruan yang menerapkan karakter keharmonisan antara warga sekolah dengan sang pencipta Tuhan Yang Mahaesa, keharmonisan antar sesama warga sekolah, dan keharmonisan antara warga sekolah dengan lingkungan sarana dan prasarana sekolah secara keseluruhan. Pendidikan kejuruan di SMK berbasis kearifan lokal THK dapat mengantisipasi dampak negatif instrusi budaya global, karena THK telah menjadi “taksu” atau modal sosiokultural spiritual dan falsafah hidup masyarakat Bali. Pendidikan kejuruan berbasis kearifan lokal THK perlu dikembangkan secara sistematis untuk meningkatkan keunggulan lokal, kepentingan nasional, keadilan, dan kompetisi antarbangsa dalam peradaban dunia. Pengembangan SMK kearifan lokal THK didasarkan atas kebijakan pemerintah berupa UU nomor 20 Tahun 2003, PP 19 Tahun 2005, PerMenDiknas nomor 63 Tahun 2009, dan Perda Provinsi Bali nomor 16 Tahun 2009. Dengan menerapkan kearifan lokal THK, SMK dapat berkembang sebagai pusat pembudayaan kompetensi, menjadi basis pengembangan karakter dan kepribadian sumber daya insani (SDI) dengan ketrampilan kerja tinggi, budaya kerja dan budaya belajar yang kuat, serta budaya melayani orang secara tulus dan wajar. Pendidikan kejuruan berbasis kearifan lokal THK dapat melahirkan manusia yang memiliki kemampuan mengelola hidupnya dengan baik, benar, dan wajar.

 

VOCATIONAL HIGH SCHOOL INDIGENOUS TRI HITA KARANA

Abstract

Vocational High School (VHS) indigenous Tri Hita Karana (THK) is a vocational school that implements character harmony between the school community with the creator God Almighty, harmony among the school community, and the harmony between the school community with the school facilities and infrastructure as a whole. VHS based on local wisdom THK can anticipate the negative impact of global cultural entrusion, because THK has become "taksu" or sociocultural-spiritual capital and philosophy of life of the Balinese people. Vocational education based on local wisdom THK should be developed systematically to promote the local excellence, national interest, justice, and the competition between nations in the world civilization. Development of VHS local wisdom THK based on the government policy in UU nomor 20 Tahun 2003, PP 19 Tahun 2005, PerMenDiknas nomor 63 Tahun 2009, and Perda Provinsi Bali nomor 16 Tahun 2009. By applying local wisdom THK, VHS can develop as a center of competence cultivation, the basis for the development of character and personality of human resource with high job skills, strong a work culture and learning culture, and a culture of serving the people sincerely and reasonable. Vocational education based on local wisdom THK, can deliver humans who have the ability to manage his life with the good, true, and fair.


Keywords


local wisdom; THK; VHS; harmony

Full Text:

PDF

References


Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali. (2009).

Agastia, IBG. (2007). "Mengkritisi Implementasi Tri Hita Karana." Warta Hindu Dharma, 491, hlm. 4-41.

Cheng, Y.C. (2005). New Paradigm for Re-engineering Education: Globalization, Localization, and Individualization. Netherland: Springer.

Chinien, C., & Singh, M. (2009). "Overview: Adult Education for the Sustainability of Humankind." Dalam Rupert Maclean, David Wilson, & Chris Chinien (Eds.), International Handbook of Education for the Changing World of Work: Bridging Academic and Vocational Learning. Germany: Springer.

Chinien, C., Boutin, F., & Plane, K. (2009). "The Challenge for ESD in TVET: Developing Core Sustainable Development Competencies and Collaborative Social Partnerships for Practice." In Rupert Maclean, David Wilson, & Chris Chinien (Eds.), International Handbook of Education for the Changing World of Work: Bridging Academic and Vocational Learning. Germany: Springer. (pp. 2553-2570).

Clarke L., & Winch C. (2007). Vocational Education: International Approaches, Development, and Systems. USA: Routledge.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Hampden, G., Thompson, Guzman, L., & Lippman, L. (2008). "Cultural Capital: What Does It Offer Students? A Cross-National Analysis." Dalam J. Zajda, K. Biraimah, & W. Gaudell (Eds.), Education and Social Inequality in the Global Culture. Melbourne: Springer Science + Business Media B.V.

Coessens, K., & Bendegem, J.P.V. (2008). "Cultural Capital as Educational Capital: The Need For a Reflection on the Educationalisation of Cultural Taste." Dalam Paul Smeyers & Marc Depaepe (Eds.), Educational Research: The Educationalization of Social Problems. London: Springer Science+Business Media B.V.

Oketch, M. O. (2009). "To Vocationalize or Not to Vocationalize? Perspectives on Current Trends and Issues on TVET in Africa." Dalam R. Maclean, D. Wilson, & C. Chinien (Eds.), International Handbook of Education for the Changing World of Work: Bridging Academic and Vocational Learning. Germany: Springer.

Oketch, M. O., Green, A., & Preston, J. (2009). "Trends and Issues in TVET across the Globe." Dalam R. Maclean, D. Wilson, & C. Chinien (Eds.), International Handbook of Education for the Changing World of Work: Bridging Academic and Vocational Learning. Germany: Springer.

Pavlova, M. (2009). "The Vocationalization of Secondary Education: The Relationships between Vocational and Technology Education." Dalam R. Maclean, D. Wilson, & C. Chinien (Eds.), International Handbook of Education for the Changing World of Work: Bridging Academic and Vocational Learning. Germany: Springer.

Rojewski. J.W. (2009). "A Conceptual Framework for Technical and Vocational Education and Training." Dalam R. Maclean, D. Wilson, & C. Chinien (Eds.), International Handbook of Education for the Changing World of Work: Bridging Academic and Vocational Learning. Germany: Springer.

Singh, M. (2009). "Social and Cultural Aspects of Informal Sector Learning: Meeting the Goals of EFA." Dalam R. Maclean, D. Wilson, & C. Chinien (Eds.), International Handbook of Education for the Changing World of Work: Bridging Academic and Vocational Learning. Germany: Springer.

Slamet, P.H. (2008). Desentralisasi Pendidikan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Thompson, John F. (1973). Foundations of Vocational Education: Social and Philosophical Concepts. New Jersey: Prentice-Hall.

Tilaar, H.A.R. (1999). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tilaar, H.A.R. (2002). Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pedagogik Transformatif untuk Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Titib, I Made. (2007). "Aktualisasi Ajaran Tri Hita Karana dalam Konsep Desa Adat di Bali." Makalah Dharma Wacana. Banjar Pragae Desa Mengwi Gede, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

Wastika, D.N. (2005). "Penerapan Konsep Tri Hita Karana Dalam Perencanaan Perumahan di Bali." Jurnal Permukiman Natah, Vol. 3 No. 2, hlm. 62–105.

Wagner, T. (2008). The Global Achievement Gap. New York: Basic Books.

Wiana, IK. (2003, 29 November). "Kewajiban Utama Desa Pakraman Menegakkan Tattwa." Diunduh pada 12 Oktober 2010, dari http://www.iloveblue.com/bali_gaul_funky/artikel_bali/category/KETUT%20WIANA/10/13.htm

Wiana, IK. (2009, 20 Juli). "Membenahi Motivasi Kerja." Diunduh pada 2 Juni 2010, dari http://www.iloveblue.com/bali_gaul_funky/artikel_bali/detail/2820.htm

Wiana, IK. (2009, 8 Juni). "Tantangan SDM Hindu kedepan." Diunduh pada 2 Juni 2010, dari http://www.iloveblue.com/bali_gaul_funky/artikel_bali/detail/2820.htm

Wiana, IK. (2009, 8 Juni). "Kegiatan Beragama Hindu Membangun SDM Bermutu." Diunduh pada 2 Juni 2010, dari http://www.iloveblue.com/bali_gaul_funky/artikel_bali/detail/2820.htm

Wiana, IK. (2009, 6 April). "Dosa kalau Pendidikan tanpa Karakter." Diunduh pada 2 Juni 2010, dari http://www.iloveblue.com/bali_gaul_funky/artikel_bali/detail/2820.htm

Zajda, J., Biraimah, K., & Gaudelli, W. (2008). Cultural Capital: What Does It Offer Students? A Cross-National Analysis. Dalam Education and Social Inequality in the Global Culture. Melbourne: Springer Science + Business Media B.V.




DOI: https://doi.org/10.21831/jpv.v2i2.1035

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Our journal indexed by:
       

ISSN 2088-2866 (print) || ISSN 2476-9401 (online)

View Journal Visitor Stats