RUANG TANPA BATAS: SEJARAH DAN POLITIK MEMORI PADA PUBLIC SPACE MONUMEN SERANGAN UMUM 1 MARET 1949

Nanang Setiawan,

Abstract


Berangkat dari peristiwa perang kemerdekaan yang disampaikan melalui pesan utama bahwa segala bentuk perjuangan demi bangsa dan negara layak untuk dikenang generasi penerus, ternyata mampu menyimpan berbagai ingatan serta menempatkan Soeharto di mata masyarakat Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut Orde Baru benar-benar masuk di dalamnya sebagai sebuah sosok sentral yang berusaha mengkonstruksi ingatan melalui penggunaan simbol-simbol tertentu di dalam kehidupan masyarakat. Melalui public space khususnya monumen, simbol dan wacana direpresentasikan untuk menunjukkan sebuah identitas agar mengendap dalam ingatan masyarakat. Dengan demikian dapat diketahui, bahwa konstruksi sejarah melalui sebuah monumen yang mengandung pengalaman masa lalu merupakan sebuah hal yang tidak dapat dielakkan. Lebih dari itu, monumen telah dijadikan sebagai perantara guna menyatukan persepsi atau konstruksi makna atas sebuah peristiwa sejarah untuk kepentingan masa kini yang mengarah pada monopoli penguasa. Konstruksi sejarah di dalamnya kemudian menjadi penting karena terdapat kepercayaan bahwa siapa yang menguasai sejarah maka akan menguasai masa depan. Nampaknya inilah yang dilakukan Orde Baru di bawah Soeharto melalui monumen bernama Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949.

Kata Kunci: Memori, Monumen, dan Soeharto


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/moz.v11i2.45212

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Flag Counter

 Web Analytics

View My Stats Mozaik