PARADIGMA HISTORIS PENDIDIKAN AGAMA AGAR DOKTRIN AGAMA FUNGSIONAL DI ERA MODERN
Abstract
Abstrak:
Paradigma historis pendidikan agama dimaksudkan agar agama itu fungsional dalam kehidupan modern. Untuk itu, agama harus ikut menangani permasalahan pada era modern ini, mengarahkan perkembangan ilmu modern, dan mengadopsi serta mengembangkan ide-ide dan konsep-konsep modern. Umat Islam perlu akrab dengan permasalahan kemodernan seperti negara bangsa, nasionalism, dan demokrasi.
Model pendidikan agama berdasarkan paradigma historis itu menggabungkan pendekatan konvensional pendidikan agama yang bersifat dogmatis-normatif, pendekatan historis, dan pendekatan kontekstual. Model yang perlu dikembangkan berdasarkan pendekatan historis adalah Agama Reformis, dimana agama difungsikan sebagai motor penggerak perubahan, dengan menjadikan agama selalu bersentuhan dengan konsep-konsep modern, namun ia bersifat kritis terhadap pendekatan ideologis-revolusioner, sehingga ia mengembangkan pendekatan reformatif-evolusioner.
Pendekatan historis dan kontekstual baik dapat digunakan sebagai metoda dalam penyampaian pendidikan agama agar doktrin agama itu fungsional dalam kehidupan modern. Adakalanya kita tidak dapat menggunakan kedua pendekatan secara bersama-sama dalam menjelaskan suatu materi pelajaran, namun salah satu dari pendekatan itu secara sendiri-sendiri dapat digunakan untuk menjelaskan materi pelajaran agama. Bahkan, baik pendekatan historis maupun kontekstual dapat digunakan pada Standar Kompetensi yang kelihatannya ekslusif dalam pendidikan agama, yaitu Al-Qur’an, Akidah, Akhlak, dan Fiqih. Satu-satunya Standar Kompetensi terkait erat dengan pendekatan historis dan kontestual adalah Tarikh dan Kebudayaan Islam.
DOI: https://doi.org/10.21831/moz.v4i1.4391
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.