Hambatan dalam pembelajaran senam di Sekolah Dasar
Pamuji Sukoco, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Farida Mulyaningsih, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Ari Iswanto, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Abstract
Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang gerakannya sangat komplek dan memiliki manfaat untuk mengembangkan komponen fisik serta kemampuan gerak, khususnya pada anak usia sekolah dasar. Pembelajaran senam dalam setiap jenjang pendidikan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan apa saja yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran senam di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif menggunakan metode survey dengan teknik pengambilan data menggunakan angket. Populasi penelitian adalah Guru Penjasorkes se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam persentase. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hambatan dalam pembelajaran senam berdasarkan lima aspek, yaitu aspek guru sebesar 16,86%, murid sebesar 42,15%, sarana dan prasarana sebesar 30,39%, kurikulum sebesar 6,53% dan lingkungan sebesar 17,64%.
BARRIERS IN GYMNASTICS LEARNING
Abstracts
Gymnastics is a sport whose movements are very complex and have benefits for developing physical components and mobility, especially for elementary school-aged children. Gymnastics learning at every level of education has different levels of difficulty. This study aims to determine what barriers are the problems in learning gymnastics in elementary schools. The research method used is descriptive quantitative using survey methods with data collection techniques using a questionnaire. The study population was Physical Education Teachers in the Special Region of Yogyakarta. The data analysis technique used descriptive analysis as stated in the percentage. The results of this study indicate that the barriers in gymnastics learning are based on five aspects, namely the teacher aspect of 16.86%, the student's 42.15%, the facilities and infrastructure of 30.39%, the curriculum of 6.53% and the environment of 17. 64%.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Gabbard, C., LeBlanc, E., Lowy, S. (1987). Physical education for children: building the foundation. Prentice-Hall.
Graham, G., Shirley, H., Parker. (2010). Children moving, a reflective approach to teaching physical education. New York: McGraw Hill Companies.
Mahendra, A. (2000). Senam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Dasar dan MenengahBagian Proyek Penataran Guru SLTP setara DIII.
Muhajir, & Sutrisno, B. (2014). Buku guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Peter H. Werner, Lori H. Williams, Tina J. Hall. (2012). Teaching children gymnastics. USA: Human Kinetics.
Roji, & Yulianti. (2014). Buku guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
DOI: https://doi.org/10.21831/majora.v27i1.39288
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 MAJORA: Majalah Ilmiah Olahraga
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
MAJORA: Majalah Ilmiah Olahraga is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.