GIVING ROOM FOR THOSE WHO ARE FORGOTTEN: READING THE FIGURES OF QUEEN KALINYAMAT AND DEWI RENGGANIS IN INDONESIAN NOVELS

Wiyatmi Wiyatmi, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


            The patriarchal system which is dominant in most ethnic groups in Indonesia has brought up narratives that favor men. As a result, men are the main characters and heroes in a number of Indonesian folk literature, whereas the position and role of women tend to be marginalized. This study tries to understand two female figures, Queen Kalinyamat and Dewi Rengganis, who were transformed in Indonesian novels. In folklore both tend to be marginalized because they accentuate male heroes. However, in Indonesian novels both tend to be highlighted on their position and role in society, as can be found in the novel Ratu Kalinyamat (Hadi, 2010) and Cantik Itu Luka (Kurniawan, 2004, first edition). By using a qualitative descriptive method that bases on the framework of postmodernist feminism analysis, this study tries to interpret its position and role in society. By using a qualitative descriptive method that bases on the framework of postmodernist feminism analysis, this study tries to interpret its position and role in society. The results showed that the novels Ratu Kalinyamat and Cantik Itu Luka were written to bring back female characters that had existences as subjects who not only had power over their autonomy but were also able to exercise their power. Ratu Kalinyamat (Hadi, 2010) which transformed Queen Kalinyamat and Cantik Itu Luka (2004, first edition) which transformed Dewi Rengganis, and Dayang Sumbi showed an effort to bring back female figures who historically and in myths were considered to exist in the past. This is in line with the mission of feminist literature and feminist studies aimed at identifying the elimination and elimination of information about women in general.

 Keywords: feminism, women, folklore, marginalization, patriarchy

 

MEMBERI RUANG UNTUK MEREKA YANG TERLUPAKAN:

MEMBACA SOSOK RATU KALINYAMAT DAN DEWI RENGGANIS

DALAM NOVEL INDONESIA

 

Abstrak

            Sistem patriarki yang dominan di sebagian besar suku bangsa di Indonesia telah memunculkan narasi-narasi yang berpihak pada laki-laki. Akibatnya, laki-laki menjadi tokoh utama dan pahlawan dalam sejumlah sastra rakyat Indonesia, sedangkan posisi dan peran perempuan cenderung terpinggirkan. Penelitian ini mencoba memahami dua sosok perempuan, Ratu Kalinyamat dan Dewi Rengganis, yang ditransformasikan dalam novel-novel Indonesia. Dalam cerita rakyat keduanya cenderung terpinggirkan karena menonjolkan pahlawan laki-laki. Namun, dalam novel-novel Indonesia keduanya cenderung menonjolkan kedudukan dan perannya dalam masyarakat, seperti yang terdapat dalam novel Ratu Kalinyamat (Hadi, 2010) dan Cantik Itu Luka (Kurniawan, 2004, edisi pertama). Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berpijak pada kerangka analisis feminisme postmodernis, penelitian ini mencoba menginterpretasikan posisi dan perannya dalam masyarakat. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berpijak pada kerangka analisis feminisme postmodernis, penelitian ini mencoba menginterpretasikan posisi dan perannya dalam masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Ratu Kalinyamat dan Cantik Itu Luka ditulis untuk menghadirkan kembali tokoh-tokoh perempuan yang memiliki eksistensi sebagai subjek yang tidak hanya memiliki kekuasaan atas otonominya tetapi juga mampu menjalankan kekuasaannya. Ratu Kalinyamat (Hadi, 2010) yang mentransformasikan Ratu Kalinyamat dan Cantik Itu Luka (2004, edisi pertama) yang mentransformasikan Dewi Rengganis, dan Dayang Sumbi menunjukkan upaya untuk memunculkan kembali sosok-sosok perempuan yang secara historis dan mitos dianggap ada di masa lalu. Hal ini sejalan dengan misi sastra feminis dan studi feminis yang bertujuan untuk mengidentifikasi eliminasi dan eliminasi informasi tentang perempuan secara umum.

 

Kata kunci: feminisme, perempuan, folklore, marginalisasi, patriarki

Keywords


feminism, women, folklore, marginalization, patriarchy

Full Text:

PDF

References


Abdulwahid, I., et al. (1998). Kodifikasi cerita rakyat daerah wisata Pangandaran, Jawa Barat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Achmad, S. W.. (2019). Ratu Kalinyamat: Kisah Cinta, Dendam dan Tahta. Yogyakarta: Araska.

Ali, S. R., et al. (1992). Dewi Rengganis. Jakarta: Pusat Pernbinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Bray, A. (2004). Hélène Cixous Writing and Sexual Difference. New York: Palgrave Macmillan.

Hadi, M. (2010). Ratu Kalinyamat. Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara.

Hayati, C., et.al. (2000). Peranan Ratu Kalinyamat di Jepara Pada Abad XVI. Semarang: Departemen Pen¬didikan dan Kebudayaan Jawa Tengah.

Hayati, C. (2010). “Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Pemberani.” http://eprints.undip.ac.id/3238/. Downloaded 10 October 2020.

Herjana, A. (2012). “Mitologi Perempuan Sunda.” Patanjala. Vol. 4 (1), 156-169.

Humm, M. 1986. Feminist Criticism. Great Britain: The Harvester Press.

Indiyastini, T. (1998). Dewi Rengganis dan Dewi Ambarwati. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Istiana, I. I.. (2017). Cerita Rakyat di Jawa Tengah: Pemetaan Sastra di Eks-Karesidenan Pati. Semarang: Balai Bahasa Jawa Tengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Jane, L. P.. 1993). “Who is the ‘Other’?: A Postmodern Feminist Critique of Women and Development Theory and Practice.”Development and Change (SAGE, London, Newbury Park and New Delhi), Vol. 24, 439-464. https://doi.org/10.1111/j.1467-7660.1993.tb00492.x.

Kurniawan, E.. (1915). Cantik Itu Luka. Jakarta: Gramedia. Eight Edition.

Kurnia, N. (2016). Kisah Dewi Samboja. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Nurfaidah, R. (2016). Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Olthof, W. L. (2019). Babad Tanah Jawi: Mulai dari Nabi Adam sampai Runtuhnya Mataram. Yogyakarta: Narasi.

Reinharz, S. 2005. Metode-metode Feminis dalam Penelitian Sosial. Translated into Indonesian by Lisabona Rahman and J. Bambang Agung. Jakarta: Woman Research Institute.

Said, N. (2017). “Woman Supporting Ethics In Indonesia (The Ethical Analysis of Islamic Sufism of Queen Kalinyamat in Java, Indonesia).” International Journal of Business, Economics and Law, Vol. 13 (4), 107-112.

Sarup, M. (1993). An Introduction Guide to Postructuralism and Posmodernism. Second Edition. USA: University of Georgia Press.

Sungkowati, Y. (2011). “Legenda Dewi Rengganis,” in Antologi Cerita Rakyat Jawa Timur. Sura¬baya: Balai Bahasa Surabaya.

Tong, R. P. (2009). Feminist Thought: A More Comprehensive Introduction. Central Avenue, Boulder, Colorado: Westview Press. Third Edition.

Walby, S. (1990). Theorizing Patriarchy. USA: Basil Blackwell.

Wolf, N. (2002). The Beauty Myth: How Images of Beauty Are Used Against Women. New York: Harper Collins.




DOI: https://doi.org/10.21831/ltr.v20i2.35894

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




______________________

 

                               

 

__________________________________________________________________________________________________

 

Litera Journal is published by the Faculty of Languages, Arts, and Culture Universitas Negeri Yogyakarta in collaboration with Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia (HISKI)

 

RJI Main logo

 

      

The International Journal of Linguistic, Literature, and Its Teaching at http://http://journal.uny.ac.id/index.php/litera/ is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

 __________________________________________________________________________________________________ 

 

Flag Counter