STRATEGI KEBAHASAAN PRESIDEN JOKOWI DALAM MENANAMKAN IDEOLOGI DAN MANIFESTO PEMERINTAHAN
Abstract
DALAM MENANAMKAN IDEOLOGI DAN MANIFESTO PEMERINTAHAN
Rangga Asmara
FKIP Universitas Tidar
email: asmara@untidar.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi kebahasaan Presiden Jokowi dalam
menanamkan ideologi dan manifesto pemerintahan.Penelitian menggunakan analisis
wacana kritis model van Dijk. Sumber data penelitian adalah teks pidato Presiden Jokowi
berjudul Di Bawah Kehendak Rakyat dan Konstitusi. Pengumpulan data menggunakan
analisis dokumen dengan menelusuri struktur mikro dan makro. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat empat strategi kebahasaan, yaitu strategi leksikon, stilistika,
pronomina, dan sintaksis. Pada strategi leksikon dan stilistika ditemukan kosakata yang
bervisi kelautan dan kerja sehingga membedakannya dengan presiden sebelumnya dan
mencitrakan diri sebagai penjelmaan Soekarno. Pada strategi pronomina, Jokowi berusaha
mengacaukan struktur dan mengaburkan makna pronomina: saya, kami, kita, dan rakyat
sehingga membangkitkan
kemenyatuan. Pada strategi sintaksis digunakan kalimat positif
dan negatif untuk menokohkan diri (glorifikasi).
Kata kunci: strategi kebahasaan, ideologi, dan manifesto pemerintahan
PRESIDENT JOKOWI’S LANGUAGE STRATEGIES
IN INCULCATING THE IDEOLOGY AND GOVERNMENT’S MANIFESTO
Abstract
This study aims to describe President Jokowi’s language strategies in inculcating the
ideology and government’s manifesto. It employed van Dijk’s critical discourse analysis
model. The data source was Jokowi’s speech text entitled Di Bawah Kehendak Rakyat dan
Konstitusi. The data were collected using document analysis by tracing micro- and macrostructures.
The findings show that there are four language strategies, i.e. lexical, stylistic,
pronominal, and syntactic strategies. In the lexical and stylistic strategies, there are some
words referring to marine and work, distinguishing Jokowi from the former presidents and
creating his image as the incarnation of President Soekarno. In the pronominal strategy,
Jokowi tries to turn the structure upside down and to blur the meanings of the pronouns
saya, kami, kita, and rakyat in order to stimulate the unity. In the syntactic strategy, he
uses both positive and negative sentences for his glorification.
Keywords: language strategies, President Jokowi, ideology, government’s manifesto
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/ltr.v15i2.11836
Refbacks
- There are currently no refbacks.
______________________
__________________________________________________________________________________________________
Litera Journal is published by the Faculty of Languages, Arts, and Culture Universitas Negeri Yogyakarta in collaboration with Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia (HISKI)
The International Journal of Linguistic, Literature, and Its Teaching at http://http://journal.uny.ac.id/index.php/litera/ is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
__________________________________________________________________________________________________