Pengembangan perlindungan sosial kampung ramah anak di Kota Yogyakarta

Authors

  • Robertus Belarminus Suharta Department of Nonformal Education, Universitas Negeri Yogyakarta
  • Serafin Wisni Septiarti Department of Nonformal Education, Universitas Negeri Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.21831/jppm.v5i1.11313

Keywords:

perlindungan sosial, kampung ramah anak, social protection, child-friendly village

Abstract

Artikel ini bertujuan menjelaskan tentang Kampung Ramah Anak sebagai program perlindungan sosial yang dapat berkembang melalui pendekatan budaya dilaksanakan di Kelurahan Tegalejo Yogyakarta. Penelitian dengan metode kualitatif dengan FGD, observasi dan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan datanya. Data dianalisis secara deskriptif untuk diintepretasi kebermaknaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan sosial melalui program KRA merupakan konsep yang dibangun pemerintah Kota Yogyakarta untuk memenuhi hak hidup, belajar, perlindungan dan partisipasi anak dalam pembangunan. Secara kultur, masyarakat menanggapinya dengan prinsip kebersamaan, komitmen, mengintegrasikan makna ramah anak dalam bentuk berbagai kegiatan yang melibatkan orang tua, anak muda dan tokoh masyarakat. KRA dikembangkan melalui (1) mengucapkan deklarasi kawasan tanpa rokok dalam setiap pertemuan pengurus RW; (2) membangun keakraban orang tua-anak seperti kerjasama, persatuan, toleransi yang dibingkai dalam kegiatan yang inovatif, edukatif, menyenangkan seperti outbond, gerak tari dan seni tradisional.


Development of child friendly social protection in Yogyakarta City

 

Abstract

This article aims to explain about Child Friendly Village (KRS) as a social protection program that can develop through cultural approach implemented in Tegalejo Village Yogyakarta. Research with qualitative method with FGD, observation and in-depth interview as data collection technique. The data were analyzed descriptively to interpret their meaningfulness. The results showed that social protection through the KRA program is a concept developed by the Yogyakarta city government to fulfill the right to live, learn, protect and participate in development. Culturally, the community responds with the principle of togetherness, commitment, integrating the meaning of child-friendly in the form of various activities involving parents, young people and community leaders. KRA is developed through (1) declaring a non-smoking area declaration in every RW committee meeting; (2) establishing parent-child familiarity such as cooperation, unity, tolerance that is framed in innovative, educational, fun activities such as outbound, dance movements and traditional arts.

References

Aisyah, A. (2017). Partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kampung ramah anak melalui program inisiasi kampunge arek Suroboyo (KAS) di Kelurahan Jambangan Kecamatan Jambangan Kota Surabaya (Studi pada RT 7 dan RT 8 RW 3 Kelurahan Jambangan Kecamatan Jambangan Kota Surabaya). Publika, 5(3). Retrieved from http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/18955

Berns, R. (2010). Child, family, school, community : socialization and support. Belmont: Wadsworth/Cengage Learning.

Gengaje, A., & Ramadhani, F. (2014). Laporan pembangunan manusia 2014–Peluncuran global, implikasi lokal. Jakarta: United Nations Information Centre.

Himawati, I. P. (2013). Konstruksi sosial kampung ramah anak: (Studi fenomenologi atas implementasi program kampung ramah anak di RW 11 Kampung Badran Yogyakarta). Universitas Gadjah Mada. Retrieved from http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?act=view&buku_id=63417&mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&typ=html

Jazariyah, J. (2016). Kampung ramah anak gendeng sebagai alternatif pemenuhan hak berkembang pada anak usia dini. Golden Age Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 1(1), 27–38. Retrieved from http://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/index.php/goldenage/article/view/1270/1153

Setijanti, P., & Santoso, E. B. (2016). Factors that formed kampung ramah anak (KRA)/ Child-friendly kampoong based on children perception in Surabaya. International Journal of Engineering Research & Technology, 5(1), 159–167.

Setyawan, D. (2018). KPAI temukan 22 kasus penyalahgunaan anak selama kampanye Pilkada 2018. Retrieved April 30, 2018, from http://www.kpai.go.id/berita/kpai-temukan-22-kasus-penyalahgunaan-anak-selama-kampanye-pilkada-2018/

Spradley, J. P. (1979). The ethnographic interview. Holt, Rinehart and Winston.

Sugiyono, S. (2005). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, B. (2013). Perlindungan sosial bagi anak-anak miskin di perkotaan. In Child Poverty and Social Protection Conference (pp. 1–18). Jakarta. Retrieved from http://www.smeru.or.id/cpsp/Paper, Abstact, CV/0104_Bagong-paper.pdf

UNICEF. (2016). Laporan tahunan Indonesia 2016. UNICEF Indonesia.

Widiyanto, D. (2015, May). 20 kampung ramah anak ada di Yogya. Kedaulatan Rakyat. Retrieved from http://krjogja.com/

Downloads

Published

2018-03-29

How to Cite

Suharta, R. B., & Septiarti, S. W. (2018). Pengembangan perlindungan sosial kampung ramah anak di Kota Yogyakarta. JPPM (Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat), 5(1), 9–18. https://doi.org/10.21831/jppm.v5i1.11313

Issue

Section

Articles