The ODA Reform: Its Impact On The Relationship of Japan-Indonesia
Abstract
Sebagai negara terbesar nomor dua di bidang ekonomi (setelah AS), pilihan kebijakan politik luar negeri Jepang untuk menjadi negara donor terbesar (aid super power), dan bukannya sebagai negara super power secara politik sangat menarik untuk dipelajari. Paket bantuan Jepang untuk negara-negara berkembang, yang disebut ODA (Official Development Assistance), mengalami puncaknya pada tahun 1992 dan mengukuhkan negara ini sebagai negara donor terbesar di dunia.
Mulai tahun 2002 Jepang melakukan reformasi kebijakan ODA yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti insiden 911 dan penurunan tingkat perekonomian di dalam negeri. Hal ini sekaligus mengakhiri dominasi Jepang sebagai negara donor terbesar. Paper ini akan membahas reformasi ODA tersebut dan mengaitkan dampaknya terhadap Indonesia, sebagai negara penerima ODA terbesar, dan hubungan kedua negara ini pasca reformasi ODA.
Mulai tahun 2002 Jepang melakukan reformasi kebijakan ODA yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti insiden 911 dan penurunan tingkat perekonomian di dalam negeri. Hal ini sekaligus mengakhiri dominasi Jepang sebagai negara donor terbesar. Paper ini akan membahas reformasi ODA tersebut dan mengaitkan dampaknya terhadap Indonesia, sebagai negara penerima ODA terbesar, dan hubungan kedua negara ini pasca reformasi ODA.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/jep.v2i1.653
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Citation & Indexing:
This site is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International