Path, Portal, Place sebagai Strategi Penguat Karakter Aksesibilitas Wisata Candi Plaosan
Wiliarto Wirasmoyo, Program Studi Arsitektur, Universitas Teknologi Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia, Indonesia
Akbar Preambudi, Program Studi Arsitektur, Universitas Teknologi Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia, Indonesia
Abstract
ABSTRACT
Cultural tourism is a type of tourist attraction object based on the work of human creativity in the form of cultural heritage and cultural values that are still lively today. In the Klaten Regency Spatial Plan 2011-2031. Plaosan Lor Temple and Plaosan Kidul has been designated as a Cultural Conservation site as a tourist area, especially temple tourism with Prambanan Temples, Sojiwan Temples, Bubrah Temples, Lumbung Temples, Sewu Temples, Asu/Gana Temples, and Lor/Candirejo Temples. The development of a tourist attraction based on attraction must be supported by the component of accessibility and facilities, accessibility makes it easy for visitors to reach a tourist attraction while the facilities can meet the needs of visitors as long as they enjoy the attractions in a tourist attraction of their choice. The problem with reaching the Plaosan Temple tourist complex is the lack of wayfinding to reach the area. The research method used is using a qualitative rationalistic research framework, which focuses on individual perceptions in seeing, understanding and analyzing the concept of Path, Portal, Place in the Plaosan temple tourist area. This research begins with direct observation, including physical observations and activities based on the parameters and indicators that are formulated. Field observations include physical and activity observations. The results of the study are in the form of directions that can strengthen the achievement of accessibility to the Plaosan Temple tourist complex in order to improve the quality as one of the temple tourism destinations
ABSTRAK
Pariwisata budaya adalah jenis obyek daya tarik wisata yang berbasis pada hasil karya cipta manusia baik yang berupa peninggalan budaya maupun nilai budaya yang masih hidup sampai sekarang. Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten tahun 2011-2031. Candi Plaosan Lor dan Plaosan Kidul sudah ditetapkan menjadi situs Cagar Budaya menjadi satu kawasan wisata khususnya wisata candi dengan Candi Prambanan, Candi Sojiwan, Candi Bubrah, Candi Lumbung, Candi Sewu, Candi Asu/Gana, dan Candi Lor/Candirejo. Pengembangan suatu objek wisata dengan basis atraksi harus didukung oleh komponen aksibilitas dan fasilitas, aksebilitas memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk menjangkau suatu objek wisata sementara fasilitas dapat memenuhi kebutuhan pengunjung selama mereka menikmati atraksi di suatu objek wisata yang dipilihnya. Permasalahan terhadap pencapaian menuju Kompleks wisata Candi Plaosan adalah minimnya penanda untuk mencapai kawasan. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan kerangka penelitian rasionalistik kualitatif, yang berfokus pada persepsi individu dalam melihat, memahami dan menganalisis konsep Path, Portal, Placepada kawasan wisata candi Plaosan. Penelitian ini dimulai dengan pengamatan secara langsung, meliputi amatan fisik dan aktivitas berdasarkan parameter dan indikator yang di rumuskan. Pengamatan lapangan meliputi amatan fisik dan aktivitas. Hasil penelitian berupa arahan yang dapat memperkuat pencapaian aksesibilitas menuju Kompleks wisata Candi Plaosan agar dapat meningkatkan kualitas sebagai salah satud estinasi wisata Candi
Keywords
Full Text:
PDFReferences
D. Di. kebudayaan kementrian Pendidikan dan kebudayaan, “Pariwisata Budaya untuk Pelestarian Cagar Budaya.” .
P. Kabupaten, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten tahun 2011-2031. 2011.
D. F. Indriyani, P. S. Geografi, F. Geografi, and U. M. Surakarta, “Obyek Wisata Candi Di Kabupaten Klaten Jawa Tengah Tahun 2018,” 2018.
F. Noverianto, “Analisis Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Penunjang Pariwisata di Desa Sembungan,Kecamatan Kejajar ,Kabupaten Wonosobo,” 2018.
S. Abdulhaji and I. S. H. Yusuf, “Pengaruh atraksi, aksesibilitas, dan fasilitas terhadap citra objek wisata danau tolire besar di kota ternate,” Humano: Jurnal Penelitian, vol. 7, no. 2, pp. 134–148, Mar. 2017, doi: 10.33387/HJP.V7I2.317.
H. Shirvani, The Urban Design Process. New York: Van Nostrand Reinhold, 1985.
D. Carmona, Matthew, Urban Design Reader. Architectural Press is an inprint of Elsevier Linacre House, Jordan Hill, Oxford OX2 8 DP, UK., 2007.
K. Lynch, The Image Of The City. The M.I.T. Press, 1975.
D. Ratriningsih, “Arahan penataan kampung tradisional wisata batik kauman surakarta,” Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur, vol. 13, no. 2, pp. 116–128, Dec. 2017, doi: 10.21831/INERSIA.V13I2.17175.
B. A. Nugroho, “Identitas Kota: Pembangunan Imaji Kota melalui Karya Seni di Ruang Publik,” Jurnal Rupa, vol. 3, no. 1, p. 44, 2018, doi: 10.25124/rupa.v3i1.1328.
DOI: https://doi.org/10.21831/inersia.v17i2.43788
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Desrina Ratriningsih, Wiliarto Wirasmoyo, Akbar Preambudi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.