SENI YANG ABSOLUT MENURUT G.W.F. HEGEL (1770-1831)
Abstract
Ungkapan Hegel “yang benar itu yang menyeluruh (absolut)” berlaku juga dalam
seni. Seni mengungkapkan seluruh realitas yang fenomena, suatu kesatuan rasional dan
realitas, kesatuan bentuk dan materi. Persepsi Hegel tentang seni tidak lepas dari konsep
historisitas. Hegel memperlihatkan realitas sejarah seni dalam suatu tiga garis besar
historis: Seni Timur (yang memperlihatakan kesan simbolis); Seni Klasik (seni Yunani
dan Romawi, yang menampilkan suatu harmoni dan keseimbangan antara bentuk dan
materi); Seni Romantik (kondisi seni ketika zaman Hegel, di sini Hegel mengatakan
bahwa apa yang tersembunyi [batin] mempunyai kekuatan lebih daripada yang tampak
[lahir]). Hegel memberikan contoh: Seni Timur yang simbolis diperlihatkan dalam
bentuk arsitektur; Seni Klasik menampilkan keseimbangan bentuk dan materi yang
tertuang dalam karya lukis; dan puncak dari itu semua adalah Seni Romantik, yang
diperlihatkan dalam musik.
seni. Seni mengungkapkan seluruh realitas yang fenomena, suatu kesatuan rasional dan
realitas, kesatuan bentuk dan materi. Persepsi Hegel tentang seni tidak lepas dari konsep
historisitas. Hegel memperlihatkan realitas sejarah seni dalam suatu tiga garis besar
historis: Seni Timur (yang memperlihatakan kesan simbolis); Seni Klasik (seni Yunani
dan Romawi, yang menampilkan suatu harmoni dan keseimbangan antara bentuk dan
materi); Seni Romantik (kondisi seni ketika zaman Hegel, di sini Hegel mengatakan
bahwa apa yang tersembunyi [batin] mempunyai kekuatan lebih daripada yang tampak
[lahir]). Hegel memberikan contoh: Seni Timur yang simbolis diperlihatkan dalam
bentuk arsitektur; Seni Klasik menampilkan keseimbangan bentuk dan materi yang
tertuang dalam karya lukis; dan puncak dari itu semua adalah Seni Romantik, yang
diperlihatkan dalam musik.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v13i1.4050
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Supervised by
Our Journal has been Indexed by:
View My Stats