Meningkatnya jumlah penduduk maka mengakibatkan meningkatnya aktivitas antropogenik pada suatu wilayah. Salah satu permasalahan utama yang muncul seiring dengan perubahan aktivitas manusia adalah meningkatnya kebutuhan akan perumahan atau permukiman. Penduduk seringkali membangun tempat tinggal pada lahan yang tidak sesuai akibat semakin sempitnya lahan kosong yang dapat dijadikan area terbangun. Hal ini mengakibatkan maraknya penggunaan lahan di wilayah dengan kemiringan lereng di atas 20% sebagai lokasi untuk tempat tinggal. Bogor raya yang mencakup Kabupaten Bogor dan Kota Bogor merupakan wilayah yang mengalami pesatnya pertumbuhan permukiman dalam beberapa tahun terakhir. Oleh sebab itu, rencana tata ruang menjadi kontrol penting dalam mencegah adanya dampak negatif dari pertumbuhan permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rencana tata ruang pada pola kawasan permukiman terhadap kelerengan. Metode yang digunakan adalah overlay antara data DEMNAS dengan data spasial RTRW. Hasilnya menunjukkan bahwa di Kabupaten Bogor kesesuaian penetapan permukiman dengan kondisi kelerengan <25% mencapai 97,7% sedangkan pada Kota Bogor kesesuaiannya mencapai 99,17%.