Penerimaan Diri pada Ibu dengan Anak Tunagrahita

Dian Pertiwi Simamora,

Abstract


Setiap ibu menginginkan anaknya lahir dalam keadaan normal dan sehat, harapan muncul sejak anak masih di dalam kandungan, keadaan berbalik saat ibu mendengar diagnosis anaknya yang tunagrahita. Berbagai masalah psikologis dialami ibu sebelum akhirnya mencapai tahap penerimaan diri. Proses untuk dapat menerima keadaan diri sebagai ibu dari anak tunagrahita merupakan proses yang sulit. Setiap ibu memiliki proses dan cara masing-masing untuk mencapai tahap itu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran penerimaan diri pada ibu dengan anaknya tunagrahita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Hasil dari penelitian ini diambil dari tiga orang subjek secara purposive dengan kriteria ibu yang memiliki anak tunagrahita di SDN Gejayan Yogyakarta. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan member checking. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua subjek memiliki penerimaan diri yang baik. Ketiga subjek menunjukkan penerimaan diri terhadap kondisi yang dialami anak yaitu tunagrahita. Setiap subjek mengalami fase masing-masing untuk menuju tahap penerimaan. Fase tersebut adalah denial, anger, bargaining, depression, dan acceptance. Setiap subjek mengalami fase yang berbeda antara satu dengan lainnya. Fase penerimaan ini tidak selalu terjadi secara berurutan.

Keywords


penerimaan diri, tunagrahita, ibu, kualitatif

Full Text:

PDF

References


Chaplin, J. P. (2012). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Press.

Creswell, J. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J. (2015). Penelitian Kualitatis dan Desain Riset Memilih diantara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Devina, G., & Penny, H. (2016). Gambaran Proses Penerimaan Diri Ibu yang Memiliki Anak Tunagrahita. IJDS Vol. 3 No. 1, 44-52.

Faradina, N. (2016). Penerimaan Diri pada Orang Tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus. eJournal Psikologi Vol 4 No.4, 386.

Herdiansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.

Kübler-Ross, E. (2009). On death and dying: what the dying have to teach doctors, nurses, clergy and their own families. London: Routledge.

Mahabbati, Aini. (2009). Penerimaan dan Kesiapan Pola Asuh Ibu Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pendidikan Khusus Vol 5 No.2, 75-82.

Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan PendidikanAnak Berkebutuhan Khusus. Jilid 1. Depok:Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.

Mangunsong, F. (2011). Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus jilid kedua. Depok: LPSP3 UI.

Miyahara, M. (2008). Social Support for Developmental Disabilities: Theoretical Framework, Practice, and Research Agenda. New Zealand Journal of Disabilities Studies Vol 13, 14-23.

Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mukti, D. I., & Dewi, D. S. (2013). Hubungan antara religiusitas dengan penerimaan diri pada pasien stroke iskemik di RSUD Banjarnegara. Psycho Idea Volume 11 No. 2, 35-40.

Mulyadi, K., & Sutadi, R. (2014). Autism is Curable (Benar, Autisme dapat Disembuhkan). Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Ross, K. (2005). Death and Dying. (ed 8). Swiss: Medical school University Zurich




DOI: https://doi.org/10.21831/ap.v1i2.43145

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Our Journal is Indexed by:

Crossref 

e-ISSN: 2746-122X

 

Creative Commons License
Acta Psychologia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/acta-psychologia/.